Mohon tunggu...
Putri Nur Fadila
Putri Nur Fadila Mohon Tunggu... Penulis - Pemula

@ptrdila_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Yang Pergi Takkan Kembali

2 Februari 2020   16:34 Diperbarui: 2 Februari 2020   17:30 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pada pagi hari, Nadia, Indri, Feni, Ana dan Sinta mereka berkumpul ditaman sekolah dekat kelas mereka. Mereka selalu bersama walaupun berbeda kelas. Sambil menunggu bel masuk, mereka membicarakan semua hal mulai dari tugas, rencana liburan akhir tahun nanti,tentang kesulitan mereka satu sama lain, tentang keluarga mereka,  kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan sepulang sekolah nanti dan masih banyak lagi yang biasa mereka bicarakan.

Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba -- tiba bel masuk pun berbunyi  "Tenot.....tenot saatnya masuk ke kelas" mereka pun terkejut.

"Eh udah bel, ayo buruan kita masuk ke kelas kalo telat nanti gakan diizinin masuk!" ujar Nadia.

"Ohiya temen -- temen, nanti pulang sekolah jangan lupa nanti kita kumpul lagi disini. Kita kan nanti mau main gapada lupa kan?" ujar Indri.

Semua nya pun menjawab " Iya engga dong... kita gakan lupa soal itu". Dan akhirnya mereka semua bergegas menuju kelas masing -- masing.

Suara yang sangat ditunggu -- tunggu oleh semua murid, Yap bel pulang. Semua murid sangat bersemangat ketika bel pulang berbunyi. Mereka berhamburan  ke luar kelas begitu juga dengan Nadia, Indri, Feni, Ana dan Sinta mereka bergegas kumpul ditaman .

"Semua udah komplit kan? Eh tapi tunggu deh, perasaan ada yang kurang. Si Feni mana?" tanya Indri.

 " Tadi aku mampir ke kelasnya dia gada dikelasnya" jawab Sinta.

" Aduh itu anak kebiasaan banget deh suka ngilang, yaudah kita tungguin dia kalo dia ga dateng -- dateng kita tinggalin aja dia sekali -- kali "ucap Ana. Semuanya pun tertawa dan mengiyakan.

Setelah menunggu hampir 15 menit, Feni pun datang.

" Maaf banget ya aku dateng nya telat temen -- temen , kalian jadi nungguin lama deh" ucap Feni.

" Ah kamu emang udah ga aneh Fen" sahut Sinta.

" Ayo buruan kita berangkat biar pulangnya ga kemaleman!"ucap Indri dan yang lain pun setuju.
Sebelumnya mereka telah berencana untuk menonton film bersama di Bioskop. Sesampainya di bioskop, mereka langsung mengantri untuk membeli tiket.

" Eh jadinya kita mau nonton film apa nih?"tanya Sintia.

" Kaya nya film hantu Si Manis Jembatan Ancol rame deh"jawab Nadia.

" Film hantu? Tapi kan aku orangnya penakut, ga berani nonton film gituan. Emm... tapi biarin deh kali -- kali, toh nonton nya juga banyakan bareng sama kalian juga."jawab Ana.

" Oke deh kalo gitu, kita nonton film itu aja ya!" ucap Indri dan semuanya pun setuju.
Setelah selesai menonton, mereka memutuskan untuk mengisi perut karena sudah lapar.

" Kita makan disana aja yuu, udah lapar banget nih" ucap Indri sambil menunjuk ke salah satu restaurant cepat saji yang sangat di gemari anak -- anak muda dan mereka semua pun setuju. Pada saat sedang makan, salah satu HP diantara mereka berbunyi.

" Bentar ya aku kesana dulu, Ibuku nelfon nih" ucap Feni. Tidak lama kemudian Feni pun kembali ke tempat duduk mereka.

" Aduh temen -- temen maaf aku disuruh pulang duluan sama ibuku karena ada keperluan mendadak'" ucap Feni dengan raut muka sedih dan khawatir.

" Oke gapapa ko Fen santai aja, kamu hati -- hati dijalan ya Fen kalau udah sampai rumah kabarin kami ya!" ucap Indri.

" Oke makasih ya semuanya hari ini rame banget deh, sampai ketemu besok temen -- temen... dahh" ucap Feni.

" Oke dah Feni" sahut mereka semua.
Keesokan harinya sepulang sekolah, mereka berkumpul seperti biasa di taman tempat mereka biasa berkumpul.

" Feni mana?" tanya Sinta.

" Tadi aku nanya ke temen sekelasnya, katanya dia ga sekolah tapi gatau kemana. Tumben dia ga ngasih tau kita, tadi aku udah coba telfon dia tapi ga aktif jadi cemas dia tiba -- tiba ngilan gini". jawab Sinta

Sudah seminggu lamanya Feni tidak masuk sekolah dan tidak ada kabar sama sekali tentang Feni. Dan itu pun membuat para sahabatnya khawatir. Mereka berkumpul ditaman sambil membicarakan tentang Feni yang menghilang selama 1 minggu ini.

" Asli deh ko Feni tega banget yak e kita dia ga ngasih kabar sama sekali ke kita, dihubungin juga susah" ucap Indri dengan nada kesal.

"Tapi aku ngerasa ada yang ga beres deh tentang Feni... aku takut Feni kenapa -- kenapa " ucap Ana.

" Gimana kalo kita kerumah nya Feni aja? Biar tau dan jelas kabarnya. Pulang sekolah nanti kita kesana" ucap Nadia.
Bel pulang pun berbunyi dan mereka bergegas pergi ke rumah Feni. Sesampainya dirumah Feni, suasana nya sepi seperti tidak berpenghuni. Sinta membunyikan bel berkali -- kali tetapi tidak ada yang menjawab. Tiba -- tiba ada wanita yang menghampiri mereka semua, ternyata wanita itu adalah tetangga Feni.

" Temen -- temen nya Feni ya?" ucapnya.

" Iya benar bu, dari tadi gada yang keluar, pada kemana ya bu? Ko rumah nya sepi?" tanya Ana.

" Feni dirawat dirumah sakit, emang kalian gatau?" ucapnya.

" Hah Feni sakit bu?" ucap mereka semua terkejut mendengar kabar itu.

" Iya dia sakit kanker, dia di rawat di rumah sakit Cahya."

" Terima kasih informasi nya ya bu, kami pamit bu" ucap Nadia.

" Iya sama -- sama" ucapnya.

Mereka semua terkejut dan sedih setelah mendengar kabar bahwa Feni ternyata sedang dirawat karena sakit kanker. Mereka tidak percaya bahwa Feni bisa menyembunyikan penyakitnya itu tanpa memberi tahu kondisi nya kepada para sahabatnya dan mereka pun bergegas pergi ke rumah sakit tempat Feni di rawat.

Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung mencari ruangan ICU dan mereka bertemu kedua orang tua nya Feni. Mereka semua hanya bisa melihat keadaan Feni dari balik kaca ruang ICU. Tangis mereka pecah tak bisa tertahan lagi saat melihat keadaan Feni sahabat mereka yang berbaring lemah tak sadarkan diri dengan selang yang terpasang di tubuh Feni. Mereka tidak bisa menyembunyikan air mata mereka saat melihat keadaan Feni.

" Tante....Feni sebenernya kenapa tan?"tanya Nadia sambil menangis.

" Sebenernya...Feni udah lama kena penyakit kanker. Tapi dia gamau ngasih tau ke kalian semua tentang penyakitnya ini, dia juga ngelarang tante buat ngasih tau ke kalian soalnya dia gamau kalo misalnya kalian tahu terus nanti kalian malah ngejauhin Feni yang penyakitan. Yang ada nanti Feni malah nyusahin kalian semua" jawabnya.

" Ga! Kita gakan mungkin sejahat itu ke Feni, kita itu sahabatan udah deket banget udah kaya keluarga sendiri masa kita setega itu ke Feni"ucap Indri sambil menangis.

" Kalau kita tau Feni kena kanker kita pasti bakal support dia, kita pasti bakal selalu ngedukung dia gamungkin kita ninggalin dia di saat di butuh dukungan dari orang -- orang terdekat dia kalo dia itu pasti bisa sembuh bisa melewati semua ini"ucap Sintia. Semuanya pun setuju dengan perkataan Sinta.

1 bulan kemudian, Nadia, Indri, Ana dan Sinta kembali menjenguk bagaimana keadaan Feni. Mereka tidak pernah lupa untuk menjeguk keadaan Feni dan memberikan semangat agar cepat sembuh setiap 3 kali seminggu mereka pasti datang kerumah sakit. Keadaan Feni hari demi hari sudah membaik karena ia rutin menjalani kemoterapi, tapi akibat dari kemoterapi yaitu rambut Feni yang semakin sedikit karena rontok yang terjadi efek samping dari menjalani kemoterapi.

" Fen, cepet sembuh ya biar kita bisa sekolah, main, jalan -- jalan bareng lagi"ucap Ana.

" Iya Fen kita pengen ngumpul bareng- bareng lagi sama kamu ga rame kalo ga komplit, apa lagi gada kamu yang suka ceplas ceplos kalo ngomong"ucap Indri.

" Iya Fen ayo kita main lagi ngumpul lagi kaya dulu, jadi kamu harus cepet sembuh ya Fen kamu pasti bisa melewati semua rasa sakit ini"ucap Nadia.

" Apa jangan- jangan kamu betah di rumah sakit gara- gara dokter nya pada ganteng ya Fen? Ayo ngaku hahaha..." ucap Sintia iseng. Mendengar ucapan dari para sahabatnya itu, Feni pun tertawa kecil.

Waktu terus berlalu, tidak terasa sekarang sudah memasuki bulan Juni, bulan kelahiran Feni.

" Eh temen -- temen besok kan Feni ulang tahun, kita mau kasih kejutan apaan?"tanya Indri.

" Feni kan masih dirumah sakit, kita bikin acara kecil -- kecilan aja di kamar nya Feni"ucap Nadia.

" Em...ide bagus"ucap Ana.
Esok harinya, hari ulang tahun Feni pun tiba. Seperti hari -- hari sebelumnya semenjak ia di vonis kanker, tidak ada hari yang special bagi Feni. Yang Feni rasakan hanya sakit akibat penyakit yang ia derita dan efek samping dari kemoterapi. Setelah Feni selasai melaksanakan kemoterapi ia kembali ke kamar nya, tetapi disana ia dikejutkan oleh para sahabat nya dan beberapa orang dokter dan suster memberi kejutan untuk Feni.

" Selamat ulang tahun Feni cepet sembuh ya kamu pasti kuat Fen...kita semua sayang Feni"ucap dari para sahabat nya dengan kompak.

" Selamat ulang tahun ya Feni, semoga cepat sembuh"ujar dokter dan suster.

" Feni..selamat ulang tahun ya anak kesayangan Mama dan Papa semoga Feni cepat sehat kita sayang Feni"ucap mama dan papa Feni.

" Terima kasih semua nya udah ngasih kejutan buat ulang tahunku ini...aku bahagia di kelilingi sama orang -- orang yang sayang banget sama aku aku bersyukur banget"ucap Feni. Nadia, Indri, Ana, Sinta langsung menghampiri Feni dan memeluk nya.

Setelah 3 hari sejak ulang tahun nya itu, kondisi Feni semakin memburuk. Tiba -- tiba kesehatan nya menurun drastis. Nadia, Indri, Ana dan sintia pun menunggu diluar ICU. Mondar -- mandir, duduk lalu berdiri lalu duduk lagi perasaan gelisah menanti kabar dari dokter yang sedang memeriksa Feni sahabat mereka. Terlihat Mama dan Papa nya yang menangis karena tidak menyangka kondisi Feni sekarang yang tiba -- tiba memburuk padahal kemarin kondisi nya sudah membaik. Tiba -- tiba seorang dokter keluar dari ICU dengan raut wajah seperti hendak  memberi tahu kabar buruk.

" Maaf, saya sudah berusaha sebisa mungkin. Tapi Tuhan berkehendak lain, Tuhan lebih menyayangi Feni agar ia tidak merasakan lagi rasa sakit yang ia rasakan selama ini"ucapnya.

Saat mendengar kabar itu sontak Mama dan Papa Feni terkejut tidak menyangka begitu pun dengan Nadia, Indri, Ana dan Sinta yang tidak bisa menahan air mata. Mereka semua berlari masuk ke ruangan ICU dan langsung memeluk Feni yang sudah tiada meninggalkan mereka semua selama -- lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun