Suara Termerdu
Terasa sepi dan lengang, dahulu
Silir angin mengalun bersama gerak kehidupan
Membawa syahdu, merasuk ke kalbu
Oh, indahnya sejuta kenangan
Kini tak lagi asyik
Dimana-mana ada yang mengganggu jiwa, hati, dan pikiran
Kenapa tak mereka biarkan?
Toh suara-suara itu yang sebenarnya menyesatkan dan membuat berisik
Para politikus penipu yang haus harta
Orang-orang gila, rajin mengumpat dan ngawur bicaranya
Atau eluhan para pezina yang menantang neraka
Setiap hari merusak indahnya dunia
Kemudian tiba-tiba kumerindu
Indahnya masa lalu
Saat muncul suara termerdu yang berkumandang lima waktu
Memanggil, mengajak, mengingatkan selalu
Membungkam semua suara-suara buruk itu
Menghentikannya, meski untuk sementara
Jawablah panggilan itu dengan sempurna
Niscaya ia akan menuntunmu menuju terangnya cahaya
Jakarta, 20 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H