Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 31, Kobaran Api) - Serangan Balik

21 April 2024   11:27 Diperbarui: 21 April 2024   11:28 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Eh, Rentaka ?" tanya prajurit dari belakang lampu mercusuar.

            "Ya, itu namanya, tapi setahuku senjata itu masih dalam tahap pengembangan oleh Malaka dan Samudera," jelas Malamo.

            "Wah, hebat juga ya mereka, untung kita sekutu."

            "Karena Allah, kita bersatu karena Allah anak muda, kau belum melihat kekuatan penuh Mataram kalau begitu.. Tak perlu terkejut dengan hal semacam itu, hmm kalau saja dia kemari lagi, pasti aku akan..." tak sempat melanjutkan kata-katanya, sesuatu yang hitam tampak semakin mendekat ke arah kapal yang terbakar di dekat bibir pantai.

            Panglima Malamo segera mengarahkan teropong ke kapal yang terbakar terutama ke arah pria kekar yang tadi menembakkan Rentakanya.

            "Kapalnya seperti berbelok ke arah selatan.. Ah, mereka akan menyusuri pantainya! Panglima!" ucap prajurit agak keras

            "YA! YA! Aku tahu! Sebentar, ia belum menurunkan tangannya, sepertinya ia masih ingin kita menunggu..." ujar Malamo tak sabar

            "Aku percaya anak muda, aku percaya kepada komandan kapal itu, dan sepertinya aku tahu siapa dia.. hmm, tapi itu dulu sekali, kukira dia sudah pensiun sekarang..." tambahnya.

            "Pastilah ia orang yang sangat cerdas karena bisa mendapatkan kepercayaanmu Panglima!" ucap prajurit.

            "..Atau sangat berpengalaman..." terompah terpegang sangat erat di tangan kiri Malamo, sementara tangan kanan terus memaku teropongnya.

            Kembali ke ujung selatan, Abdi terus melihat dari kejauhan namun tak kunjung nampak cahaya ledakan atau apapun juga. Hanya terlihat kapal yang terbakar itu berbelok ke arah selatan untuk menyusuri bibir pantai. Abdi langsung paham maksud dari gerakan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun