Mohon tunggu...
Renaldi Yonra F
Renaldi Yonra F Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Masih ada karya yang harus dibuat di dunia ini. — Anthony Bourdin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Iman di Titik Nol

11 Desember 2024   08:50 Diperbarui: 11 Desember 2024   08:49 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Renaldi Yf

Meratap bujang dengan kelopak mata menutup, melawan waktu makan malam telah dihidangkan. 

Meronta-ronta pintu tak terdengar suaranya.

Sempit hidup ini bagi jiwanya; kotor, bernoda yang mengalir dosa-dosa.

 

Dia ingin berhenti!! dari budak rantai hawa nafsu.

Serasa sulit baginya meratap masa kelam yang pilu.

Merasa ada di tepi neraka sejengkal dari ibu jari kakinya.

Kenapa masih berlanjut?

 

Wahai ibuku!!

Wahai bapakku!!

Percuma kau memekik, tak akan ada yang menolong mu selain amalmu bujang.

 

Berpikir kau bujang!!

Berpikir kau bujang!!

Firman-Nya; "Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antaranya keduanya dengan main-main."

Cukupkah waktumu bujang?

 

Gosok menggosok permukaan benak tiada arti; habis umur dalam kesenangan buana baru kau pungkiri.

Dulu kau anggap itu masih lama...

Masih lama... "Biarkan kita nikmati hidup ini dulu..., Urus saja dirimu sendiri!!"

Mulutmu terlepas ialah setan pemandu; seakan pencabut nyawa ingin berkata

 “Kau makhluk yang dungu!”

Kau tunda-tunda seakan kau pemiliknya.

Paksa dirimu bujang!! 

Paksa dirimu bujang!!

Sekarang jiwa itu masih ada bergelantungan di jasadmu.

Setetes air mata ketakutan kepada Rabmu lebih baik dari pada air liur yang kau tumpahkan; ialah hawa nafsu binatang.

 

Sadarkah kau bujang!

Siklus kematian menandakan garis mu akan berakhir di liang lahat.

Terkubur tanpa lentera, sunyi hawa tanah tiada suara yang memanggil; kecuali dua fitnah yang akan bertanya.

 

Apa yang akan kau jawab bujang?

Sudah siapakah kau bujang?

Menelan air mata; asin tersedu-sedu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun