Mohon tunggu...
Rendra Manaba
Rendra Manaba Mohon Tunggu... Konsultan - Pegiat Kreatifitas

bermain dengan rasa yang sama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kota Kendari, Dalam Sebulan 2 Kali Banjir Dahsyat

1 Juni 2017   16:05 Diperbarui: 5 Juni 2017   02:37 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi Sistem Informasi (TSI) dengan segala kecanggihannya yang terus berinovasi, telah menjadi properti dan perangkat terpenting bagi negara/daerah yang mutlak digunakan, serta menjadi konsumsi harian bagi masyarakat umum.

Zaman sekarang siapapun bisa langsung berkomunikasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lain, bahkan berkelompok hingga ribuan sampai jutaan orang diseluruh dunia tidak menjadi sebuah kenistaan.

Kini dunia ada digenggaman tangan dan bisa dimainkan hanya dengan satu jari. Inovasi teknologi informasi dan elektronik melahirkan dunia digital yang membuat hidup lebih praktis dan efektif. Sangat disayangkan jikalau para pemangku kebijakan dengan segala kekuasaan perangkat dan anggaran yang dimiliki, tertinggal bahkan dipecundangi oleh inisiatif yang dibangun oleh komunitas masyarakatnya sendiri.

Kembali ke Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Kedua kepala daerahnya yaitu Gubernur dan Walikota adalah pemimpin petahana yang sudah 2 periode menjabat sangat berkuasa. Dimana Gubernur Sultra awal kepemimpinannya pada tahun 2008 incunbent ditahun 2013-2018 dan Walikota Kendari awal kepemimpinannya pada tahun 2007 incunbent ditahun 2012-2017.

Jika melihat masa kepemimpinan kedua kepala daerah tersebut, harusnya data geografis tahun 2005 sudah terupdate diseluruh media dan lembaga/institusi yang bisa diakses secara gamblang oleh publik. Seharusnya pemerintah daerah merespon serius setiap data yang diterbitkan oleh BMKG dan LSM Lingkungan. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi para visitor (domestik dan mancanegara) yang akan berkunjung dikota Kendari - Sultra.

Para tamu luar baik yang tujuannya untuk berdagang/berbisnis, berinvestasi, berwisata (mice), meriset maupun kunjungan kerja sangat memperhatikan data tersebut, karena sebelum berkunjung ke suatu daerah mereka akan browsing dan mencari tahu segala informasi tentang daerah tersebut hanya dengan smart phone yang ada digenggaman.

Persoalan banjir merupakan masalah musiman yang mudah diprediksi jika serius dikaji oleh para pemangku kepentingan. Mempersiapkan kondisi rawan banjir dari sistem antisipasi hingga penanganan cepat tanggap semestinya sdh konkrit terakomodir, dengan melihat sejarah dan pengalaman peristiwa atas cuaca serta tanda alam yang telah terjadi sebelumnya.

Lain halnya dengan daerah yang memang belum pernah mengalami bencana banjir, begitupun force majeure yg menjadi kuasa Tuhan Yang Maha Esa atas bencana alam. Sistem peringatan atau aplikasi bencana alam mudah dibuat oleh warga masyarakat, bahkan kecerdasan lokal dan potensi warga Kendari sudah sangat mempuni, beberapa pakar lingkungan yang memiliki formula pencegahan banjir yang menjadi solusi perkotaan hanya dipandang sebelah mata.

Dengan 2 periode kepemimpinan kepala daerah telah melewati beberapa bencana banjir ditahun-tahun lalu, sungguh telah menyia-nyiakan kecerdasan lokal dan dapat disimpulkan, kurangnya ruang bagi warga potensial untuk berkontribusi masuk secara profesional mendukung perangkat daerah. Apalagi soal apresiasi pemerintah daerah terhadap karya lokal yang sangat minim. Mungkin political will belum tertuju pada sektor lingkungan dan bencana alam.

Melihat kondisi kota Kendari dan beberapa daerah sekitarnya, dapat disimpulkan bahwa penyebab bencana banjir Kendari adalah sebagai berikut:

1. Kondisi alam yang rusak akibat proses eksplorasi penambangan, dan adanya pembukaan lahan baru yang merusak hutan yang menjadi daya resapan air. Hal ini harusnya segera dihentikan oleh kebijakan yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun