Mari kita mengulik lebih dalam tentang salah satu tanggal yang penuh keistimewaan dalam agama Islam, yaitu Hari Asyura. Tanggal sepuluh Muharram, yang dikenal sebagai Hari Asyura, memiliki catatan sejarah yang tak terlupakan dalam kenabian. Puasa Asyura memiliki keistimewaan luar biasa, di mana disebutkan bahwa puasa ini dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Mengapa tanggal ini begitu penting? Apa yang terjadi pada Hari Asyura yang memperoleh tempat di hati para nabi dan rasul Allah?
Mari kita melakukan perjalanan lintas zaman dan melihat kejadian-kejadian penting yang terjadi pada 10 Muharram. Dalam hadis riwayat Muslim no. 1162, Nabi Muhammad saw. menjelaskan bahwa puasa Asyura akan menghapus dosa yang telah dilakukan dalam setahun sebelumnya. Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah kesempatan yang sangat berharga bagi umat Muslim untuk membersihkan diri mereka dan mendapatkan pengampunan dari Allah swt.
Pertama, kita harus melihat asal-usul kata "Asyura" itu sendiri. Dalam bahasa Arab, Asyura berarti "hari kesepuluh." Pada hari ini, peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah kenabian terjadi, dan Nabi Muhammad saw. menganjurkan kepada umatnya untuk berpuasa sebagaimana yang dilakukan oleh umat Yahudi pada saat itu.
Sejarah mencatat bahwa ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi sedang berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya kepada mereka, "Hari apa ini?" Mereka menjawab, "Ini adalah hari yang baik. Pada hari ini, Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh-musuhnya, dan Musa alaihis salam berpuasa pada hari ini." Nabi Muhammad SAW kemudian menyatakan, "Saya lebih berhak mengikuti Musa daripada kalian." (HR. Al Bukhari)
Mari kita lihat beberapa peristiwa penting yang terjadi pada 10 Muharram dalam sejarah kenabian. Pertama, Nabi Nuh AS dan umatnya yang ingkar dan melakukan kekufuran dihancurkan oleh Allah SWT dengan banjir topan yang melanda selama enam bulan. Setelah banjir surut, Nabi Nuh AS dan pengikutnya, berhasil selamat pada tanggal 10 Muharram.
Kemudian, Nabi Ibrahim as keluar dengan selamat dari api yang dinyalakan oleh Raja Namrud untuk membakarnya. Allah swt. berfirman, "Wahai api, jadilah dingin dan selamat atas Ibrahim." (QS: Al Anbiya 69). Keajaiban ini terjadi pada tanggal 10 Muharram, yang menunjukkan betapa besar pengaruh dan kekuatan iman Nabi Ibrahim as.
Selanjutnya, pada 10 Muharram, Nabi Musa as dan umatnya memperoleh kemenangan dan keselamatan dari Allah swt. Fir'aun dan pasukannya tenggelam di Laut Merah. Sebagai ungkapan syukur, setiap tahun pada tanggal tersebut, Nabi Musa as berpuasa untuk menghaturkan syukur kepada Allah swt.
Peristiwa bersejarah lainnya terjadi pada tanggal 10 Muharram
Nabi Adam as, setelah makan buah khuldi yang menyebabkan beliau dihukum dan diturunkan ke dunia ini, akhirnya diampuni oleh Allah SWT setelah bertobat. Nabi Idris AS diangkat menuju tempat yang tinggi di langit. Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara dan Nabi Ya'kub AS disembuhkan dari penyakit matanya. Nabi Ayyub AS diselamatkan dari bahaya yang mengancamnya. Nabi Yunus AS dikeluarkan dari perut ikan khut. Nabi Daud AS diampuni segala dosa-dosanya. Nabi Sulaiman AS diberikan kerajaan untuk menyambut kedatangan Ratu Bilqis.
Momen-momen penting ini, yang terjadi pada Hari Asyura, menunjukkan betapa besar keberkahan yang ada pada tanggal ini. Kisah-kisah ini menunjukkan betapa besar rahmat dan keajaiban yang Allah SWT berikan pada Hari Asyura. Setiap peristiwa ini memiliki makna yang mendalam dan mengajarkan kita banyak hal. Dari kesabaran Nabi Nuh AS dalam menghadapi cobaan, kesetiaan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT, hingga pengabdian Nabi Musa AS kepada umatnya, semua ini menginspirasi kita untuk berpuasa dan memperbanyak ibadah pada Hari Asyura.
Melalui peristiwa-peristiwa ini, para nabi dan rasul Allah SWT memperoleh anugerah yang besar. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita dianjurkan untuk menjalankan puasa dan meningkatkan ibadah pada Hari Asyura. Puasa ini memiliki keistimewaan luar biasa, yaitu dapat menghapus dosa-dosa kecil yang telah dilakukan sepanjang tahun sebelumnya. Dalam kehidupan yang penuh kesalahan dan kekhilafan, kesempatan untuk membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah swt. merupakan anugerah yang tak ternilai harganya.
Dalam menjalankan puasa Asyura, kita juga diajak untuk merenung dan mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal ini. Ketabahan, keimanan, ketekunan, dan kesetiaan para nabi dan rasul menjadi inspirasi bagi kita untuk mengikuti jejak mereka dalam kehidupan sehari-hari. Melalui perenungan ini, kita dapat memperdalam pemahaman kita tentang agama dan meningkatkan kualitas ibadah kita.
Puasa Asyura bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan momen refleksi dan introspeksi diri. Puasa ini mengajarkan kita untuk menyadari dosa-dosa kecil yang mungkin terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kesempatan ini, kita dapat membersihkan hati dan memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah swt.
Dalam puasa Asyura, kita juga mengingat sejarah kenabian yang memancarkan pesan-pesan kebaikan. Pesan tentang kesabaran, keteguhan, keberanian, kepercayaan kepada Allah, dan pengabdian kepada sesama menjadi landasan dalam menjalani kehidupan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Hari Asyura mengingatkan kita akan kemuliaan dan kebesaran Allah SWT serta kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang setia.
Puasa Asyura juga menjadi momen untuk berintrospeksi tentang nilai-nilai kesederhanaan, keadilan, dan belas kasihan. Melalui puasa ini, kita dapat memahami pentingnya berbagi rezeki dengan sesama, memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan, dan meringankan beban orang lain. Sebagai umat Muslim, kita diingatkan untuk senantiasa berbuat baik kepada semua makhluk Allah dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia.
Akhirnya, puasa Asyura adalah kesempatan yang berharga untuk membersihkan diri dan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. Melalui puasa ini, kita dapat merasakan keberkahan yang mengalir dari sejarah kenabian yang penuh keajaiban. Puasa Asyura bukan hanya sekadar menjaga perut kosong, tetapi juga menghidupkan semangat ketekunan, keimanan, dan ketulusan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan memperbanyak amal ibadah dan tafakur pada Hari Asyura, kita dapat memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT dan memperdalam pemahaman kita tentang agama.
Oleh karena itu, mari manfaatkan momen yang berharga ini untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil, merenungkan sejarah kenabian yang menginspirasi, dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Puasa Asyura adalah peluang untuk memperkuat ikatan spiritual dengan Allah SWT dan menggapai kesucian hati serta keselamatan di dunia dan akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H