Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keruh

16 Mei 2024   11:03 Diperbarui: 16 Mei 2024   11:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

Keruh

Pikiranku keruh

Suara-suara setan di telingaku riuh

Baca juga: Teman Tuk Selamanya

Tertawa, memaki, pun mengaduh

Hingga tatapanku tak bisa menyeluruh

Semuanya seakan bersorak gembira

Menertawakan gilanya dunia

Baca juga: Teguh Melawan

Mulai dari rusaknya moral dan hilangnya rasa malu

Hingga Negeriku yang dipermainkan para politikus penipu

Pemilu hanya formalitas buatan

Untuk memanfaatkan keluguan dan ketidaktahuan

Angka-angka suara itu tak lebih dari sekedar mainan

Yang bisa dibolak-balikkan

Entah apa yang menutupi mata mereka

Susahnya mencari sesuap nasi

atau sekedar terbuai indahnya pencitraan

Yang membutakan mata hati nurani

Duh, kapan rakyat bangkit dan sadar

Mungkin ketika ekonomi mulai menambah lapar

Lalu akhirnya nanti jatuh terkapar

Barulah mungkin mereka akan kembali ke jalan yang benar

Jakarta, 16 Mei 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun