Sikap berbeda karena identitas bangsa sejatinya tak berlaku atas asal-usul sebuah bangsa. Bagaimana warga Korea Utara dan Korea Selatan hanya berbeda negara tetapi tidak berbeda identitas msyarakat baik bahasa dan budaya. Karena persoalan politik dan batas wilayah lah mereka seolah berbeda identitas. Juga bangsa Vietnam atas China serta Taiwan dan Hingkong. Jadi penerapan pembauran identitas yang juga kerap disebut dengan istilah diaspora seolah menjadi stigma pembeda dari identitas seseorang pada bangsanya. Padahal menurut Agustinis Wibowo semua manusia di dunia ini tak ada yang dinakaman pribumi asli, tidak ada. Â Sehingga persoalan administrasi kewarganegaraan ini membuat sekat dan tembok penghalang yang serius bagi seseorang yang mencintai tanah air dan bahasa ibu dan bapaknya berasal.
Politik Identitas ini memang sangat membahayakan hubungan sosial yang menjurus pada sikap anti RAS tertentu. Padahal asal-usul manusia itu tak pernah ada yang genuine blood, semuanya sudah membaur, bercampur sehingga seharusnya persatuan umat manusia ini menjadi akar jalan damai menuju dunia yang aman dan damai sentosa selamanya dimanapun manusia itu berada dan sejatinya bersaudara.
Â
Profesional dalam Sepakbola
Â
Sekelumit kontroversi pemecatan pelatih Tim Nasional STY oleh PSSI ternyata ada hal yang paling kontroversial antara lain info diantaranya adalah persoalan tentang perseteruan antara pemain diaspora dengan pelatih serta tak imbangnya komposisi skuad Timnas antara pemain naturalisasi dengan pemain diaspora. Sekelumit persoalan itu ada hal yang paling menarik bahwa pemain diaspora dinilai memiliki sikap profesional, dimana info bahwa pelatih STY yang dinilai keras atas keputusannya terhadap Elkaan Bagot yang dinilai tak menghargai surat pemanggilan untul TC Timnas, sedangkan Elkaan beralasan sedang memperhitungkan kesempatan bermain di klub utama yang akan berlaga di Liga Utama Premiere Inggris. Juga perseteruan dengan Elliano yang dinilai berseteru secara teknis dan taktikal. Bahkan Kapten Timnas Jay Idjez dinilai mengambil alih peran Profesional Pelatih saat jelang menghadapi Arab Saudi di putaran ketiga Piala Dunia 2024.
Sikap-sikap Profesional para pemain diaspora ini terlihat dominan dalm menjaga antara sikap nasionlisme dan sikap sebagai pemain profesional yang dibayar oleh Klub besar yang sekarang mereka bermain. Penjelasan ini dituturkan oleh para jurnalis bola.com dalam tayangan podcastnya. Para Jurnalis itu membocorkan hasil liputannya bagaimana rahasia dibalik permasalahan pemecatan STY dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia.
Sikap pemain diaspora atas profesionalitas baik di lapangan untuk timnas dan klub patut dijadikan contoh dan aturan main bagi pelatih dan federasi sepakbola Indonesia ke depan. Profesionalitas ini adalah kunci, karena hendaknya para pemain mampu menjaga ritme permainan, menjaga kebugaran dan kesehatan serta waktu untuk diri sendiri/keluarga, klub dan negara.
Para pemain diaspora ini bisa dijadikan contoh dalam mengimplementasikan sikap profesionlitas untuk memperkuat sikap nasionalisme pada bangsa dan negara tanpa mencederai identitas sebagai bangsa Indonesia yang selalu membela negaranya.
Sikap Profesional sekaligus menjadi Nasionalis bukan hal yang mustahi bsa dijalnkan secara bersama-sama. Permasalahan di Timnas Sepakbola Indonesia hari ini sudah membuktikan bahwa pemain diaspora layak dijadikan rule of model dan sudah bukan zamannya lagi kita mempersoalkan dan memepertanyakan dengan nada sinis.
Kedua sikap ini juga perlu digalakan kepada pemain yang dinilai sebagai pemain pribumi Indonesia, dan diharapkan mereka belajar dari Jay Idjes dkk dan bisa diterapkan sebagi bagian utama dalam pembinaan sepakbola Indonesia ke depan. Saya berkeyakinan jika PSSI mau membuat statura barui bagi sekuruh klub Indonesia dan menjalankan seluruh kompetisi sepakbola kelompok umur dengan konten Profesional dan Nasionalisme secara bersamaan sebagai sikap utama para pemain sepak bola di seluruh jenjang kelompok umur.