Mohon tunggu...
Rendy Bagas P
Rendy Bagas P Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hutan Kota Srengseng, Hutan yang Dirindukan

17 Januari 2016   14:37 Diperbarui: 17 Januari 2016   15:02 1729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Tempat ini dibangun dengan sistem gali uruk (sanitary landfill). Metode ini dipilih karena lahan seluas 15,3 hektar tersebut dulunya merupakan tempat pembuangan sampah. Setelah sekian kali dilakukan gali uruk terbentuklah hamparan yang luas, bahkan bau busuk yang semula dikeluhkan warga hilang dengan banyaknya tanaman produktif yang ditanam di Hutan Kota Srengseng.

Keanekaragaman Hayati

Dalam kawasan ini tumbuh 65 spesies pohon besar dari berbagai jenis dan tipe. Yang dominan terlihat diantaranya pohon-pohon akasia, ketapang, flamboyan dan jati, juga terlihat pohon mahoni.

Selain pohon-pohon bertajuk tinggi, terdapat juga pohon-pohon yang lebih pendek seperti perdu dan tanaman merambat. Pohon-pohon ini membentuk hutan berstrata banyak, yang terdiri dari pohon bertajuk tinggi, menegah, tanaman permukaan tanah dan tanaman merambat.

Menurut pengelola, di Hutan Kota Srengseng kepadatan rata-rata tumbuhnya mencapai 2570 spesies perhektar. Pohon-pohon di kawasan ini terdiri dari pohon buah dan bunga  yang bisa mendatangkan serangga. Sehingga mengundang kawanan burung untuk tinggal dan menetap.

Hutan Kota Srengseng juga menjadi habitat berbagai satwa liar. Diantaranya jenis burung, tikus, reptil seperti ular, biawak dan kadal. Burung yang sering ditemukan di kawasan ini adalah burung raja udang dan burung emprit.

 

Sumber :

-          wikipedia

-          www.jurnalbumi.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun