Negara Amerika melakukan sebuah perjanjian dengan Arab Saudi setelah perang tersebut dimana isinya menyebutkan bahwa minyak bumi hanya dapat dibeli dengan US Dollar. Meskipun sebuah negara memiliki emas yang banyak, negara tersebut tidak dapat membeli minyak jika tidak menggunakan US Dollar.
      Hal yang membuat negara-negara di dunia kembali menukarkan emasnya ke US Dollar untuk mendapatkan minyak bumi.
      Pada saat emas dijadikan patokan oleh US Dollar, mungkin masih bisa dilihat dan dibandingkan dengan perhitungan antara cadangan emas yang ada dan mata uang yang beredar, sehingga membuat negara-negara yang jeli bisa melihat apakah Negara Amerika sebagai pemilik US Dollar mencetak mata uangnya sesuai dengan cadangan emas yang ada.
      Namun setelah dihentikannya konvertibilitas US Dollar terhadap emas dan disyaratkannya pembelian minyak hanya dengan US Dollar, negara Amerika dapat mencetak uang sebanyak-banyaknya dan menjadikan negaranya dapat berperang dengan dana tanpa batas.
      Nah, kini mereka yang menguasai dan mengontrol perekonomian dunia bahkan melangkah lebih jauh lagi, Untuk mencetak uang kertas memerlukan bahan dan peralatan yang menghabiskan biaya produksi sehingga diperkenalkanlah uang yang tak bisa disentuh, yang dinamakan dengan uang digital atau uang elektronik. Jika diistilahkan mereka bisa membuat uang dari udara, menurunkan uang dari langit, bahkan lebih cepat dari itu.
      Segolongan manusia telah berhasil dengan cara sangat luar biasa membuat sistem ekonomi yang dipatuhi dan ditaati di seluruh dunia, dimana sistem ekonomi itu membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan terus berjuang seumur hidup mereka.
      Lalu bagaimanakah di zaman Rasulullah SAW? Mata uang seperti apa yang dipakai dan digunakan oleh beliau dan umat muslim saat itu?
      Kata 'emas' telah disebutkan di dalam Al Quran sebanyak sepuluh kali begitupun kata 'perak' telah disebutkan sebanyak tujuh kali di dalamnya. Apabila di dalam suatu wilayah tidak ditemukan cukup emas dan perak untuk memenuhi kebutuhan transaksi jual beli maka dapat digunakan alat penggantinya sesuai dengan sunah yakni bahan makanan yang melimpah dan tahan lama.
      Gandum, tepung, kurma, dan garam memiliki persamaan dengan apa yang dimiliki oleh emas dan perak, yakni nilai intrinsiknya berada pada dirinya sendiri. Nilai emas dan perak berada di dalam mata uang itu sendiri, tidak bergantung kepada kejadian politik, perubahan sosial, bencana alam, perubahan pasar, dan sebagainya, yang secara logika terjadi di luar.
       Harus diperhatikan pula bahwa tidak bisa menggunakan hewan sebagai uang. Misalkan saja seseorang dari kita menerima gaji yang dibayarkan per bulan dalam bentuk kambing satu ekor. Kemudian ketika dibawa pulang 'gaji' itu tiba-tiba sakit atau mati di jalan, tak ada yang bisa kita lakukan.
       Banyak faktor yang harus diperhatikan pada hewan seperti kesehatannya, bentuk fisik, ukuran dan beratnya. Sehingga hampir tidak mungkin untuk menukar hewan yang serupa. Berbeda dengan gandum, tepung, kurma, dan garam yang hanya memiliki perbedaan yang relatif sedikit. Meskipun tentunya, keempat benda tersebut biasanya hanya digunakan pada level mikro.