Kedua, uang tersebut harus dapat digunakan sebagai media serta alat tukar untuk membeli barang-barang. Hal ini berarti ia harus tahan lama, dapat digunakan secara mudah dan ringkas.
      Ketiga, uang harus dapat berfungsi untuk menyimpan nilai. Kerja keras selama sebulan yang dibayar dengan 'gaji', maka 'gaji' itu meskipun disimpan selama apapun tetap bernilai kerja keras kita selama sebulan dengan nilai yang sama. Â
      Sang penceramah kembali menambahkan, bahwa lebih tepatnya lagi uang itu harus memilik nilai intrinsik, yang berarti nilai uang itu berada pada uang itu sendiri, tidak berada di luarnya. Jadi nilainya tidak bergantung kondisi politik, bencana alam, perang, maupun kejadian-kejadian lain yang berada di luarnya sehingga nilainya juga stabil dari masa ke masa.
       Jika kita menerima uang gaji yang di saat itu dengan uang itu kita bisa membeli unta, kemudian uang gaji itu disimpan selama 10 tahun. Setelah sepuluh tahun ternyata uang gaji itu hanya bisa membeli seekor ayam, maka uang tersebut gagal memenuhi fungsinya untuk menyimpan nilai. Bahkan nilai uang itu dipengaruhi oleh hal-hal di luarnya yang hampir tak ada hubungannya dengan uang itu sendiri. Maka uang itu gagal memenuhi syarat yang diperlukan sebagai uang.
      Bahlul hanya melongo, pikirannya kembali kacau, namun hatinya tenang, ada pencerahan ternyata di luar sana yang lebih baik daripada seluruh ahli ekonomi yang pernah didatanginya dahulu.
      Penceramah pun kembali melanjutkan ceramahnya dengan membahas mengenai Riba, topik utama yang tertunda.
      Ah, ternyata tadi hanya pendahuluan saja, begitu pikir Bahlul. Kini, dengan hati dan pikiran yang fokus, ia berniat mendengarkan kajian sampai tuntas.