Mohon tunggu...
Renata Evania Hera
Renata Evania Hera Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Saya merupakan orang yang menyukai public speaking. Saya suka menulis dan juga suka menikmati karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Terapeutik Curcumin terhadap Kanker Prostat

29 Juni 2022   23:24 Diperbarui: 29 Juni 2022   23:55 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Curcumin (diferulolylmethane) banyak digunakan dalam berbagai hal, biasanya digunakan untuk suplemen herbal bahkan kosmetik. Meskipun kandungan obatnya telah diteliti selama 30 tahun, mekanisme kerja curcumin dan target molecular dari curcumin belum dapat dipastikan dengan jelas (Termini et al., 2020). 

Curcumin dikenal sebagai senyawa yang paling efektif, paling aman, tidak berbahaya, dan komponen bioaktif utama dalam kunyit. Permasalahan utama dari curcumin adalah ketersediaan hayatinya yang rendah dan mempunyai daya serap rendah (Mbese et al., 2019).

Banyak penelitian yang telah membuktikan dampak dari pengobatan dengan curcumin pada sel kanker prostat yang berbeda. Penelitian in vitro ini menyediakan peluang untuk menyelidiki dan menjelaskan mekanisme selular lebih detail yang terlibat dalam kinerja curcumin yang mungkin menjelaskan sifat terapeutiknya (Termini et al., 2020). 

National Institute of Cancer (NIC) telah menobatkan curcumin sebagai agen anti kanker (Mbese et al., 2019). Curcumin telah terbukti dalam menghambat proliferasi dan invasi serta menyebabkan apoptosis dari sel kanker prostat baik in vitro maupun  in vivo dengan cara mengganggu beberapa jalur persinyalan termasuk mitogen-activated protein kinase (MPAK), 

reseptor faktor pertumbuhan epidermal atau epidermal growth factor receptor (EGFR), dan nuclear factor κ (NFκB) (Katta et al., 2019).

Penelitian in vitro dan in vivo telah membuktikan bahwa curcumin mempunyai potensi perlindungan dalam menghambat ekspresi gen yang diinduksi hipoksia. Di dalam prostat, salah satu efek farmakologis utama dari curcumin adalah meningkatkan degradasi dari reseptor androgen (AR). 

Dari beberapa studi menunjukkan bahwa curcumin menghambat R1881 dan IL – 6 yang merupakan ekspresi dari gen antigen prostat atau prostate specific antigen (PSA) yang dimediasi di dalam sel LNCaP melalui down – regulation dari ekspresi dan aktivitas androgen receptor (AR). Studi klinis terhadap manusia juga menunjukkan bahwa curcumin memblokir ekspresi PSA (Chung et al., 2011).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun