Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ambiguitas Ideologi dan Fungsinya sebagai Alat bagi Penguasa

2 Januari 2024   12:20 Diperbarui: 2 Januari 2024   12:20 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penguasa dan ideologi. Sumber: freepik.com

            Demokrasi sendiri menjadi pemenang pada akhirnya karena menyelipkan satu hal yang tak ada dalam komunisme, kebebasan. Komunisme yang mengedepankan kesetaraan kalah dengan demokrasi yang memberikan harapan akan kebebasan. Perasaan tentindas kala itu, yang banyak dirasakan oleh manusia-manusia di seluruh dunia akhirnya mengarahkannya lebih kepada keinginan untuk bebas ketimbang setara.

            Sayang pada prakteknya demokrasi lebih dijadikan sebagai alat supaya dunia ketiga saat itu mengikuti dunia pertama. Dunia pertama tentu adalah Amerika Serikat, Britania Raya, dan sekutunya. Dunia kedua adalah Uni Soviet, Tiongkok, dan sekutunya. Lalu Anda bisa menebak kan apa itu Dunia ketiga?

            Dunia Ketiga merujuk kepada negara-negara yang sebagian besar mengalami kolonisasi di wilayah seperti Afrika, Amerika Latin, Oseania, dan Asia. Istilah ini juga sering dikaitkan dengan anggota Gerakan Non-Blok. Menurut teori ketergantungan yang dikemukakan oleh para pemikir seperti Ral Prebisch, Walter Rodney, Theotonio dos Santos, dan Andre Gunder Frank, Dunia Ketiga dianggap sebagai kelompok negara "pinggiran" yang cenderung dikuasai oleh negara-negara "inti" dalam struktur ekonomi global. Dalam konteks ini, negara-negara pinggiran tersebut menghadapi ketidaksetaraan ekonomi yang dihasilkan oleh sistem ekonomi dunia.

             Jadi bisa disimpulkan secara garis besar, ideologi Demokrasi diusung oleh Dunia Pertama yakni Amerika Serikat, Inggris, dan sekutu yang memenangkan perang dunia kala itu.  Sedangkan ideologi Komunisme diusung oleh Dunia Kedua yakni Uni Soviet, Tiongkok, dan sekutunya. Sedangkan dunia ketiga menjadi ladang pertempuran antara keduanya untuk diperebutkan.

             Apa arti dunia ketiga? Berjalannya pengaruh masing-masing Dunia saat itu karena penguasaan terhadap dunia ketiga berarti juga jaminan terhadap sumber daya yang besar termasuk diantaranya yang paling terpenting adalah ekonomi. Pasar terhadap barang-barang produksi yang dihasilkan juga terjamin dengan sangat baik. Dunia ketiga lalu juga mendapatkan eksploitasi yang sangat raskus dari mereka-mereka yang berada di kalangan elite.

             Nah, dari sini kita bisa secara singkat melihat gambaran bagaimana ideologi digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi dan menguasai. Di dunia modern, demokrasi lebih banyak digunakan oleh Barat untuk menjaga kepentingannya sendiri. Mulai dari mempengaruhi pemerintahan negara-negara lain, menguasai perdagangan minyak bumi dan sumber-sumbernya, hingga invasi ke Timur Tengah serta menyebarkan konsep terorisme sebagai musuh demokrasi.

Ideologi sejati

            Masih ingat pertanyaan di atas? Bagaimana kalau terjadi hubungan seks suka sama suka? Dasar apa yang digunakan? Apakah moral?

            Sebelum menjawabnya kita kembali lagi ke Pancasila, yakni sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Nah, di sila pertama ini sudah jelas sebenarnya bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan oleh manusia harus berdasarkan ketuhanan. Sehingga seluruh sila berikutnya yakni Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, hingga Keadilan Sosial harus berdasarkan atas Ketuhanan.

            Hal ini menjelaskan bahwa agama yang dianut oleh pemeluknya, yang diturunkan oleh Tuhan yang menjadi batasan, bukan atas pendapat manusia. Pendapat manusia bisa berbeda-beda namun apa yang diturunkan Tuhanlah yang menjadi ukuran benar dan salahnya. Pertanyaan lain muncul, bagaimana dengan mereka yang berbeda agama? Itulah pentingnya keberadaan pemimpin yang adil dan bijaksana.

            Pemimpin menjadi teladan dalam suatu negeri, bisa saja ia menjatuhkan hukuman sesuai agama yang dianutnya atau bisa juga dia mempersilahkan orang yang berbuat kejahatan itu dihukum sesuai dengan agama yang dianutnya. Bagaimana hasil kesepakatan bersama diantara mereka tanpa meninggalkan Tuhan sebagai pemilik-Nya. Pada dasarnya hukum yang berlaku berdasarkan perintah Tuhan secara umum adalah nyawa dibalas)dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka demikian pula ditimpakan serupa dengan yang melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun