Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Naiknya Tingkat Infertilitas: Menelisik Lebih Jauh Dampak Makanan Rekayasa Genetika

19 Juli 2023   14:12 Diperbarui: 19 Juli 2023   14:19 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, pada tahun 2016, Indonesia tampaknya akan menjadi lokasi pengambilan gambar untuk film Terminator. Ironisnya, setelah 15 tahun skandal Bulukumba, pemerintah kembali memberikan izin kepada Monsanto, pencipta benih transgenik yang terkenal dengan sebutan "terminator". 

Pada awal Desember, Kementerian Pertanian mengumumkan rencananya untuk melepas benih jagung hasil rekayasa genetika dari perusahaan bioteknologi raksasa asal Amerika Serikat, Monsanto. Benih jagung transgenik RR NK603 akan dilepas, yang diklaim tahan terhadap herbisida glifosat, senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi gulma. Monsanto, sebagai pemimpin teknologi benih transgenik di dunia, dianggap ahli dalam mengatasi masalah dalam bidang tanaman.

Apa itu Benih Terminator?

Monsanto, diketahui mengembangkan benih "Terminator". Hal serupa yang juga dilakukan oleh Novartis Swiss dengan produk Traitor dan Zeneca dengan Verminator, yang pada dasarnya memiliki konsep yang sama. Benih-benih tanaman ini dirancang untuk menghasilkan keturunan yang tidak akan tumbuh, kecuali jika diberi pemicu bahan kimia tertentu yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tersebut. 

Benih ini telah dimodifikasi dengan gen "suicide seed" yang membuat petani tidak dapat lagi menggunakan hasil panen sebagai benih kembali, karena keturunan pertamanya tidak akan tumbuh. 

Dampaknya, petani harus membeli benih baru dari perusahaan atau agen setiap kali mereka ingin menanam, yang pada akhirnya meningkatkan ketergantungan mereka terhadap benih-benih tersebut.

Dalam konteks ini, pertanyaan yang muncul adalah apa dampaknya jika kita mengonsumsi makanan yang berasal dari tanaman yang tidak dapat melanjutkan keturunannya. 

Penulis berani mengatakan bahwa hal ini bisa menjadi salah satu faktor penyebab kemandulan dan penurunan kualitas keturunan di Indonesia. Kondisi seperti alergi, asma, dan penurunan daya tahan tubuh pada anak-anak saat ini juga dapat menjadi perhatian.

Nah, sekarang coba cari produk rekayasa genetika yang ada di indonesia, pasti kalian akan terkejut. Selain beras, Monsanto juga mengembangkan jagung rekayasa genetika, yang menjadi pakan ternak dan akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia juga. Duh, duh, sisa dari artikel ini hanya PR untuk mencari daftar-daftar makanan yang telah direkayasa genetika secara berlebihan, penulis serahkan sisanya kepada pembaca sekalian ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun