Mohon tunggu...
Rendi  Febria
Rendi Febria Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Era Robot Telah Tiba

16 Desember 2016   18:58 Diperbarui: 18 Desember 2016   02:32 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya, kekuatan manusia berasal dari area komunikatif dan empatik. Namun di Jepang, robot sebagai pendamping kesehatan sedang dicoba dipanti jompo. Mereka menuntun penghuni panti tersebut memandikan dan menghibur mereka. Namun demikian, rasanya tidak banyak oran yang bisa percayadengan robot untuk memberi makan orang tua. Kecil sekali kemungkinan orang mau diurus hidupnya oleh mesin. Itu sebabnya panti jompo tetapbutuh perawat untuk berkomunikasi dengan penghuninya, sementara robot mengerjakan tugas berat seperti mengangkat pasien.

Area yang tidak dapat ditangani robot adalah peluang untuk orang kreatif dan berbakat untuk masuk. Pengetahuan dan kemampuan karyawan merupakan sumber daya terpenting dalam roda perekonomian. Hal ini sangat logis, mengingat ketika tugas sederhana didelegasikan ke mesin, maka manusia harus menangani tugas lebih kompleks, dan menggunakan pengetahuan yang bersangkutan untuk itu.

Oleh sebab itu, kemampuan bukan uang yang akan memenangkan kompetisi. Pola pikir ini telah diadopsi oleh Sillicon Valley di mana Apple, google, facebook, dan microsoft menarik perhatian programer dan desainer terbaik dengan tawaran uang besar. Bahkan untuk intern sekali pun bisa menghasilkan sampai USS6000 per bulannya.

Perusaan maju telah menyimpulkan bahwa kemampuan yang tinggi memberikan atau membawa keuntungan yang besar. Itu sebabnya kemampuan memberi kesempatan untuk mendapat kehidupan yang lebih baik. Bahkan diluar perusahaan sekalipun, misalnya di YouTube , dapat ditemukan beberapa orang sukses karena bakatnya. Bahkan ada pula yang mendapatkan acara TV sendiri. Padahal sebelum eranya internet, hal ini bahkan tidak terpikirkan sama sekali.

Sedangkan orang yang memiliki hasrat di usia awal untuk media informasi, matematika, atau fisika berada di posisi yang lebih baik. Ketika mesin mulai mengambil alih pekerjaan monoton sekalipun, masih harus ada orang yang membangun dan memprogram komputer tersebut. Akan tetapi, psikologi dan literatur berada diposisi paling tinggi. Kenapa dibilang demikian, sebab bidan tersebut memiliki kemampuan untuk menyampaikan empati dan komunikasi. “Bahkan manager dan bos besar sekalipun masih membaca novel”, kata Steinle. Dan kemudian bagaimana tukang ledeng dimasa depan nanti belajar mengenai ilmu teknologi (IT), karena semua akan terhubung dengan internet of things, bila tidak ada buku yang menulis mengenainya.

Komputer akan menggantikan pekerjaan monoton yang bersifat mekanik yang dilakukan oleh manusia dalam industri dan pabrik. Sementara manusia masih bisa menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan sosial dan bakat. “The work of man would not be reduced, just the form of her work will be different”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun