Setelah turun satu lantai ia berjalan ke lorong menuju luar gedung dan melihat tanda ke arah bawah bertuliskan 'TANDAS'. Rupanya ada tangga menuju ke bawah. Letak kamar kecil tidak tepat di bawah tangga, namun ada di ujung lorong yang cukup jauh. Abdi berjalan menyusurinya menuju kamar kecil yang tampak sepi. Suara penceramah terdengar samar dari bawah dan sepertinya ada suara-suara lain di ujung lorong, yang mungkin hanya perasaannya saja. Dari jauh ia melihat pintu kamar mandi sedikit terbuka. Mungkin yang terakhir masuk tadi lupa untuk menutupnya, begitu pikir Abdi sebelum kembali melanjutkan langkah. Kali ini ia mendengar suara lain yang jelas bukan berasal dari atas tapi dari arah depan. Seperti suara beberapa orang yang berkelahi. Abdi sempat berpikir kamar kecil sedang dibersihkan atau diperbaiki, sebelum beberapa suara yang lebih keras terdengar.
      BRAK!
      DUG! DUG! DUG!
      Abdi segera menghentikan langkah. Suara itu begitu keras terdengar setelah jarak sepuluh meter dari pintu. Tak tahan, ia pun mengeluarkan suaranya.
      "Si.. SIPA DI DALAM!?" agak kaget dengan suaranya sendiri ia salah berucap dan mengulanginya.
      "SIAPA DI DALAM?!" tiba-tiba suara di dalam berhenti, tujuh meter dari kamar kecil, terdengar suara seperti nafas tersengal-sengal di dalam.
      Lima meter, dan Abdi bisa mendengar dengan jelas suara seseorang.
      "Ayo Ting.. tinggalkan saja di.. dia!"
      "Yang ini masih belum tertidur!!" ucap suara satunya.
      Tiga meter, sebelum Abdi sempat mengucapkan beberapa kata yang enggan keluar dari kerongkongannya, suara yang amat lantang dan dikenalnya terdengar begitu kuat.