"Lupa aku kalau kita berlatih Merpati Putih, Alhamdulillah cukup berguna..." senyumnya lebar ketika ia menatap Dalem dari samping.
      Tangan kiri Dalem yang lecet sudah diperban, sepertinya ia tahu tempat apa ini. Abdi berusaha bangun dan menuju ke arah pintu sebelum ia mendengar suara lain dari luar, "Ah, maaf payung saya ketinggalan. Jadi saya perlu masuk.."
      "Ah, sile Komandan..."
      Abdi seperti pernah mendengar suara itu, entah di dalam mimpi atau di sebuah tempat jauh yang pernah disinggahinya. Pintu pun terbuka, cahaya lampu dari luar masuk ke dalam. Sesosok tubuh yang kekar dengan baju sangat rapi berdiri di depan pintu. Sama seperti Abdi, ia pun terhenti langkahnya. Mereka saling memandang satu sama lain. Setelah beberapa saat, senyum tampak tersungging di bibir pria kekar tadi. Ia pun masuk dan cahaya dari luar menampakkan seluruh siluetnya.
      Tak percaya dengan apa yang dilihat kedua matanya, Abdi hanya bisa membuka mulut lebar-lebar namun tak tahu harus berkata apa. Sebelum ia dapat mengeluarkan kata-kata, pria kekar tadi segera berucap,
"Alhamdulillah Abdi, kau sudah siuman," ia pun maju dan menepuk bahu kiri Abdi.
      "Dalem sudah terbangun duluan tadi sore dan menceritakan semuanya kepada kami."
      "Tak usah khawatir, semua akan baik-baik saja. InsyaAllah..."
      "Ah.. Eh.. Dalem sudah..."
      "Yap, dia sudah terbangun duluan sore tadi. Sobatmu itu kuat memang, Alhamdulillah..." pandangan pria ini mengarah ke tempat tidur tempat Dalem tertidur pulas.
      "I..iya dia memang.. eh.. bagaimana dengan Pak Affar!?" tanya Abdi.