Mohon tunggu...
Renada Alvioni
Renada Alvioni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon

I love nyamnyam, purple, sunrise, ocean, and my parent's smile

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Body Shaming Itu Candaan, Katanya

5 November 2022   21:38 Diperbarui: 6 November 2022   20:13 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ini dibuat oleh Renada Alvioni

"Berat badan kamu berapa? Ko kecil banget? ga pernah makan ya??"

“Kamu iteman ya sekarang?”

"Eh ko kamu gendutan sih”

“Ih lagi jerawatan ya”

Apakah kalian sering mendengar celetukan-celetukan seperti di atas saat sedang berada dalam pertemuan keluarga, bertemu kawan lama, nongkrong bersama teman-teman, atau bahkan dalam kolom komentar media sosial anda? 

Kalimat-kalimat tersebut biasanya dilontarkan untuk tujuan bercanda atau mencairkan suasana, namun nyatanya malah menimbulkan dampak negatif yang berbahaya. Fenomena ini disebut sebagai body shaming

Apa Itu Body Shaming? 

Body shaming merupakan tindakan mengkritisi bentuk tubuh atau penampilan orang lain dengan konotasi negatif. Fenomena ini seringkali dianggap sepele oleh kebanyakan orang.

 Body shaming mengekalkan pandangan bahwa seseorang dinilai hanya sebatas fisik semata. Padahal, manusia adalah mahluk hidup yang sangat istimewa dan unik. Tuhan menciptakan manusia beragam-ragam bukanlah tanpa tujuan, melainkan agar timbul rasa persaudaraan dan rasa saling menghormati. 

Dengan keberagaman ini, tentu saja setiap pribadi memiliki perbedaan dan ciri khasnya masing-masing. Perbedaan ini hanyalah mengenai pemikiran dan penampilan fisik. Baik itu perbedaan bentuk tubuh, warna kulit, tinggi badan, maupun tipe rambut. Namun kenyataannya, perbedaan ini malah dijadikan bahan body shaming jika seseorang tidak dapat memenuhi standar kecantikan yang ada di masyarakat sekitar. 

Pernahkah kamu berfikir, adakah orang kembar yang benar-benar sama? meski secara sekilas fisiknya hampir sama, namun tentu saja terdapat beberapa bagian yang akan membedakan. 

Body Shaming Itu Jahat!

Biasanya, alibi dari para pelaku body shaming ini ialah menganggap bahwa lontaran kalimat-kalimat tersebut sebagai candaan dan wujud kepedulian agar korban body shaming menjadi lebih semangat dan termotivasi untuk mampu menjaga tubuhnya. 

Nyatanya, body shaming malah akan membuat korbannya menjadi tidak percaya diri, bahkan bisa membuat korbannya membenci diri sendiri atau bahkan menekan diri untuk menjadi sempurna dengan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Tidak sampai disitu, body shaming pun mampu membuat orang mengalami depresi hingga memiliki kecenderungan untuk bunuh diri. Perilaku ini dapat membahayakan seseorang baik secara fisik maupun psikologis. 

Definisi cantik di Indonesia identik dengan kulit putih, hidung mancung , tubuh langsing, dan lain sebagainya. Kualitas-kualitas ini menjadi tolok ukur yang mendorong kita untuk membandingkan diri kita dengan orang lain. Selain itu, maraknya artis korea yang menjadi brand ambassador suatu produk kecantikan lokal semakin membuat kita tergiur untuk menyamai standar kecantikan Korea. 

Di samping itu, kurangnya kepekaan sosial menjadikan fenomena body shaming ini terus menjamur di masyarakat. Masih banyak orang orang yang menganggap bahwa hal ini hanya sebatas guyonan semata sehingga tidak ada inisiatif untuk menghentikannya. 

Body Shaming Is A Silent Killer! 

Dr. Devie Rahmawati (Jawa Pos, 2018) menuturkan bahwa maraknya perilaku body shaming ini disebabkan oleh rendahnya edukasi mengenai perilaku dan dampak yang ditimbulkan dari body shaming. Body shaming termasuk ke dalam bentuk kekerasan verbal seperti bullying, yang-sama sama berpengaruh besar terhadap kesehatan mental seseorang. 

Lontaran komentar negatif orang lain terhadap fisik seseorang akan terus melekat dalam pikiran mereka. Apa aja sih dampak yang akan ditimbulkan? Yuk kita simak! 

Pertama, body shaming dapat mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Bagi orang yang mengalaminya, body shaming memberikan efek tekanannya tersendiri. Faktor paling umum ialah munculnya eating disorder yakni makan dengan porsi banyak dan sering, namun makanan tersebut seringkali dimuntahkan kembali sehingga membuat penderitanya kesal bahkan depresi. 

Di sisi lain, ada pula korban yang melakukan diet ketat untuk mendapatkan berat badan yang ideal sesuai dengan standar kecantikan di lingkungannya. 

Kedua, body shaming dapat menghancurkan rasa percaya diri. Korban body shaming cenderung merasa minder dan tidak menerima keadaan diri. Kalimat-kalimat yang menusuk akan mengubah pandangan para korban menjadi selalu melihat tipe tubuh mereka secara negatif. Hal ini juga meningkatkan tekanan emosional dari para korban.

Ketiga, body shaming dapat melahirkan rasa putus asa, memandang dirinya tak berharga, tak layak bahagia, dan tidak menerima diri sehingga melakukan self harm (melukai diri sendiri), membuat korban malas untuk berinteraksi sosial dan malah mengurung diri.

Jika tidak secara cepat mendapatkan bantuan profesional, korban bisa terkena gangguan kecemasan yang serius dan bahkan mengalami serangan panik. Hal ini dapat bisa mengganggu kehidupan sosialnya, status sosial, hingga ekonomi korban. Seperti yang terjadi di Thailand pada tahun 2018, seorang remaja berusia 17 tahun nekat bunuh diri di sekolah karena selalu dipanggil gendut oleh teman-temannya. 

Inilah pentingnya adab berbicara untuk kita terapkan baik itu dengan teman dekat ataupun orang yang tidak kita kenal, mengingat body shaming ini sangat berpengaruh terhadap kondisi mental seseorang. Tidak ada manusia yang diciptakan sempurna. Kita semua diciptakan berbeda-beda wujud. 

Mulailah untuk menerima diri sendiri dan beryukur dengan apa yang telah Tuhan berikan. Dengan menerima diri sendiri bahwa tidak ada manusia yang sempurna, seseorang cenderung akan berhati-hati saat berbicara dengan orang lain serta menghargai keadaan mereka. Dengan rasa syukur yang kita miliki, tentu akan membawa diri kita pada pandangan yang positif. Seseorang yang menerima dan bersyukur akan melahirkan inner beauty atau kecantikan dari dalam.

Cara paling sederhana yang dapat dilakukan agar kita memiliki pikiran yang lebih positif ialah dengan mengambil selembar kertas dan menuliskan 3 hal yang paling kita sukai dalam diri kita, setiap malam. Ketika bangun di pagi hari, baca kembali kertas tersebut lalu tulis kembali 3 hal yang kita sukai dari diri kita. 

Kegiatan ini dapat membuat kita lebih menyadari kelebihan yang kita miliki, sehingga kita merasa lebih bersyukur terhadap diri kita sendiri. Untuk pelaku body shaming, stop mengomentari fisik orang lain. Mulutmu harimaumu. Melakukan body shaming hanya akan membuat citra dirimu menjadi buruk.

So, body shaming is not a joke. It can be a silent killer for all of us. 

Referensi:

Jawa Pos. 2018. “Penyebab Body Shaming”, https://www.jawapos.com/nasional/hukum-kriminal/25/11/2018/4-penyebab-body-shaming/, diakses pada 26 Oktober 2002 pukul 23.10

Prabandani, Safira. 2022. "Stop Body Shaming!", https://yayasanpulih.org/2020/07/stop-body-shaming/, diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 21.30

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun