Mohon tunggu...
Rendi  Febria
Rendi Febria Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Era Robot Telah Tiba

16 Desember 2016   18:58 Diperbarui: 18 Desember 2016   02:32 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komputer membuat segalanya berubah. Namun, kemudahan tersebut tidak berarti menggantikan peran manusia setidaknya sampai 20 tahun kedepan. Lalu, bagaimana dengan robot?. Apakah manusia akan tergusur olehnya? Tentunya “tidak”,kata peneliti dari Zukuntz. Andreas steinle,”saya yakin pekerjaan manusia tidak akan berkurang 20 tahun mendatang dibandingkan sekarang hanya saja bentuk pekerjaannya yang mungkin berbeda.

Di era robot sekarang ini lowongan industri terancam. Pekerjaan sederhana biasanya masih bisa dilakukan oleh buruh. Jenis pekerjaan inilah yang menjadi korban pertama dari teknologi mesin. Bila kita perhatikan, tranformasi ini sudah mulai terjadi di rutinitas kehidupan harian kita. Vending machien di McDonalds menerima pesanan, kasir otomatis di Ikea menggantikan staff kasir, dan robot di pabrik mobil sudah ada beberapa dekade. Kondisi ini membuat peneliti dari IAB mencoba mencari potensi pekerjaan yang dapat digantikan dari semua profesi. Hal ini mencakup bagian dari profesi yang dapat digantikan komputer, setidaknya secara teori.

Kesimpulan yang paling penting yaitu, profesi tidak dapat digantikan seluruhnya oleh komputer. Hanya sekitar 130 ribu manusia dapat digantikan perannya secara menyeluruh oleh komputer. Angka tersebut tergolong kecil bila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan tenaga kerja dalam suatu negara. Akan tetapi, hampir 12 juta orang saat ini mengerjakan tugas setengahnya bisa diselesaikan oleh komputer. Pekerjaan paling terancam terjadi pada pabrik. Kenapa dikatakan demikian, sebab semua pekerjaan yang melibatkan proses bahan baku membutuhkan repetisi yang bisa ditangani secara mekanik. Contohnya, pabrik yang menghasilkan kayu, gelas, perabotan, dan prabrik besi. Setidaknya 70 persen aktivitas dalam pabrik itu sudah dapat digantikan dengan mesin.

Pekerjaan dibidang industri tersebut memiliki kemungkinan digantikan sekitar 50 persen. Kemudian, diikuti oleh pekerjaan yang berada di area yang banyak pengaturan kertas dan file, seperti pada organisasi perusahaan, layanan industri, dan ilmu teknologi. Dari sini saja sudah terlihat banyak sekali akan terjadi pengangguran.

Namun, aslinya tidak sedramatis itu. Sebab, kemungkinan manusia akan digantikan oleh komputer tidak tergantung pada kemungkinan teknis belaka. Investasi yang perlu dikeluarkan untuk mesin semacam itu sangat besar, dan tergantung arenanya, harus digantikan beberapa ahun kedepan karena telah ketinggalan zaman.

Jadi untuk pemilik usaha, menjaga keberadaan karyawan masih menjadi keuntungan baik dari sisi biaya maupun kemampuannya. Untuk itu, tampaknya lapangan pekerjaan selama 20 tahun kedepan masih akan terus terjaga ketersediannya. Menurut perkiraan, setidaknya akan ada 60 ribu lowongan pekerjaan yang hilang sampai 2030 nanti. Sekitar 450 ribu pekerjaan memang diperkirakan akan hilang, tetapi dibalik itu ada 400 ribu lowongan pekerjaan akan muncul.

Pekerjaan ini akan ditemukan pada area yang tidak membutuhkan yang namanya komputer. Misalnya, profesi sosial dan budaya. Bahkan, profesi itu tidak sampai 10 persen kemungkinannya bisa diambil alih oleh mesin. Hal ini disebakan perlunya ada tiga kemampuan manusia yang tidak memiliki komputer yakni empati, komunikasi, dan bakat. Empati untuk menyelesaikan masalah mekanikal dan logika adalah tugasnya mesin. Manusia perlu berkonsentrasi pada solusi personal.

Misalnya dokter, harus memiliki banyak waktu untuk mengembangkan terapi individu untuk pasiennya. Komunikasi, pengacara harus mampu menyelesaikan pertikaian. Saat ini mereka lebih banyak buang waktu membaca berkas pengadilan, mengisi formulir, dan mencari kasus serupa. Komputer akan mengambil alih semua pekerjaan tersebut. Bakat, berkat adanya internet, banyak orang bisa dijangkau dengan lebih personal dan terkenal misalnya melalui YouTube.

Hal itulah yang menyebabkan setiap bakat akan menjadi sumber daya yang penting dan kemungkinan akan menjadi mata pencaharian. Bila kita tetap ingin mempunyai pekerjaan hingga 20 tahun mendatang sebaiknya memiliki tiga kemampuan tersebut. Proses digitalisasi memberikan kesempatan bagi manusia untuk berkonsentrasi pada hal penting dalam pekerjaan. Komputer akan mengambil pekerjaan monoton seperti mengambil database.  Misalnya untuk dokter, skenarionya bisa seperti ini, dokter memeriksa pasien dan memasukkan gejala kedalam komputer, dan komputer tersebutlah yang melakukan proses diagnostik.

Banyak alasan kenapa komputer bekerja lebih baik daripada manusia. Pertama, ia tidak lelah meskipun memeriksa 100 bahkan 200 pasien setiap harinya dan tidak membuat kesalahan yang berakibat fatal bagi pasien. Kedua, komputer terhubung dengan jaringan sehingga selalu update dengan penelitian terbaru, sementara dokter hanya dapat membaca beberapa artikel saja perbulannya. Ketiga, komputer juga terhubung dengan database untuk mengatasi situasi asing yang jarang ditemui dokter. Terakhir, ia bisa melakukan semuanya dalam hitungan detik.

Menurut Stainle, hal ini sebenarnya cukup disayangkan. Bila dokter hanya butuh sedikit waktu untuk diagnosa, maka mereka dapat berkonsentrasi pada area yang lebih penting, seperti merawat pasien. Kualitas terapi akan meningkat karena dokter dapat ditentukan dari permintaan dan kebutuhan pasien, jadwal hariannya, dan situasi dalam hidupnya, bukannya merawat semua orang dengan standar terapi yang sama tetapi juga ada perbedaannya. Kondisi ini membuat beberapa kalangan yang lebih memilih pengobatan alternatif dibandingkan pengobatan dokter, karena rasa tersebut terasa lebih personal dibandingkan di ruangan rumah sakit.

Pada akhirnya, kekuatan manusia berasal dari area komunikatif dan empatik. Namun di Jepang, robot sebagai pendamping kesehatan sedang dicoba dipanti jompo. Mereka menuntun penghuni panti tersebut memandikan dan menghibur mereka. Namun demikian, rasanya tidak banyak oran yang bisa percayadengan robot untuk memberi makan orang tua. Kecil sekali kemungkinan orang mau diurus hidupnya oleh mesin. Itu sebabnya panti jompo tetapbutuh perawat untuk berkomunikasi dengan penghuninya, sementara robot mengerjakan tugas berat seperti mengangkat pasien.

Area yang tidak dapat ditangani robot adalah peluang untuk orang kreatif dan berbakat untuk masuk. Pengetahuan dan kemampuan karyawan merupakan sumber daya terpenting dalam roda perekonomian. Hal ini sangat logis, mengingat ketika tugas sederhana didelegasikan ke mesin, maka manusia harus menangani tugas lebih kompleks, dan menggunakan pengetahuan yang bersangkutan untuk itu.

Oleh sebab itu, kemampuan bukan uang yang akan memenangkan kompetisi. Pola pikir ini telah diadopsi oleh Sillicon Valley di mana Apple, google, facebook, dan microsoft menarik perhatian programer dan desainer terbaik dengan tawaran uang besar. Bahkan untuk intern sekali pun bisa menghasilkan sampai USS6000 per bulannya.

Perusaan maju telah menyimpulkan bahwa kemampuan yang tinggi memberikan atau membawa keuntungan yang besar. Itu sebabnya kemampuan memberi kesempatan untuk mendapat kehidupan yang lebih baik. Bahkan diluar perusahaan sekalipun, misalnya di YouTube , dapat ditemukan beberapa orang sukses karena bakatnya. Bahkan ada pula yang mendapatkan acara TV sendiri. Padahal sebelum eranya internet, hal ini bahkan tidak terpikirkan sama sekali.

Sedangkan orang yang memiliki hasrat di usia awal untuk media informasi, matematika, atau fisika berada di posisi yang lebih baik. Ketika mesin mulai mengambil alih pekerjaan monoton sekalipun, masih harus ada orang yang membangun dan memprogram komputer tersebut. Akan tetapi, psikologi dan literatur berada diposisi paling tinggi. Kenapa dibilang demikian, sebab bidan tersebut memiliki kemampuan untuk menyampaikan empati dan komunikasi. “Bahkan manager dan bos besar sekalipun masih membaca novel”, kata Steinle. Dan kemudian bagaimana tukang ledeng dimasa depan nanti belajar mengenai ilmu teknologi (IT), karena semua akan terhubung dengan internet of things, bila tidak ada buku yang menulis mengenainya.

Komputer akan menggantikan pekerjaan monoton yang bersifat mekanik yang dilakukan oleh manusia dalam industri dan pabrik. Sementara manusia masih bisa menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan sosial dan bakat. “The work of man would not be reduced, just the form of her work will be different”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun