Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kajian Islam terhadap Sejarah Uang

29 April 2023   10:00 Diperbarui: 29 April 2023   16:35 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah Uang, menyimpan kenyataan yang konyol dan bodoh tentang uang mainan 'monopoli' yang dijadikan alat transaksi. ilustrasi: freepik.com

Uang dan Sistem Ekonomi secara umum sebenarnya telah diatur di dalam Al-Quran dan Sunnah secara baik, bahkan hal itupun diakui oleh para akademisi di barat. Bagaimana bisa dikatakan demikian? Kita bahas secara singkat dan seksama berikut ini.

Sistem Ekonomi dunia yang berlaku dan berjalan sekarang ini sejarahnya dibentuk setelah perang kedua berakhir oleh mereka yang menang perang. Melalui konferensi Bretten Woods seluruh dunia kemudian tunduk dengan kepada sistem ekonomi baru yang menggantikan sistem ekonomi lama. Sebuah sistem keuangan muncul menggantikan emas sebagai mata uang global, yakni mata uang bernama US Dollar. Mata uang ini disepakati untuk dapat digunakan secara internasional setelah disepakatinya perjanjian Bretten Woods pada waktu itu.

US Dollar pada awalnya dapat ditukar dengan emas dengan nilai tukar tiga puluh lima dolar per ounce. Dengan aturan hanya pemerintah sebuah negara yang dapat menukarkan emas mereka dengan dolar, dan dolar pada waktu itu dijadikan mata uang resmi transaksi perdagangan antar negara. Kemudian Pemerintah Amerika terus menaikkan nilai tukar ini secara sepihak hingga memutuskan kaitan uang tersebut dengan emas dan tak ada satu pun negara di dunia ini yang berani menentang keputusan itu, karena hal itu berarti melawan sang pemenang perang dunia kedua yang memiliki teknologi nuklir.

            Di Indonesia sendiri kemudian sempat muncul isu heboh tentang harta emas raja-raja nusantara yang oleh Presiden Soekarno dipindahkan ke Amerika Serikat, entah untuk tujuan apa. Yang jelas tidak ada mata uang lain di dunia pada waktu itu yang dapat ditukar dengan emas, hanya US Dollar saja. Semua mata uang di dunia baru yang terbentuk setelah masa perang dun dapat memiliki nilai hanya jika dihubungkan dengan US Dollar sebagai pembandingnya.

Baca juga: Seri Tadabbur Qur

            Sistem keuangan ini terus menipu dunia hingga seseorang bernama Jendral Charles de Gaulle menentangnya. Ia berinisiatif untuk menukarkan kembali seluruh US Dollar yang dimiliki negaranya dengan emas dan hal ini diikuti oleh beberapa negara lain. Sehingga mengurangi stok emas dan pengaruh US Dollar terhadap perekonomian dunia.

Entah dikemanakan seluruh emas yang diberikan negara-negara di dunia ini oleh Amerika Serikat setelah ditukar ke sebuah kertas tak berharga bernama US Dollar. Semakin banyaknya permintaan untuk mengembalikan emas dengan membayar uang kertas US Dollar membuat Negara Amerika pada 1971 menghentikan secara sepihak konvertibiltas dolar ke emas dan sebaliknya.

Mulai saat itu emas tak lagi bisa ditukar ke US dollar namun kebodohan negara-negara di dunia dan sistem ekonomi yang berjalan tetap tak dihapus.

            Pada 1971 hingga 1973 terjadi kegentingan terhadap US Dollar sebagai mata uang yang berhasil menipu seluruh dunia saat itu, mengakibatkan kerapuhan sistem ekonomi yang dibangun di atas pondasi riba.

            Kemudian pada tahun 1973 mereka yang berusaha menguasai dunia dengan cara yang jahat itu membuat sebuah perang antara Arab dengan Israel dimana mereka mengambil peran di kedua belah pihak.

Baca juga: Seri Tadabbur Qur

            Perang tersebut berhasil memunculkan sistem ekonomi baru yang diistilahkan dengan Petro Dollar dimana minyak minyak bumi menggantikan peran emas.

            Negara Amerika melakukan sebuah perjanjian dengan Arab Saudi setelah perang tersebut dimana isinya menyebutkan bahwa minyak bumi hanya dapat dibeli dengan US Dollar. Meskipun sebuah negara memiliki emas yang banyak, negara tersebut tidak dapat membeli minyak jika tidak menggunakan US Dollar.

            Hal yang membuat negara-negara di dunia kembali menukarkan emasnya ke US Dollar untuk mendapatkan minyak bumi.

            Pada saat emas dijadikan patokan oleh US Dollar, mungkin masih bisa dilihat dan dibandingkan dengan perhitungan antara cadangan emas yang ada dan mata uang yang beredar, sehingga membuat negara-negara yang jeli bisa melihat apakah Negara Amerika sebagai pemilik US Dollar mencetak mata uangnya sesuai dengan cadangan emas yang ada.

            Namun setelah dihentikannya konvertibilitas US Dollar terhadap emas dan disyaratkannya pembelian minyak hanya dengan US Dollar, negara Amerika dapat mencetak uang sebanyak-banyaknya dan menjadikan negaranya dapat berperang dengan dana tanpa batas.

            Nah, kini mereka yang menguasai dan mengontrol perekonomian dunia bahkan melangkah lebih jauh lagi, Untuk mencetak uang kertas memerlukan bahan dan peralatan yang menghabiskan biaya produksi sehingga diperkenalkanlah uang yang tak bisa disentuh, yang dinamakan dengan uang digital atau uang elektronik. Jika diistilahkan mereka bisa membuat uang dari udara, menurunkan uang dari langit, bahkan lebih cepat dari itu.

            Segolongan manusia telah berhasil dengan cara sangat luar biasa membuat sistem ekonomi yang dipatuhi dan ditaati di seluruh dunia, dimana sistem ekonomi itu membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan terus berjuang seumur hidup mereka.

            Lalu bagaimanakah di zaman Rasulullah SAW? Mata uang seperti apa yang dipakai dan digunakan oleh beliau dan umat muslim saat itu?

            Kata 'emas' telah disebutkan di dalam Al Quran sebanyak sepuluh kali begitupun kata 'perak' telah disebutkan sebanyak tujuh kali di dalamnya. Apabila di dalam suatu wilayah tidak ditemukan cukup emas dan perak untuk memenuhi kebutuhan transaksi jual beli maka dapat digunakan alat penggantinya sesuai dengan sunah yakni bahan makanan yang melimpah dan tahan lama.

            Gandum, tepung, kurma, dan garam memiliki persamaan dengan apa yang dimiliki oleh emas dan perak, yakni nilai intrinsiknya berada pada dirinya sendiri. Nilai emas dan perak berada di dalam mata uang itu sendiri, tidak bergantung kepada kejadian politik, perubahan sosial, bencana alam, perubahan pasar, dan sebagainya, yang secara logika terjadi di luar.

             Harus diperhatikan pula bahwa tidak bisa menggunakan hewan sebagai uang. Misalkan saja seseorang dari kita menerima gaji yang dibayarkan per bulan dalam bentuk kambing satu ekor. Kemudian ketika dibawa pulang 'gaji' itu tiba-tiba sakit atau mati di jalan, tak ada yang bisa kita lakukan.

             Banyak faktor yang harus diperhatikan pada hewan seperti kesehatannya, bentuk fisik, ukuran dan beratnya. Sehingga hampir tidak mungkin untuk menukar hewan yang serupa. Berbeda dengan gandum, tepung, kurma, dan garam yang hanya memiliki perbedaan yang relatif sedikit. Meskipun tentunya, keempat benda tersebut biasanya hanya digunakan pada level mikro.

             Uang berfungsi sebagai media perantara untuk melakukan jual beli, ukuran nilai suatu barang atau jasa, dan juga untuk menyimpan sebuah nilai yang stabil.

             Di masa lalu, The State University of New York di sebuah tempat bernama Binghamton terkenal dengan para cendekiawan yang memilih untuk mencari pendekatan yang berbeda terhadap studi tentang pasar yang bebas dan adil (free and fair market). Mereka pun sampai pada kesimpulan bahwa pasar yang bebas dan adil terakhir kali yang pernah dimiliki dunia adalah pasar Kekhalifahan Islam, Ottoman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun