Ketika sang surya bangun dari peraduan
Aku pun merasa mendapat teguran pertanda kehidupan
Ku ambil sepasang alas kaki yang terdiam
Menuju lorong-lorong pembersihan
Â
Kemudian ku mulai menatap indahnya kehidupan
Menari-nari di sepanjang perjalanan
Dihimpit ribuan pasukan yang berharap penuh kesuksesan
Menuju lembah tempat mengais keping kehidupan
Â
Setelah kembali ke dalam singgasana peraduan
Kau dapati mawar yang kau tanam sedang menjadi biduan
Biduan yang seolah tak bertuan
Bercumbu dengan hasrat kebinatangan
Â
Apakah ini sebuah jawaban?
Ketika pasukan kehidupan kalah dalam berperang
Atau menjadi kepingan pertanda kehancuran
Kehancuran sebuah tatanan kehidupan
Â
Â
Lenteng Agung, 30 Desember 2015