Farmasi Memperkuat Sistem Kesehatan: Merayakan Hari Farmasi Sedunia
Setiap tanggal 25 September, dunia merayakan Hari Farmasi Sedunia, sebuah peringatan yang tak hanya menyentuh para apoteker dan ilmuwan farmasi, tetapi juga mengangkat peran krusial bidang ini dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan global. Hari ini menjadi tonggak penting dalam kalender farmasi sejak pertama kali dicanangkan oleh Federasi Farmasi Internasional (FIP) pada tahun 1912.
Dengan tema "Pharmacy Strengthening health systems" (Farmasi Memperkuat Sistem Kesehatan), FIP ingin menggarisbawahi bagaimana peran farmasi tidak hanya terbatas pada pelayanan obat-obatan, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam dalam memperkuat sistem kesehatan secara keseluruhan. Pesan yang ingin disampaikan FIP pada hari spesial ini adalah "Let pharmacies do more" (Biarkan ahli farmasi berbuat lebih banyak), sebuah ajakan yang penuh makna.
Farmasi tidak sekadar tentang mengisi resep dan mengeluarkan obat-obatan. Ini adalah tentang pemahaman mendalam mengenai obat, pemantauan terhadap efek samping, konseling pasien, dan berperan sebagai anggota tim kesehatan yang tidak bisa diabaikan. Ahli farmasi adalah pahlawan tak terlihat di balik balik layar yang terus bekerja keras demi kesehatan masyarakat.
Selama pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, peran farmasi semakin menonjol. Mereka menjadi garda terdepan dalam mendistribusikan vaksin, memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat, dan memberikan dukungan emosional kepada pasien yang terisolasi. Mereka adalah pilar utama dalam menjaga stabilitas sistem kesehatan.
Namun, hari ini bukan hanya tentang mengapresiasi apoteker dan ilmuwan farmasi, tetapi juga tentang merenungkan bagaimana kita dapat lebih mendukung mereka. Bagaimana kita dapat memberikan sumber daya yang cukup untuk penelitian farmasi yang inovatif? Bagaimana kita dapat memastikan bahwa mereka memiliki akses ke pendidikan dan pelatihan terbaik? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi lebih penting karena kita menyadari bahwa farmasi memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesehatan.
Dan yang tak kalah penting adalah pertanyaan mengenai bagaimana pemanfaatan obat-obatan  tradisional yang juga tak kalah ampuh dibandingkan dengan obat-obatan produk industri farmasi modern?
Istilah Farmasi dan Pengobatan Tradisional
Istilah "farmasi" biasanya lebih terkait dengan ilmu dan praktik yang terkait dengan pengembangan, produksi, dan distribusi obat-obatan modern, termasuk obat-obatan yang telah melewati uji klinis dan diatur oleh otoritas kesehatan. Farmasi modern melibatkan pemahaman ilmiah tentang zat-zat kimia, proses produksi obat, serta peraturan yang ketat untuk memastikan obat-obatan yang aman dan efektif.
Sementara itu, ramuan obat-obat tradisional lebih merujuk pada penggunaan bahan-bahan alami seperti tanaman, rempah-rempah, dan bahan-bahan organik lainnya dalam pengobatan yang telah digunakan oleh berbagai budaya selama berabad-abad. Meskipun ada penelitian ilmiah yang dilakukan untuk mengkaji efikasi dan keamanan beberapa ramuan obat tradisional, penggunaan istilah "farmasi" biasanya tidak tepat untuk merujuk pada jenis pengobatan ini.
Istilah "ramuan obat tradisional" atau "pengobatan tradisional" lebih sesuai digunakan untuk menggambarkan penggunaan bahan-bahan alami dalam konteks pengobatan yang berakar dalam budaya dan tradisi tertentu. Hal ini memungkinkan untuk membedakan antara pendekatan medis modern yang didasarkan pada penelitian ilmiah dengan pengobatan tradisional yang seringkali bersifat empiris dan warisan budaya.
Perlunya Memelihara Kekayaan Khazanah Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional memiliki nilai penting dalam dunia kesehatan dan pengobatan. Kekayaan khazanah pengobatan tradisional tidak hanya mencakup pengalaman empiris yang berabad-abad, tetapi juga menawarkan beberapa keunggulan penting yang dapat diintegrasikan dengan pendekatan medis modern. Beberapa alasan mengapa penting untuk memelihara khazanah pengobatan tradisional, yang terbukti lebih aman dan kurang berisiko, adalah sebagai berikut:
1. Keamanan yang Terbukti: Pengobatan tradisional seringkali telah digunakan selama berabad-abad, dan efek samping yang serius yang terkait dengan penggunaannya biasanya lebih sedikit dibandingkan dengan obat-obatan modern yang kompleks. Karena penggunaan bahan-bahan alami seperti tanaman obat dan rempah-rempah, risiko efek samping yang berbahaya dapat diminimalkan.
2. Keterjangkauan: Banyak pengobatan tradisional relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan obat-obatan modern yang seringkali mahal. Hal ini membuat pengobatan tradisional tetap menjadi pilihan bagi banyak masyarakat, terutama di daerah-daerah dengan akses terbatas ke perawatan medis modern.
3. Pendekatan Holistik: Pengobatan tradisional seringkali menganut pendekatan holistik terhadap kesehatan, yang melibatkan aspek fisik, mental, dan spiritual. Ini bisa membantu dalam penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan secara komprehensif.
4. Dukungan Terhadap Konservasi Alam: Banyak bahan alami yang digunakan dalam pengobatan tradisional diperoleh dari lingkungan alam. Dengan memelihara pengobatan tradisional, kita juga mendukung upaya konservasi alam dan keanekaragaman hayati.
Contoh-contoh Ramuan Obat Tradisional yang Setara Manfaatnya dengan Obat-obatan Modern:
Jahe (Zingiber officinale): Jahe telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama ribuan tahun untuk meredakan mual, mengatasi masalah pencernaan, dan mengurangi rasa nyeri. Jahe juga memiliki sifat antiinflamasi yang telah diakui secara ilmiah.
Kurkumin (ditemukan dalam kunyit): Kurkumin adalah senyawa aktif dalam kunyit yang telah terbukti memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang kuat. Ini dapat digunakan sebagai pereda nyeri dan untuk mendukung kesehatan sendi.
Daun Sambiloto (Andrographis paniculata): Di berbagai negara Asia, daun sambiloto digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meredakan gejala flu dan pilek. Penelitian telah menunjukkan efikasinya dalam meredakan infeksi pernapasan.
Minyak Esensial Lavender: Lavender memiliki sifat relaksan yang dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan insomnia. Minyak esensial lavender sering digunakan dalam terapi aromaterapi untuk meningkatkan kesejahteraan mental.
Bawang Putih (Allium sativum): Bawang putih telah digunakan secara luas untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Senyawa allicin dalam bawang putih memiliki potensi manfaat yang signifikan.
Sekilas Mengenai Traditional Chinese Medicine (TCM)
Di pasaran, selain obat tradisional khas indonesia dan farmasi, banyak sekali obat-obat 'china' yang beredar dan sudah akrab dengan kehidupan sehari-hari masyarakat kita. Obat-obatan ini dikenal di dunia internasional dengan nama Traditional Chinese Medicine (TCM). Merk-merk TCM di pasaran banyak yang tidak melalui uji klinis, namun demikian ada juga yang telah teruji secara klinis seperti merk Guang Ci Tang. Penulis sendiri memiliki beberapa pengalaman yang cukup baik menggunakan obat-obat 'china' ini, terutama yang telah teruji klinis dan memiliki standar mutu, yang membantu penyembuhan radang, batuk, varikokel, bahkan hingga kista.
Penggunaan ramuan herbal adalah salah satu pilar utama dalam Traditional Chinese Medicine (TCM). Ini adalah aspek yang penting karena TCM mengandalkan berbagai tumbuhan, akar, kulit kayu, dan bahkan beberapa bahan hewan untuk meracik ramuan obat-obatan yang dikustomisasi untuk pasien berdasarkan diagnosis TCM yang tepat.
Penggabungan pengobatan tradisional dan pendekatan medis modern (komplementer) dapat menjadi solusi terbaik untuk kesehatan yang optimal. Maka dari itu tidak ada salahnya jika kita tidak selalu mengandalkan obat-obat dari farmasi modern atau gunakan saja obat-obat farmasi modern itu di saat terdesak.
Perbedaan utama yang mungkin dirasakan yakni cepat atau tidaknya pengaruh obat-obatan tersebut baik yang dari hasil farmasi modern maupun pengobatan tradisional. Ramuan obat tradisional lebih mengarah kepada slow recovery dibandingkan dengan obat-obatan produk farmasi, namun dengan efek samping yang minimal.
Penggunaan obat-obat tradisional perlu digalakkan kembali dan mulailah mencoba menggunakan jahe, kunyit, bawang putih, jamu-jamuan untuk mengembalikan kesehatan Anda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H