Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 11, Pertempuran Laut) - Penyu Hitam

23 Maret 2024   10:50 Diperbarui: 23 Maret 2024   10:56 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: editan penulis sendiri dari bahan di freepik.com

            Para prajurit memimpin rombongan untuk segera bersiap mendorong sekoci ke atas. Abdi dan Dalem membantu pedagang merapikan barang bawaannya agar muat masuk ke dalam sekoci.

            "Terpal hitam panjang ini apa sih? Dibawa gak Di?" tanya Dalem melihat terpal di bawahnya.

            "Tutupi sekoci dengan terpal ini, ayo!" ujar salah seorang prajurit yang bersama mereka. Terpal hitam pun dinaikkan menutupi bagian atas sekoci.

            Abdi langsung paham, "Wah, gak bakal kelihatan kalau malam berarti..." yang langsung dibalas prajurit kedua sambil merapikan ujung terpal di dekat tepian sekoci "Yup, betul sekali, kita sandikan dengan penyu hitam..."

            "Ah, pantesss...oke.. oke..." Abdi membalas ucapan prajurit tadi sambil ikut memegang tepian sekoci, bersiap mendorongnya ke atas sambil menaiki tangga di sebelah kanan.

            Setelah beberapa saat, sekoci mereka pun siap, satu prajurit berada di depan dan satu lagi berada di belakang, sementara penumpang sekoci berada di samping kiri dan kanan.

            "Oke, kita dorong bersama, 1... 2... 3!" sekoci pun perlahan naik ke atas, namun agak tak seimbang.

            "Sepertinya agak ke serong ke kiri, aduh, untung gak begitu licin!" ucap Abdi.

            Prajurit paling belakang segera beralih memegang tepian sekoci sebelah kiri, sementara itu Dalem mencengkeram kuat sisi sebelah kanan agar tidak bergeser lagi ke arah kiri. Jika gagal naik, mereka bisa membahayakan yang lain terutama sekoci di belakang. Tidak begitu susah, setelah seimbang karena prajurit paling belakang berpindah posisi, mereka akhirnya berhasil menaikkan sekoci ke atas dek. Sekoci pun langsung di dorong menuju pinggir Kapal. Beberapa bulir tetes hujan terasa menjatuhi bagian atas kepala Dalem, agak licin di luar. "Wah, untung licinnya gak sampai dalam ya Lem" ucap Abdi sembari kembali melihat ke arah pintu yang terbuka, menunggu sekoci berikutnya keluar. Ternyata belajar dari kesalahan sekoci sembilan, sekoci nomor delapan dan berikutnya berusaha menyeimbangkan terlebih dahulu komposisi barang bawaan sebelum mendorong kapal ke atas. Beberapa prajurit tampak berkumpul di pinggir kapal mengangkat papan cukup panjang yang bersirip di bagian pinggir. Di sebelah mereka tampak dua sekoci yang telah ditutup terpal hitam namun bagian belakangnya agak menonjol ke atas. Ternyata sudah ada dua sekoci lain di sini, Abdi dan Dalem tidak menyadari karena sibuk melihat yang lain menuju ke atas.

            "Isinya apa ya Lem? Barang-barang para prajurit kah?" tanya Abdi.

            "Agak besar kayaknya Di, mungkin barang penting," Dalem asal menjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun