Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Memperjuangkan Perubahan: Pentingnya Dukungan terhadap Inovasi Energi seperti Nikuba

11 Juli 2023   14:33 Diperbarui: 11 Juli 2023   14:34 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

10 Juli yang lalu, dunia memperingati Hari Kemerdekaan Energi Global atau Global Energy Independence. Sebagai peringatan istimewa ini, kita diingatkan akan pentingnya energi dalam kehidupan manusia. Proklamasi Hari Kemerdekaan Energi Global ini, yang dilakukan oleh Michael D. Antonovich pada tahun 2006, menggambarkan komitmen kita untuk menjelajahi dan mengembangkan bentuk-bentuk energi alternatif yang berkelanjutan.

Pemilihan tanggal 10 Juli tidaklah kebetulan. Tanggal ini bertepatan dengan hari kelahiran seorang tokoh besar, Nikola Tesla, yang lahir pada tahun 1856. Tesla, seorang penemu berdarah Serbia-Amerika yang berasal dari Kroasia, mengukir namanya dalam sejarah dengan berbagai terobosan di bidang tenaga listrik. Penemuan-penemuannya membantu membuka pintu untuk menemukan bentuk-bentuk energi baru yang mengubah dunia.

Hari Kemerdekaan Energi Global hadir untuk mempromosikan kesadaran akan energi alternatif. Dalam era yang terus berkembang ini, kebutuhan akan energi semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Pada saat ini, setiap manusia di dunia menggunakan sekitar 78 juta British thermal unit (BTU) energi per tahun. Dalam skala global, angka ini melampaui angka 575 kuadriliun BTU energi yang digunakan oleh seluruh penduduk dunia setiap tahunnya.

Sayangnya, sumber energi utama yang kita andalkan saat ini masih bergantung pada minyak, batu bara, dan gas, yang dikenal sebagai bahan bakar fosil. Kendati memberikan energi yang diperlukan, bahan bakar fosil ini memiliki berbagai tantangan yang tidak bisa diabaikan. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya yang akan habis suatu hari nanti.

Dampak negatif lainnya adalah polusi udara dan air, degradasi tanah, dan pemanasan global. Ketidakseimbangan ini semakin memotivasi para ilmuwan untuk menemukan bentuk-bentuk energi baru yang dapat diisi ulang. Alternatif energi yang menjanjikan meliputi energi surya, energi angin, pembangkit listrik tenaga air, energi nuklir, dan panas bumi.

Energi surya telah menjadi sorotan karena potensinya yang melimpah. Dengan mengandalkan matahari sebagai sumber energi, kita dapat memanfaatkan panel surya untuk menghasilkan listrik yang ramah lingkungan. Teknologi energi surya terus berkembang, dan saat ini sudah banyak rumah dan bangunan yang menggunakan panel surya sebagai sumber daya utama mereka.

Sayangnya kebijakan yang dikeluarkan oleh ESDM harus dikaji ulang karena memberikan porsi yang tidak seharusnya bagi PLN untuk membatasi kapasitas pemasangan. Dalam praktik pemasangan PLTS atap terdapat upaya pembatasan kapasitas yang dilakukan oleh PLN. Pembatasan tersebutlah yang membuat sejumlah pelaku usaha di sektor PLTS kesulitan melakukan pemasangan unit yang berdampak pada ancaman serius perihal keberlangsungan bisnisnya. Kebijakan pembatasan yang dilakukan PLN terhadap pelanggan baik pelanggan residensial (rumah tangga), maupun industri yang hendak melakukan pemasangan PLTS atap sebesar 10-15 persen.

Lalu bagaimana dengan Nikuba yang menjadi topik viral akhir-akhir ini?

Dalam upaya mencari solusi untuk krisis energi global, penemuan-penemuan baru yang menawarkan potensi energi terbarukan terus muncul. Salah satunya adalah inovasi yang menarik bernama Nikuba, yang diklaim dapat mengubah air menjadi sumber energi untuk mesin motor atau kendaraan.

Dalam konsepnya, Nikuba menggunakan generator elektrolisis yang memisahkan air (H2O) menjadi dua komponen utama, yaitu hidrogen (H2) dan oksigen (O2). Hidrogen yang terpisah kemudian dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti bahan bakar minyak (BBM) dalam ruang pembakaran kendaraan.

Keunggulan yang dijanjikan oleh Nikuba adalah prosesnya yang sederhana dan potensinya untuk mengurangi polusi serta ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dalam teorinya, air adalah sumber energi yang melimpah dan dapat diperbarui. Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar juga dapat mengurangi emisi karbon yang berkontribusi pada perubahan iklim.

Namun, respon terhadap Nikuba oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tampaknya belum memberikan dukungan yang diharapkan oleh sang penemu. Peneliti di BRIN telah mengeluarkan pernyataan yang mempertanyakan dan menguji validitas temuan ini. Sang penemu merasa kecewa dan merasa tidak mendapatkan dukungan yang seharusnya dari lembaga tersebut.

Harusnya ada perhatian terhadap inovasi semacam ini serta bantuan yakni dengan memberikan asistensi atau pendampingan. Barulah secara bersama-sama dilakukan proses penelitian dan pengujian yang teliti untuk memastikan keamanan, keandalan, dan efisiensi sebelum diimplementasikan secara luas. Adopsi teknologi baru seperti Nikuba memerlukan kerjasama antara penemu, lembaga penelitian, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan, pengembangan, dan penyempurnaan. Bukan hujatan yang harusnya pertama keluar, namun pemeriksaan secara komprehensif beserta pendampingan untuk melihat apakah penemuan yang dihasilkan benar-benar bermanfaat atau tidak.

Perjalanan menuju kemerdekaan energi global tidaklah mudah. Menggantikan sumber energi yang sudah mapan dengan yang baru memerlukan investasi besar dan kerjasama global. Namun, ini adalah perjuangan yang tak bisa dihindari jika kita ingin menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan lebih baik.

Kita harus mendorong inovasi dan pengembangan teknologi baru yang dapat mempercepat transisi ke energi terbarukan. Negara-negara, perusahaan, dan individu harus bekerja sama untuk menciptakan kebijakan energi yang mendukung dan memberikan insentif bagi penggunaan energi terbarukan. Edukasi masyarakat juga penting agar mereka memahami pentingnya kemerdekaan energi global dan berkontribusi dalam penggunaan energi yang berkelanjutan.

Dalam perayaan Hari Kemerdekaan Energi Global, mari kita bergandengan tangan dan melangkah maju menuju masa depan yang lebih terang. Dengan mengadopsi energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, kita dapat menjaga planet ini bagi generasi mendatang dan menciptakan dunia di mana kebutuhan energi terpenuhi tanpa mengorbankan lingkungan. Kita semua memiliki peran penting dalam meraih kemerdekaan energi global, dan saatnya untuk bertindak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun