"Eh.. Ayo Di..." dengan sedikit sempoyongan Dalem mengikuti langkah Abdi. Dapur berada di dekat buritan kapal, sehingga mereka harus berjalan ke arah belakang melewati kamar-kamar yang terletak diantara kamar kapten hingga dapur.
      "Kamar kedua sesudah kamar mandi sebelah tengah, ini kamar dokter. Hmm.. di bawahnya gudang obat-obatan," ucap Abdi melihat tangga ke arah bawah di sudut setelah kamar mandi tengah, menghafalkan seluruh ruangan.
      "Ruang koki dan petugas kebersihan berada di dekat dapur, hmm.. yang paling pertama dibangunkan nanti.. Ah biasanya subuh mereka bangun semua kok," Abdi melihat-lihat sepanjang lorong.
      "Ada suara adzan kok Di, pasti bangun," Dalem menyahut dari belakang.
      "Iya, betul. Eh kayaknya belum ditutup jendela-jendelanya Lem..."
      Pintu dapur dibuka Abdi dan benar saja seluruh jendela yang berbentuk bulat masih terbuka, hanya jendela yang ke arah kamar mandi dan ruang kebersihan saja yang ditutup.
      "Ayuk kita tutup dulu semua."
      "Hmm..." Dalem hanya bergumam sambil menuju jendela dekat kompor.
      Abdi menutup jendela di sebelah tempat cuci piring dan melihat sisa-sisa minyak serta bahan makanan yang tersisa. Di ujung, sepertinya jendela yang berada agak jauh di atas belum ditutup. Abdi mencari pijakan untuk meraihnya.
      BRAK!
      "Hati-hati Lem!" Abdi melihat ke belakang.