Mohon tunggu...
rendi lustanto
rendi lustanto Mohon Tunggu... -

study in university of indonesia, philosophy program. interested with literature classic, new foucaultian. twitter: @RendiLustanto.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Mawarku Dipetik Tetangga"

30 Desember 2015   02:16 Diperbarui: 30 Desember 2015   02:25 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika sang surya bangun dari peraduan

Aku pun merasa mendapat teguran pertanda kehidupan

Ku ambil sepasang alas kaki yang terdiam

Menuju lorong-lorong pembersihan

 

Kemudian ku mulai menatap indahnya kehidupan

Menari-nari di sepanjang perjalanan

Dihimpit ribuan pasukan yang berharap penuh kesuksesan

Menuju lembah tempat mengais keping kehidupan

 

Setelah kembali ke dalam singgasana peraduan

Kau dapati mawar yang kau tanam sedang menjadi biduan

Biduan yang seolah tak bertuan

Bercumbu dengan hasrat kebinatangan

 

Apakah ini sebuah jawaban?

Ketika pasukan kehidupan kalah dalam berperang

Atau menjadi kepingan pertanda kehancuran

Kehancuran sebuah tatanan kehidupan

 

 

Lenteng Agung, 30 Desember 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun