Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menyusun Kembali Kepingan Hati

22 Juni 2023   12:22 Diperbarui: 22 Juni 2023   12:22 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mengerti, Dara. Aku hanya ingin kamu bahagia, baik dengan aku atau dengan Bima," ujar Andi dengan suara yang gemetar.

Dara menatap Andi dengan pandangan penuh haru. "Terima kasih, Andi. Persahabatan kita sangat berarti bagiku, dan aku tidak ingin kehilanganmu karena pilihan sulit ini."

Andi tersenyum tipis, mencoba menenangkan hatinya yang sedang hancur. Dia tahu bahwa persahabatan mereka berdua lebih berharga daripada cinta yang mungkin tidak akan pernah terwujud.

Hari yang ditakdirkan pun tiba ketika Dara harus meninggalkan kota tersebut. Andi dan Bima mengantar Dara ke stasiun kereta api. Hatinya terasa berat ketika melihat gadis yang dia cintai pergi, tetapi dia berusaha menunjukkan senyum yang tulus.

"Selamat tinggal, Dara. Semoga urusan keluargamu berjalan dengan baik," kata Andi dengan suara yang gemetar.

Dara tersenyum lembut, dan Andi bisa melihat kehangatan dalam matanya. "Terima kasih, Andi. Aku akan merindukanmu dan Bima. Kalian berdua adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki."

Andi merasa hatinya semakin hancur mendengar kata-kata itu. Namun, dia tahu bahwa keputusan yang dia ambil adalah yang terbaik bagi persahabatan mereka. Dia tidak ingin memaksakan dirinya pada Dara dan merusak hubungan mereka yang telah terjalin begitu baik selama ini.

Setelah kepergian Dara, Andi merasa sepi dan hampa. Dia mencoba menyalurkan perasaannya ke dalam studinya, tetapi kenangan tentang Dara terus menghantuinya. Dia memikirkan apa yang bisa terjadi jika dia memberi tahu Dara sejak awal tentang perasaannya, atau jika dia tidak membiarkan Bima menjalin hubungan dengannya.

Waktu berlalu, dan Andi terus menjaga hubungannya dengan Bima. Mereka menghabiskan waktu bersama, mendiskusikan tugas kuliah, dan mengobrol tentang berbagai hal seperti yang mereka lakukan sebelumnya. Namun, Andi tidak bisa menutupi rasa sakit di hatinya setiap kali dia melihat Bima dan membayangkan bahwa dia adalah orang yang bersanding dengan Dara.

Tiga tahun berlalu sejak Dara pergi. Suatu hari, Andi dan Bima bertemu di kampus seperti biasa. Mereka berbicara tentang kehidupan mereka dan apa yang terjadi sejak kepergian Dara. Bima tiba-tiba terlihat gugup dan tidak bisa menahan kebahagiaannya.

"Andi, aku harus memberitahumu sesuatu," kata Bima dengan senyuman yang tidak bisa ia sembunyikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun