Mohon tunggu...
Rendra Trisyanto Surya
Rendra Trisyanto Surya Mohon Tunggu... Dosen - I am a Lecturer, IT Auditor and Trainer

(I am a Lecturer of IT Governance and IT Management. And IT AUDITOR and Trainer in CISA, CISM, CGEIT, CRISC, COBIT, ITIL-F, PMP, IT Help Desk, Project Management, Digital Forensic, E-commerce, Digita Marketing, CBAP, and also Applied Researcher) My other activity is a "Citizen Journalist" who likes to write any interest in my around with DIARY approached style. Several items that I was writing in here using different methods for my experimental, such as "freestyle", "feeling on my certain expression," "poetry," "short stories," "prose," "travel writing," and also some about popular science related to my field. I use this weblog (Kompasiana) as my experiment laboratory in writing exercise, Personal Branding and my Personal Diary... So, hopefully..these articles will give you beneficial or inspiration and motivation for other people like my readers...! ... Rendratris2013@Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Saya Saat Kecelakaan di Tol Cipularang dan Mengklaim Asuransi

4 Februari 2017   09:51 Diperbarui: 7 Februari 2017   09:15 7524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ujung telpon sana saya terhubung dengan operator yang kemudian menghubungkannya dengan manajer klaim mereka. Kalimat pertama yang diucapkan sang manajer adalah, “Kami turut prihatin atas musibah yang bapak alami. Apa yang bisa kami bantu?” tanyanya dengan ramah. Setelah saya jelaskan bahwa saya adalah nasabah asuransi "Personal  Accident Syariah (PAS)", maka dia terlihat semakin terbuka. Namun karena biaya pengobatan akibat kecelakaan ini sudah ditanggung oleh PT Jasa Rahardja maka dia menjelaskan ssebagai berikut: “Kalau double cover tidak bisa pak. Kami hanya akan menanggung Rp 15 Juta dari kelebihan biaya yang ditanggung PT Jas Rahardja jika diatas Rp 10 juta. Karena Bapak sudah ditanggung asuransi pertama, yaitu PT Jasa Raharja tersebut. Tapi kalau uang santunan inap perhari bisa kami berikan.” Biaya opname saya Rp 7,5 juta, sehingga 100% ditanggung oleh PT Jasa Rahardja. Tapi dalam polis asuransi PAs tersebut tertulis, jika diopname akan mendapat uang santunan per hari sebesar Rp 750.000 dan ditambah Rp 1 juta biaya kunjungan. Ya, lumayanlah...

Entah mengapa, beberapa bulan sebelum kecelakaan, saya menerima saja tawaran telemarketing beberapa perusahaan asuransi yang menghubungi saya via telpon. Terutama yang perusahaannya saya kenal baik seperti PT Zurich dan PT SinarMas. Saya pernah datang ke perusahaan asuransi PT Zurich di Jakarta, menjadi TRAINER (Pengajar) buat beberapa staf TI mereka yang mau mengambil sertifikat internasional "IT-IL Foundation dan CGEIT (IT Governance)". Padahal selama ini, saya selalu alergi kalau dihubungi oleh orang-orang asuransi, yang sebelum kecelakaan selalu terlihat ramah saat  menawarkan produk asuransi mereka. Namun menjadi bertele-tele, bahkan mencari-cari celah menolak, kalau sudah menyangkut klaim. Begitulah paling tidak kesan saya dan masyarakat umum terhadap asuransi saat itu...

Sepulang dari Rumash Sakit “Rosela”, Karawang ini, saya kemudian membongkar-bongkar dokumen polis lain. Ternyata saya juga ikut asuransi jiwa MSIG dari PT Sinar Mas, yang juga dulu saya pernah mengajar para manajer TI-nya untuk mempersiapkan ujian sertifikasi internaisonal CGEIT. Ssalah satu klausul dalam polis asuransi PROMEDICASH mereka ini berbunyi: bila terjadi kecelakaan atau sakit yang menyebabkan  rawat inap maka mereka akan memberikan santunan harian rawat inap. Besarnya santuna itu  mulai dari Rp 100.000 per-hari hingga Rp 1.000.000 (tergantung pilihan premi nomor berapa). Alhamdulilah, tanpa ada pertanyaan apapun, mereka kemudian memproses dokumen pengajuan klaim dan mentransfer dana klaim setelah 14 hari kerja. "Yang penting ada perincian biaya berobat selama opname," kata LIA staf yang menangani klaim dari kantor cabanag MSIG Sinarmas di Bandung. Wow, "tanpa sengaja" saya mendapat rezeki lagi nih.. di tengah musibah ini....

***

Di luar masalah klaim asuransi yang menyebabkan saya akhirnya tidak membayar sepeser pun biaya pengobatan (malah dapat santunan). Kecelakaan ini membuat saya merenung lebih dalam, bahwa  batas antara KEHIDUPAN dan KEMATIAN itu sebenarnya sangat tipis. Dari berbagai aktivitas kita sehari-hari  menggunakan kenderaan, pesawat terbang dan kapal laut yang kita tumpangi saja, “musibah” bisa terjadi setiap saat. Belum oleh sebab-sebab lain. Oleh karena itu, kita selalu berdoa sebelum memulai aktivitas. 

Siapa tahu, Tuhan mendengar doa kita sehingga musibah tidak terjadi, atau tidak menjadi fatal. Seperti dalam kecelakaan ini: saya seperti merasakan ada tangan-tangan tak tampak yang ikut menyelamatkan. Misalnya, mengapa saya tidak duduk di barisan depan sebagaimana biasanya, yang akhirnya terjepit parah di kaki? Atau, mengapa kaca mata saya yang hancur pecah menjadi berbulir-bulir kaca kecil itu, tidak satu bulir punyang kemudian masuk ke mata saya? Demikian juga, bulir-bulir kaca depan mobil yang hancur memenuhi baju saya. Kok tidak satu pun mengenai mata saya?

Apakah ini semata-mata KEBETULAN? Atau, semata-mata oleh efek dari hukum grativasi dan tekanan angin kencang di jalan tol semata-mata?     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun