Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengubah Masa Depan Melalui Pertanian Berkelanjutan

29 September 2023   09:34 Diperbarui: 29 September 2023   12:31 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu bahaya besar dari penggunaan pestisida adalah dampak negatifnya terhadap lingkungan. Pestisida dapat mencemari tanah dan air, meracuni kehidupan akuatik, dan membunuh serangga yang penting untuk polinasi tanaman. Penggunaan berlebihan atau tidak tepat pestisida juga dapat menyebabkan perkembangan resistensi hama terhadap pestisida, yang pada gilirannya mengarah pada penggunaan pestisida yang lebih kuat dan berbahaya.

Tidak hanya itu, paparan manusia terhadap residu pestisida dalam makanan juga menjadi perhatian kesehatan. Beberapa pestisida dapat memiliki efek negatif terhadap kesehatan manusia, terutama jika terpapar dalam jangka panjang atau dalam jumlah besar.

Ketergantungan pada bahan kimia berbahaya juga dapat menghancurkan keanekaragaman hayati. Serangga, burung, dan makhluk lain yang vital untuk ekosistem pertanian dapat terancam keberadaannya akibat paparan berlebihan terhadap bahan kimia.

Rekayasa Genetika dalam Pertanian: Kemajuan atau Ancaman?

Selain penggunaan pestisida dan pupuk kimia, dunia pertanian modern juga telah menyaksikan perkembangan yang cepat dalam rekayasa genetika. Rekayasa genetika makanan, sering disebut sebagai GMOs (genetically modified organisms), melibatkan manipulasi genetik organisme untuk menghasilkan sifat-sifat tertentu dalam makanan atau tanaman yang dikonsumsi oleh manusia.

Konsep ini sebenarnya merupakan tonggak besar dalam pertanian modern. Tanaman GMO telah dirancang untuk tahan terhadap hama, penyakit, atau kondisi cuaca ekstrim. Mereka juga dapat dimodifikasi untuk memiliki nilai gizi yang lebih tinggi atau kualitas yang lebih baik.

Namun, rekayasa genetika juga telah memicu debat yang sengit. Beberapa orang mendukung penggunaan teknologi ini sebagai alat untuk mengatasi masalah kelaparan global dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Mereka berpendapat bahwa tanaman GMO dapat menghasilkan hasil yang lebih besar dengan penggunaan pestisida yang lebih sedikit, yang dapat mengurangi dampak lingkungan.

Di sisi lain, ada keprihatinan tentang dampak jangka panjang dari tanaman GMO terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu keprihatinan utama adalah potensi dampak pada ekosistem alami, termasuk potensi penyebaran genetika tanaman GMO ke manusia dan makhluk lain yang mengkonsumsinya. Bisa jadi malah dapat menimbulkan efek berantai yang tidak terduga pada ekosistem.

Beberapa studi menghubungkan konsumsi tanaman GMO dengan masalah kesehatan seperti alergi, sensitivitas gluten, masalah pencernaan, dan kesuburan pada keturunan berikutnya.

Pertanian Berkelanjutan sebagai Alternatif yang Menjanjikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun