Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Teriknya Indonesia dan Tingginya Anomali Suhu November 2023

6 Desember 2023   09:04 Diperbarui: 7 Desember 2023   08:45 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Cuaca yang cukup teril. (sumber gambar: freepik.com)

Perbedaan suhu udara rata-rata bulan November 2023 terhadap bulan sebelumnya (Oktober 2023) dari 161 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia secara umum menunjukkan peningkatan suhu (nilai positif). Peningkatan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Komodo - NTT sebesar 1,6 C, sementara penurunan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Dabo - Dabo sebesar -1,3 C.

Data ini memberikan gambaran tentang tren suhu udara yang cenderung meningkat pada bulan November 2023, dan peningkatan suhu ini perlu mendapat perhatian khusus dalam konteks perubahan iklim global dan dampaknya terhadap cuaca regional.

Dalam bulan November 2023, sejumlah lokasi di Indonesia mengalami anomali suhu yang signifikan, melebihi satu derajat Celsius dari nilai normalnya sejak pengamatan dimulai pada tahun 1981. 

Anomali suhu ini dapat memberikan gambaran tentang kondisi cuaca yang ekstrem dan potensial dampaknya terhadap lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa lokasi dan nilai anomali suhu bulan November 2023:

  • Palembang: 1,0 derajat Celsius
  • Bengkulu: 1,0 derajat Celsius
  • Manado, Sulut: 1,0 derajat Celsius
  • Makassar: 1,0 derajat Celsius
  • Kapuas Hulu, Kalbar: 1,0 derajat Celsius
  • Kotawaringin, Kalbar: 1,0 derajat Celsius
  • Priok, Jakut: 1,1 derajat Celsius
  • Barito Utara, Kalteng: 1,1 derajat Celsius
  • Budiarto, Banten: 1,1 derajat Celsius
  • Jakarta Pusat: 1,1 derajat Celsius
  • Kota Tangerang: 1,0 derajat Celsius
  • Malang: 1,0 derajat Celsius
  • Citeko, Bogor: 1,1 derajat Celsius
  • Majene, Sulbar: 1,1 derajat Celsius
  • Kepulauan Bangka Belitung: 1,2 derajat Celsius
  • Lampung Selatan: 1,2 derajat Celsius
  • Luwu Utara, Sulsel: 1,1 derajat Celsius
  • Bima, NTB: 1,1 derajat Celsius
  • Ternate: 1,1 derajat Celsius
  • Bawean, Gresik: 1,2 derajat Celsius
  • Surabaya: 1,2 derajat Celsius
  • Toli-Toli, Sulteng: 1,2 derajat Celsius
  • Palu, Sulteng: 1,2 derajat Celsius
  • Luwuk Selatan, Sulteng: 1,2 derajat Celsius
  • Pesawaran, Lampung: 1,3 derajat Celsius
  • Minahasa Utara, Sulut: 1,3 derajat Celsius
  • Halmahera Selatan: 1,3 derajat Celsius
  • Ketapang, Kalbar: 1,3 derajat Celsius
  • Bandung: 1,3 derajat Celsius
  • Krajan, Malang: 1,3 derajat Celsius
  • Biak, Papua: 1,3 derajat Celsius
  • Kepulauan Sula, Malut: 1,3 derajat Celsius
  • Pondok Betung, Tangerang: 1,4 derajat Celsius
  • Tanah Tinggi, Tangerang: 1,4 derajat Celsius
  • Pasuruan: 1,3 derajat Celsius
  • Tegal, Jateng: 1,4 derajat Celsius
  • Semarang Barat: 1,4 derajat Celsius
  • Sako, Palembang: 1,6 derajat Celsius
  • Kecamatan Siliwangi, Semarang: 1,6 derajat Celsius
  • Kepulauan Sangihe, Sulut: 1,4 derajat Celsius
  • Sumbawa, Sulut: 1,4 derajat Celsius
  • Kota Semarang: 1,5 derajat Celsius
  • Madura, Jatim: 1,6 derajat Celsius
  • Jayapura, Papua: 1,6 derajat Celsius
  • Kota Alam, Lampung Utara: 1,7 derajat Celsius
  • Kotabaru, Kalsel: 1,7 derajat Celsius
  • Sidoarjo, Jatim: 1,7 derajat Celsius
  • Nganjuk, Jatim: 1,7 derajat Celsius
  • Mapenget, Manado, Sulut: 1,7 derajat Celsius
  • Majalengka, Jawa Barat: 1,9 derajat Celsius

Data ini mencerminkan bahwa sejumlah besar wilayah di Indonesia mengalami peningkatan suhu yang cukup besar pada bulan November 2023. 

Peningkatan suhu seperti ini dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk pertanian, ketersediaan air bersih, dan kesehatan masyarakat. 

Untungnya musim hujan sudah mulai di beberapa wilayah di Indonesia. Namun demikian pemantauan dan mitigasi yang cermat perlu dilakukan untuk menghadapi konsekuensi perubahan suhu ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun