Tugas artikel ini untuk memenuhi UTS Â mata kuliah Studi Islam yang diampu oleh Bapak Muhammad Firdaus L.c,MA,Ph,d
Renaldy Bagus Pratama (PMI 1A)
12405051020008
Keluarga sakinah merupakan cita-cita bagi banyak orang, terutama dalam konteks kehidupan yang harmonis, damai, dan penuh kasih sayang. Konsep keluarga sakinah berasal dari ajaran Islam, di mana keluarga diharapkan menjadi tempat bertumbuhnya cinta, kedamaian, dan ketentraman. Namun, di era globalisasi yang penuh tantangan ini, mencapai cita-cita tersebut menjadi semakin sulit. Arus modernisasi dan kemajuan teknologi yang begitu pesat membawa dampak yang signifikan pada pola pikir dan gaya hidup keluarga. (Arif, 2019)
Globalisasi telah membuka peluang baru dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan gaya hidup. Namun, di sisi lain, globalisasi juga membawa tantangan serius bagi pembinaan keluarga. Nilai-nilai tradisional yang dulunya menjadi pondasi keluarga seringkali terkikis oleh gaya hidup modern yang lebih individualistis dan materialistis. Kondisi ini membuat pembinaan keluarga sakinah menjadi lebih kompleks, karena adanya pengaruh budaya asing dan kemudahan akses informasi yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai keagamaan dan moral.
Oleh karena itu, penting bagi setiap keluarga untuk menemukan keseimbangan antara mempertahankan nilai-nilai sakinah dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di era globalisasi. Pembinaan keluarga sakinah bukan hanya soal bagaimana membangun hubungan yang baik antara suami, istri, dan anak-anak, tetapi juga bagaimana menghadapi tantangan global yang dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga. Artikel ini akan membahas pentingnya pembinaan keluarga sakinah di era globalisasi serta strategi yang dapat dilakukan untuk mencapainya.
- Pentingnya Pembinaan Keluarga Sakinah dalam Islam
Dalam Islam, keluarga dianggap sebagai fondasi masyarakat. Konsep keluarga sakinah bukan hanya sekadar keharmonisan rumah tangga, tetapi lebih dalam lagi, yaitu mencapai kedamaian dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Keluarga sakinah diharapkan dapat menjadi tempat pendidikan pertama bagi anak-anak dalam memahami nilai-nilai agama, etika, dan moral. Pembinaan keluarga sakinah juga mencakup pentingnya peran suami dan istri yang saling mendukung dan memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing.Â
- Tantangan Globalisasi bagi Keluarga
Globalisasi membawa berbagai perubahan signifikan, salah satunya adalah penetrasi budaya asing yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku individu dalam keluarga. Sebagai contoh, kemajuan teknologi memudahkan akses informasi dari seluruh dunia, yang bisa mengubah pandangan hidup keluarga. Perubahan gaya hidup yang serba cepat dan konsumtif juga menambah tekanan dalam rumah tangga, dimana pasangan seringkali terjebak dalam rutinitas kerja yang panjang dan kurangnya waktu untuk keluarga. Oleh karena itu, tantangan terbesar keluarga saat ini adalah bagaimana mempertahankan keharmonisan dan mendidik anak-anak dalam dunia yang terus berubah. (Budi, 2020)
- Peran Komunikasi dalam Keluarga
Komunikasi yang baik antara suami, istri, dan anak-anak menjadi kunci utama dalam pembinaan keluarga sakinah. Globalisasi, dengan segala dampaknya, dapat menyebabkan kesenjangan komunikasi antara anggota keluarga. Di satu sisi, teknologi informasi memudahkan komunikasi jarak jauh, tetapi di sisi lain, kecanggihan teknologi dapat membuat anggota keluarga lebih terhubung dengan dunia luar daripada dengan keluarga itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi setiap keluarga untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik, termasuk mendengarkan dan berbicara dengan bijak dalam menjaga keharmonisan keluarga.
- Pendidikan Agama dalam Pembinaan Keluarga Sakinah
Salah satu pilar utama dalam pembinaan keluarga sakinah adalah pendidikan agama yang baik. Di era globalisasi ini, banyak pengaruh luar yang bisa menggoyahkan aqidah dan moralitas individu, termasuk dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pendidikan agama menjadi bagian integral dalam kehidupan keluarga. Dengan pendidikan agama yang solid, setiap anggota keluarga akan lebih memiliki pegangan yang kuat dalam menghadapi tantangan zaman, serta mampu mengimplementasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
- Peran Teknologi dalam Keluarga Sakinah
Teknologi memiliki peran ganda dalam kehidupan keluarga. Di satu sisi, teknologi dapat mempererat hubungan antar anggota keluarga melalui komunikasi daring, tetapi di sisi lain, penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menyebabkan jarak emosional antar anggota keluarga. Misalnya, kehadiran gadget dapat mengalihkan perhatian orang tua dari anak-anak mereka, atau bahkan anak-anak lebih cenderung menghabiskan waktu dengan media sosial daripada berinteraksi dengan keluarga. Oleh karena itu, pembinaan keluarga sakinah di era globalisasi harus mencakup pengelolaan teknologi yang bijak, agar teknologi dapat digunakan untuk mempererat hubungan keluarga, bukan sebaliknya. (Kurniawati, 2021)
- Peran Ekonomi dalam Kehidupan Keluarga
Ekonomi juga memainkan peran penting dalam pembinaan keluarga sakinah. Dalam era globalisasi, tuntutan ekonomi semakin tinggi, sehingga sering kali memaksa anggota keluarga untuk bekerja lebih keras atau bahkan bekerja lebih lama. Kondisi ini bisa mempengaruhi waktu dan kualitas interaksi antara anggota keluarga. Oleh karena itu, keluarga sakinah harus bisa menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dengan kebutuhan emosional dan spiritual. Pengelolaan keuangan yang bijak serta kemampuan untuk mencari waktu berkualitas bersama keluarga menjadi faktor penting dalam menciptakan keharmonisan keluarga.
- Membangun Ketahanan Keluarga di Tengah Tantangan Globalisasi
Membangun ketahanan keluarga di tengah era globalisasi memerlukan komitmen bersama dari seluruh anggota keluarga. Ketahanan keluarga ini tidak hanya terkait dengan aspek ekonomi, tetapi juga aspek psikologis dan spiritual. Keluarga yang tangguh adalah keluarga yang mampu menghadapi berbagai tantangan, baik dalam hubungan interpersonal, pendidikan anak, maupun pengaruh budaya asing. Ketahanan ini dapat dibangun dengan terus memperkuat hubungan antara suami dan istri, meningkatkan kualitas komunikasi, serta melibatkan anak dalam kegiatan positif yang memperkuat nilai-nilai keluarga dan agama.
Pembinaan keluarga sakinah di era globalisasi memang menghadapi tantangan yang tidak sedikit. Pengaruh media sosial, gaya hidup materialistis, perubahan peran gender, dan mudahnya akses informasi adalah beberapa faktor yang dapat mengganggu keharmonisan keluarga. Namun, dengan komitmen yang kuat, komunikasi yang baik, dan pendidikan moral yang kokoh, keluarga dapat tetap menjaga nilai-nilai sakinah di tengah arus perubahan global.
Oleh karena itu, penting bagi setiap keluarga untuk beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa melupakan nilai-nilai dasar yang menjadi pondasi keluarga sakinah. Pembinaan keluarga sakinah bukan hanya soal menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, tetapi juga bagaimana menjaga dan melestarikan nilai-nilai keagamaan serta budaya yang menjadi ciri khas kehidupan keluarga yang harmonis dan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H