"Pasti di sekitar sini banyak orang Melayu dan Melanau. Mereka dari dulu memegang teguh Islam," jelas Imam Hassan sambal melihat ke sekitar.
      "Atau.. memang Allah telah memberi hidayah melalui dakwah Islam, karena dulunya mereka dijajah oleh kaum kafir," lanjutnya masih melihat sekeliling.
      "Sebelum Universitas nanti banyak pemukiman yang cukup padat dan diisi campuran berbagai suku bangsa, yang terbanyak dari Cina."
      Benar saja, tak berapa lama kemudian mereka melihat perkampungan di sebelah kiri dan kanan bukit. Dari jauh memang terlihat orang-orangnya berkulit kekuningan dan sedikit lebih cerah daripada mereka.
      "Wah, mereka mayoritas ya Imam Hassan? Berarti pemerintahannya dipegang oleh mereka? Bukannya Sarawak itu ada di bawah Malaka?" Abdi tiba-tiba mengeluarkan buku catatannya.
      "Sudah mulai mencatat lagi rupanya Di?" senyum Imam Hassan sambil terus melangkah.
      "Ya Sarawak ada di bawah Malaka dan pemerintahan dipegang oleh kita, kaum muslimin. Namun demikian faktanya memang umat Islam jumlahnya kalah dibandingkan umat nasrani di sini," lanjutnya.
      "Allah memberikan kepada umat Islam kepemimpinan di sini dan kita sebagai umat yang rahmatan lil alamin menegakkan hukum dengan adil. Bagi mereka umat nasrani maka diwajibkan untuk menjalankan apa-apa yang diperintahkan Allah di dalam injil, kitab mereka sendiri."
      "Bila terjadi kejahatan dan pelakunya adalah orang nasrani maka mereka akan mendapatkan hukuman sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab suci mereka."
      "Tahukah kalian apa hukuman bagi Penyihir, anak yang sangat nakal dan tidak patuh kepada kedua orang tuanya, serta pezina dalam Injil?" tanyanya tiba-tiba.
      "Eh, apakah sama Imam?" Abdi balik bertanya, penanya teracung di sisi kanan.