Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kata-kata Kasar dan Umpatan: Benih Perilaku Kekerasan di Kalangan Siswa

29 September 2023   11:47 Diperbarui: 30 September 2023   17:21 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah landasan masa depan bagi anak-anak kita. Ini adalah proses yang seharusnya membekali mereka dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang akan membantu mereka menjadi warga yang berkontribusi dan beradab dalam masyarakat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan tren yang cukup mengkhawatirkan dalam pendidikan kita: peningkatan penggunaan kata-kata kasar dan umpatan di kalangan siswa. Lebih jauh lagi, kita perlu mempertimbangkan bagaimana hal ini dapat berkontribusi pada perilaku kekerasan di antara siswa.

Kata-kata kasar dan umpatan bukanlah hal yang baru dalam budaya remaja. Mereka mungkin telah menjadi bagian dari interaksi sehari-hari di kalangan remaja selama bertahun-tahun. Namun, apa yang tampaknya berubah adalah frekuensi dan intensitas penggunaannya. Penggunaan kata-kata kasar dan umpatan tidak lagi terbatas pada lingkungan sebaya. Mereka merembes ke dalam lingkungan pendidikan dan bahkan dapat menjadi pemicu dalam perilaku kekerasan. Apalagi di era informasi seperti sekarang ini, seluruh media yang ada, terutama yang dapat diakses secara mandiri, sayangnya banyak yang mengajarkan kata-kata kasar dan umpatan. Hal yang pasti segera ditiru oleh anak-anak dan remaja karena memang begitulah naluri pada fase tumbuh kembangnya.

Pentingnya Bahasa dalam Pembentukan Karakter

Bahasa adalah salah satu alat utama yang digunakan manusia untuk berkomunikasi, dan komunikasi adalah kunci dalam membentuk karakter dan hubungan. Ketika bahasa yang digunakan adalah kata-kata kasar dan umpatan, kita memberikan sinyal yang merugikan kepada generasi mendatang. Ini bukan hanya masalah kata-kata, tetapi juga perwujudan dari bagaimana kita berpikir dan merasakan. Kata-kata memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perilaku, dan perilaku itu sendiri dapat menjadi cikal bakal tindakan.

Kata-kata memiliki peran yang kuat dalam membentuk karakter seseorang. Cara seseorang berbicara, kata-kata yang mereka pilih, dan cara mereka mengkomunikasikan pemikiran dan perasaan mereka dapat memengaruhi berbagai aspek karakter mereka. Berikut adalah beberapa cara bagaimana kata-kata membentuk karakter:

Ekspresi Nilai dan Prinsip: Cara seseorang berbicara sering mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mereka pegang. Kata-kata yang mereka gunakan dapat menggambarkan apakah mereka memegang nilai-nilai seperti kejujuran, kebaikan, dan integritas, atau sebaliknya.

Pengaruh pada Sikap Mental: Kata-kata yang digunakan seseorang dapat mempengaruhi sikap mental mereka. Kata-kata positif dan kata-kata dukungan dapat membantu membangun sikap yang positif, sementara kata-kata negatif atau merendahkan dapat mengarah pada sikap yang pesimis atau negatif.

Pengaruh pada Perilaku: Cara seseorang berbicara dapat memengaruhi perilaku mereka. Kata-kata yang menciptakan motivasi, dukungan, dan semangat dapat mendorong tindakan positif. Sebaliknya, kata-kata yang merendahkan atau memotivasi dengan negatif dapat mengarah pada perilaku yang destruktif atau tidak baik.

Pengaruh pada Hubungan: Cara seseorang berbicara juga memiliki dampak besar pada hubungan interpersonal. Kata-kata kasar, umpatan, atau berbicara dengan tidak hormat dapat merusak hubungan dan menciptakan ketidakpercayaan. Di sisi lain, komunikasi yang penuh kasih dan hormat dapat memperkuat hubungan.

Pengaruh pada Resolusi Konflik: Cara seseorang mengungkapkan ketidaksetujuan atau mengelola konflik melalui kata-kata dapat memengaruhi seberapa efektif mereka dalam menyelesaikan masalah. Komunikasi yang baik dapat membantu menemukan solusi yang memadai, sementara kata-kata yang merendahkan atau kasar dapat memperburuk konflik.

Pengaruh pada Diri Sendiri dan Orang Lain: Cara seseorang berbicara juga berdampak pada diri mereka sendiri dan orang lain di sekitar mereka. Kata-kata dapat mengangkat semangat seseorang atau merendahkannya. Mereka dapat memberdayakan atau meremahkan.

Pengaruh pada Persepsi Diri: Cara seseorang berbicara terhadap diri mereka sendiri juga berpengaruh pada persepsi diri mereka. Kata-kata positif dan penuh kasih dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri, sementara kata-kata negatif atau merendahkan dapat merusaknya.

Penggunaan Kata-kata Kasar: Awal dari Kekerasan

Tentu saja, tidak semua siswa yang menggunakan kata-kata kasar akan menjadi pelaku kekerasan. Namun, penting untuk diingat bahwa kata-kata tidak hanya sekadar kata-kata. Mereka mencerminkan sikap dan perasaan yang mendasari. Penggunaan kata-kata kasar dapat menjadi ekspresi ketidakpuasan, kemarahan, atau frustrasi. Dan jika tidak ada kendali atau pengaturan yang efektif dalam melawan penggunaan kata-kata tersebut, mereka dapat dengan mudah berkembang menjadi perilaku fisik.

Dampak Psikologis dan Sosial

Penggunaan kata-kata kasar dan umpatan juga dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan pada siswa. Mereka yang sering terpapar dengan kata-kata kasar atau umpatan mungkin mengalami tingkat stres yang lebih tinggi. Mereka bisa merasa terancam, tidak dihormati, dan merasa rendah diri. Dalam beberapa kasus, ini dapat mengarah pada perasaan marah atau bahkan depresi.

Penggunaan kata-kata kasar dan umpatan juga dapat mempengaruhi hubungan sosial siswa. Teman-teman atau teman sebaya mungkin menjauhi mereka karena perilaku kasar ini, yang kemudian dapat memicu perasaan isolasi sosial. Ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa beberapa siswa yang merasa terisolasi atau terpinggirkan akhirnya terlibat dalam perilaku kekerasan.

Bagi mereka yang beragama Islam, telah diperingatkan pula bahayanya mereka yang suka mengumpat dan mencela. Di surat Al-Humazah, diperingatkan azab yang akan diperoleh di akhirat nanti, dimasukkan ke dalam neraka Hutamah, yakni neraka yang membakar sampai ke hati. Tentu Sang Pemilik langit dan Bumi tidak memberi peringatan tersebut tanpa alasan yang juga baik bagi manusia itu sendiri sebagai Hamba-Nya.

Peran Pendidikan dan Kesadaran

Pendidikan memainkan peran penting dalam mengatasi masalah ini. Sekolah harus aktif dalam mengedukasi siswa tentang dampak kata-kata kasar dan umpatan, tidak hanya dari perspektif etika dan moral, tetapi juga dari perspektif psikologis dan sosial. Program-program anti-pelecehan dan anti-kekerasan harus lebih ditingkatkan dalam kurikulum pendidikan.

Kesadaran juga harus ditingkatkan di kalangan orang tua. Mereka harus menjadi peran model dalam penggunaan bahasa yang sopan dan bijak. Selain itu, mereka juga perlu berbicara dengan anak-anak mereka tentang pengaruh negatif dari kata-kata kasar dan umpatan, dan bagaimana itu dapat merusak hubungan dan peluang di masa depan.

Pendidikan dapat menjadi filter bagi hal-hal di masa remaja yang buruk. Segala sesuatu yang negatif dari media sosial dapat disaring dengan sekasama terutama, karena ini adalah yang paling efektif dalam menyebarkan kata-kata, sikap, dan perilaku yang ddengan segera ditiru oleh anak-anak dan para remaja.

Terakhir, yang paling terpenting, pendidikan tidak hanya ada di bangku-bangku sekolah saja, pun di ruang-ruang sosial tempat mereka nongkrong, tempat makan, ruang tamu, hingga tempat tidur masing-masing di dalam wilayah keluarga. Pendidikan bagi anak dan remaja juga di rumah-rumah mereka masing-masing. Orang tua masa kini, yang turut terjebak dalam kesibukan dan gawai masing-masing, turut andil dalam menghilangkan mekanisme filter dalam pendidikan itu sendiri.

Penggunaan kata-kata kasar dan umpatan di kalangan siswa bukan hanya masalah sepele. Ini adalah tanda peringatan bahwa ada masalah yang lebih besar di baliknya. Perilaku kekerasan bisa dimulai dari kata-kata, dan kita harus mengambil tindakan sekarang untuk mengatasi masalah ini. Pendidikan, kesadaran, dan peran model dalam menggunakan bahasa yang positif adalah langkah-langkah penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung perkembangan karakter yang baik di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun