Pentingnya UMKM bagi perekonomian tidak bisa diremehkan. Selama masa pandemi COVID-19, banyak UMKM mengalami kesulitan dan terpuruk. Namun, dengan adanya dukungan dan kebijakan yang tepat dari pemerintah, sebagian besar UMKM berhasil bangkit.Â
Saat ini, 84,8% UMKM yang sebelumnya mengalami kesulitan sudah kembali beroperasi secara normal. Kebijakan Pemerintah selama pandemi terbukti efektif dalam mendorong pemulihan dan keberlanjutan UMKM.
UMKM adalah akar rumput ekonomi kita. Mereka adalah jantung yang memompa darah perekonomian, memberikan penghidupan dan lapangan kerja bagi jutaan orang di seluruh Indonesia. Jumlah UMKM yang mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha dan kontribusi mereka terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60,5% menunjukkan betapa pentingnya UMKM bagi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi kita.
Satu hal yang membedakan UMKM dari startup unicorn adalah dampak sosial yang mereka miliki. UMKM tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat dan mendukung inklusivitas ekonomi.Â
Banyak UMKM berbasis komunitas yang bekerja secara kolaboratif, membantu satu sama lain, dan memperkuat keterikatan sosial dalam masyarakat. Mereka juga sering kali memprioritaskan pemanfaatan sumber daya lokal dan tradisi budaya, sehingga memperkuat identitas dan warisan lokal.
Selain itu, UMKM memberikan peluang ekonomi kepada kelompok yang kurang terlayani. Mereka memberikan kesempatan kepada perempuan, pemuda, dan kelompok rentan lainnya untuk terlibat dalam dunia bisnis dan mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi. UMKM memainkan peran penting dalam mengurangi kemiskinan dan menciptakan kesempatan bagi mereka yang memiliki keterbatasan akses terhadap pekerjaan formal.
UMKM memiliki potensi yang kuat untuk menggerakkan perekonomian lokal. Mereka berinteraksi secara langsung dengan komunitas sekitar mereka dan cenderung menggunakan bahan baku lokal, menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian lokal.Â
Dalam konteks pariwisata, UMKM juga berperan sebagai penggerak utama dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan di daerah wisata, dengan menyediakan layanan, kerajinan tangan, dan produk lokal yang memperkaya pengalaman wisatawan.
Program Bangga Buatan Indonesia (BBI) juga memainkan peran penting dalam mendukung UMKM. Program ini bertujuan untuk mendorong konsumsi produk dalam negeri dan meningkatkan daya saing UMKM di pasar global. Dengan mengedepankan kualitas, kreativitas, dan inovasi, UMKM Indonesia dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri. Peningkatan kontribusi ekspor UMKM dari 14,37% pada tahun 2020 menjadi 15,69% pada tahun 2021 adalah bukti nyata kesuksesan dari upaya ini.
Integrasi UMKM ke dalam Global Value Chain (GVC) dan Global E-Commerce (GEC) juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing mereka. Melalui partisipasi dalam rantai nilai global dan pemanfaatan platform e-commerce global, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan memperluas basis pelanggan mereka. Kolaborasi dengan agregator domestik atau perusahaan afiliasi asing membuka pintu bagi UMKM untuk mengekspor produk mereka secara tidak langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H