Mohon tunggu...
Rendi Al Farizki
Rendi Al Farizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang manusia yang tengah menjalankan kewajibannya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah 'Jawara' Kontes Burung Kicau yang Hampir Menjual Burung Seharga 70 Juta Rupiah

22 Maret 2023   00:10 Diperbarui: 22 Maret 2023   00:19 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           

Mempelihara burung kicau adalah salah satu hobi yang banyak digemari oleh kalangan muda hingga tua. Banyak jenis burung yang sering di pelihara, seperti burung lovebird, pleci, anis, murai, dan lain-lain.

Sangat sering burung-burung kicau ini dilombakan pada kontes kicau burung yakni sebuah perlombaan dimana burung-burung kicau dipertandingkan kemerduan dan kesyahduannya dalam berkicau yang dinilai oleh para juri. Pemenang biasanya mendapatkan hadiah uang tunai Kicau

Aceng (46), adalah seorang pedagang sayur dan sembako yang tinggal di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Aceng adalah salah satu orang yang hobi memelihara burung kicau dan melombakannya sejak tahun 2005. Baginya kontes burung kicau hanya untuk bersenang-senang dan sebagai hiburan pelepas penat.

Saat ini ada sekitar 15 ekor burung yang ia pelihara yang terdiri dari berbagai macam jenis burung. Yang paling sering ia lombakan saat ini adalah burung jenis murai, anis, dan lovebird. Beberapa burung-burung itu ia dapat dengan membelinya dari iklan di facebook, terkadang ada yang menawarkannya langsung ke rumah.

Saat ditanya harga burung di pasaran ia mengatakan beragam dan tak menentu. Aceng mengatakan untuk burung lovebird di pasaran biasa dijual dengan harga Rp. 30.000-35.000 yang termahal dapat mencapai angka Rp. 1.500.000. Untuk harga murai ia berkata bisa menembus angka 2 juta rupiah keatas dan untuk harga anak atau trotolan dibandrol dengan harga sekitar Rp. 500.000 hingga Rp. 1.500.000. Untuk sangkarnya sendiri harganya variatif, mulai dari serratus hinga lima juta pun ada. Namun bagi bara penggiat dan peminat dapat membandrol dengan harga yang jauh lebih ekstrim lagi.

Untuk mendapatkan informasi tentang kontes burung kicau, Aceng biasa mendapatkannya dari brosur atau EO (event organizer) yang ada di facebook. Banyak tempat yang ia datangi untuk kontes baik yang dekat maupun yang jauh sekalipun. Pendaftaran dilakukan ditempat dan biayanya berkisar mulai dari Rp. 10.000 hingga Rp. 20.000, terkadang lebih. 

Namun kenyataannya ada yang mengikuti kontes namun tidak berbayar “Ada, disebutnya bursa. Digantung tapi gak dapet piala atau hadiah. Kan, kalau di gantung siapa tau ada yang minat, kalau cocok di jual.”

Kontes burung kicau tidak jadi sarana hobi namun juga berfungsi sebagai pusat ekosistem burung kicau. Bursa, tidak menjadikan kontes sebagai ajang kompetisi melainkan sebagai media promosi untuk menjual burung-burung kicau mereka.

Saat ditanya apa yang lebih penting bagi Aceng juara atau menjual burung, Ia menjawab keduanya “Sama, juara seneng apalagi laku mahal. Karena tujuan utamanyamah laku mahal.” 

Pada dasarnya, kontes burung kicau ini adalah sebagai media untuk mempromosikan burung-burung kicau juga sebagai tempat untuk menambah nilai jual burung. Semakin baik di lapangan, semakin baik pula harganya. Saat ditanya perihal burung-burung yang pernah dijual apakah pernah melewati nilai 10 juta, ia menjawab “Pernah, 10, 15 Juta tapi itu murah. Dulu pernah di Subang ada yang nawar 70 juta, cuma gak dijual, bapak pengen 150 waktu itu.” 

Kisahnya adalah ketika ia berkontes di daerah Subang seperti biasanya, salah satu burungnya ada yang menawar senilai 70 juta rupiah, namun sayang sekali burung itu tidak dijual karena Aceng menginginkan harga yang lebih yaitu 150 juta. Setelah ditolak burung itu tak pernah dijual kepada siapapun karena burung itu tidak lama kemudian mati. 

Jumlah piagam dan piala yang Aceng miliki lebih dari 100, di rumahnya terdapat dua lemari besar yang berukuran sedang dan besar yang dikhususkan untuk menyimpan seluruh piala dan piagam yang dimilikinya dan itu belum semuanya. Aceng mengatakan bahwa ia dahulu telah banyak masuk media massa karena prestasinya. Salah satu prestasi terbesarnya adalah juara 2 nasional di burung pleci.

Ketika ditanya soal apa yang menjadi cara rahasia untuk membuat burung-burung kicau itu juara ia menjawab. “Tergantung mood, kalau mood burungnya lagi gak bagus, gak akan juara. Harus dirawat juga kalau di lapang harus tau apa mau burungnya.” Lalu perihal pakan ia mengatakan bahwa itu tidak terlalu penting, yang penting pakannnya cukup. 

Burung Kicau menjadi menarik karena suatu bisnis di dalamnya yang melibatkan investasi secara tidak langsung dengan sifat dan karakteristik cara jual beli burung-burung kicau tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun