Mohon tunggu...
Rendra Trisyanto Surya
Rendra Trisyanto Surya Mohon Tunggu... Dosen - I am a Lecturer, IT Auditor and Trainer

(I am a Lecturer of IT Governance and IT Management. And IT AUDITOR and Trainer in CISA, CISM, CGEIT, CRISC, COBIT, ITIL-F, PMP, IT Help Desk, Project Management, Digital Forensic, E-commerce, Digita Marketing, CBAP, and also Applied Researcher) My other activity is a "Citizen Journalist" who likes to write any interest in my around with DIARY approached style. Several items that I was writing in here using different methods for my experimental, such as "freestyle", "feeling on my certain expression," "poetry," "short stories," "prose," "travel writing," and also some about popular science related to my field. I use this weblog (Kompasiana) as my experiment laboratory in writing exercise, Personal Branding and my Personal Diary... So, hopefully..these articles will give you beneficial or inspiration and motivation for other people like my readers...! ... Rendratris2013@Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Saya Saat Kecelakaan di Tol Cipularang dan Mengklaim Asuransi

4 Februari 2017   09:51 Diperbarui: 7 Februari 2017   09:15 7524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobil travel ini pun kemudian menembus kemacetan jalan di malam hari itu menuju tol Pasteur Bandung dan melaju ke arah Jakarta. Udara dingin AC membuat tidur saya pun semakin lelap. Sekali-kali saya terbangun oleh goncangan kecil, dan melihat-lihat kecepatan laju mobil di dashboard Pak Supir yang tampak stabil dikisaran kecepatan 70 km sampai 80 Km. 

Sekali-kali tampak supir memotong mobil yang ada di depan. Kadang dari kiri dan lebih sering dari kanan. Sempat juga saya melihat mobil ini agak oleng dan berjalan agak zigzag. “Ah, supir kayaknya agak mengantuk nih..” pikir saya dalam hati. Tapi saya tetap percaya sebagaimana biasanya, bahwa supir mobil travel ini pasti sudah berpengalaman, karena tiap hari telah melalui jalur ini. Pasti dia punya cara tersendiri mengatasi kantuknya itu sambil membawa mobil, pikir saya. “Biasanya di tempat pol kontrol di Km 105, supir disuguhkan kopi untuk menghilang rasa kantuk,” kata staf perusahaan mobil travel tersebut pada suatu hari.

Tapi, begitulah, seperti kata pepatah “sepandai-pandaainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga....” Inilah yang terjadi! Tiba-tiba, terdengar suara yang sangat keras yang disebabkan adanya benturan. Dan saya terbangun sesaat dari tidur pulas tersebut. Mobil yang saya tumpangi ini kemudian tampak tergoncang dan oleng ke-kiri kanan dengan dahsyat, sepertinya hampir terguling. 

Sayup-sayup, di tengah oleng mobil yang hampir terguling di kecepatan 80 Km itu, supir spontan berteriak kaget, memaki mobil Truk yang melaju terus di depan setelah senggolan terjadi. “Mobil kita menabrak belakang kanan truk di depan..” kata isteri saya yang tidak tidur, kemudian menjelaskan setelah kejadian ini sehari berikutnya. Kaca mobil depan tampak pecah berantakan menjadi bulir-bulir kecil dan terlihat bolong.

Antara sadar dan tertidur itu, saya merasa kepala saya terbentur keras beberapa kali ke depan kursi dan ke  samping kanan. Bulir-bulir kaca dari depan mobil berhamburan ke arah dalam dan sebagian mengenai wajah. Kaca mata kiri saya pun hancur luluh serta bengkok. Kemudian saya tersungkur pingsan hampir 15 menit di kursi, dengan wajah yang dipenuhi oleh darah. 

Ketika saya tersadar, semua tampak senyap..! Terdengar suara penumpang yang duduk di baris paling depan merintih “Mas..mas...tolong saya...,”  Tampak kakinya terjepit mobil yang sudah ringsek bagian depannya tersebut. Lalu saya lihat semua penumpang turun tergesa-gesa, sambil terlihat panik dan mengucapkan takbir dan salawat. Tampaknya saya dan penumpang di depan ditinggal sendiri di mobil. Mungkin itu reflek dari keadaan darurat orang yang panik. Mereka keluar secara spontan, takut mobil terbakar oleh bensin yang ada di dalam mobil, sebagaimana suatu kecelakaan bila terjadi.

Akhirnya, saya lihat Istri saya kembali masuk ke mobil dan menuntun saya keluar dari mobil dengan darah yang semakin memenuhi wajah. Tak jelas di bagian wajah mana yang luka. Lalu saya lihat penumpang banyak yang menangis panik dan duduk di pinggir jalan tol di Km 53 tersebut. Selama beberapa menit semua kelihatan terdiam, tidak tahu harus berbuat apa. 

Supir mobil travel ini kemudian menelpon kantornya “Mobil saya tabrakkan. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Mata saya seperti ada yang menutupi saat menyupir,” begitu terdengar suara gugupnya dengan nada panik. Beberapa penumpang lain kemudian menelpon entah kemana. Setelah sepuluh menit hening, beberapa penumpang yang tidak terluka, kemudian menolong korban-korban dengan memberi tisu pembersih dan lain-lain. “Ini pak, pakai tisu ini,” kata seorang penumpang menghampiri saya.  “Terima kasih!” Hanya itu yang bisa saya katakan kepadanya dalam suasana yang serba shock dan mengagetkan tersebut. Saya kemudian berdiri di depan mobil travel yang terparkir di sisi kiri jalan, tapi sudah dalam keadaan ringsek.

Tidak terbayang, apa yang bakalan terjadi jika supir tadi mengerem dan melepas mobil yang melaju dengan kencang ini, sesaat setelah benturan terjadi. Pasti mobi kotak ini akan terguling ke jalan. Dan kemudian mobil-mobil yang berkecapatan tinggi dari belakang akan menabrak mobil terguling ini. 

Meskipun supir terlihat lalai karena mengantuk. Tapi saya acungkan jempol kepadanya karena mampu mengendalikan mobil oleng dengan baik. Lalu meminggirkannya di kiri bahu jalan tol,” jawab saya beberapa hari kemudian ke staf perusahaan mobil travel ini yang menanyai saya. Dia secara tidak langsung telah menyelamati 12 orang penumpang  di dalam meobil itu. Walaupun saya dengar supir itu kemudian dipecat.

(Foto dengan luka di wajah. / Photo by: Farida Rendra/ dok pribadi)
(Foto dengan luka di wajah. / Photo by: Farida Rendra/ dok pribadi)
Sekitar 20 menit kemudian, mobil derek dari pengelola jalan tol Cipularang datang, dan membongkar pintu mobil depan yang risek mengeluarkan seorang korban yang terjepit. Tak lama kemudian datang mobil ambulans. Saya, yang tampak di wajah berdarah, bersama penumpang yang terjepit tadi kemudian dibawa masuk ke ambulans. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun