Mulutmu terlepas ialah setan pemandu; seakan pencabut nyawa ingin berkata
“Kau makhluk yang dungu!”
Kau tunda-tunda seakan kau pemiliknya.
Paksa dirimu bujang!!
Paksa dirimu bujang!!
Sekarang jiwa itu masih ada bergelantungan di jasadmu.
Setetes air mata ketakutan kepada Rabmu lebih baik dari pada air liur yang kau tumpahkan; ialah hawa nafsu binatang.
Sadarkah kau bujang!
Siklus kematian menandakan garis mu akan berakhir di liang lahat.
Terkubur tanpa lentera, sunyi hawa tanah tiada suara yang memanggil; kecuali dua fitnah yang akan bertanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!