Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Terpukau Alam Gunung Prau

31 Juli 2018   13:11 Diperbarui: 1 Agustus 2018   12:15 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Prau di Dieng, Jawa Tengah mungkin adalah salah satu gunung favorit para pendaki. Melalui @ochela, saya dan @remora_remora mendaftar di trip #praumemukau  yang diselenggarakan @mainoutdoor. Karena Gunung Prau bisa didaki santai,  saya berani  mengajak @defloriee, @yudhihar @swanz-ws, dan Shelly. 

Jumat, 20180713 Jakarta - Sabtu, 20180714 Dieng 

Bersama Swanty berdesakan di commuter line pada jam ramai  bubar kantor menuju Stasiun Pasar Minggu. Dilanjutkan menumpang ojek online, transportasi  tercepat menembus macetnya Jakarta menuju  meeting point Kampung Rambutan. Jam 10 malam bus rombongan bergerak perlahan meninggalkan Jakarta.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Jadwalnya kami akan tiba di Dieng jam 8 pagi. Durasi  10 jam perjalanan pastinya diisi dengan  tidur sambil diiringi musik dan selingan drama Korea  di HP.  

Sampai di Brebes jam 05:50 WIB, sirnalah  harapan tiba di Dieng jam 8 pagi. Tetap menikmati perjalanan sampai akhirnya tiba di basecamp Dieng lewat  jam 1 siang.  Terlanjur hafal dengan jadwal acara, berarti  harus mencoret acara  tidur siang di tenda dan menikmati matahari terbenam #dengdong. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Bila  melihat perhitungan jam yang dijadwalkan dan sejak awal  mengecek rute melalui  google map, harusnya kami lewat Pekalongan. Kabarnya rute Pekalongan   dilewati juga  oleh trip @mainoutdoor sebelumnya. Kali ini karena keterbatasan kemampuan transportasi, jadi harus lewat jalur Purwokerto, berarti mengorbankan waktu dan acara terjadwal. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Basecamp -- Jalur Patak Banteng -  Puncak 2,565 mdpl                               

Sambil makan siang  kami menyiapkan barang yang akan  dibawa dan yang dititip di basecamp. Briefing singkat, berdoa bersama dilakukan di depan basecamp.  Kami  mulai berjalan jam 15:05 WIB dengan  estimasi waktu 3 jam mendaki santai   lewat jalur Patak Banteng.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Melewati pemukiman penduduk, di beberapa tempat dijual buah carica/karika dalam bentuk buah segar dan yang sudah diolah. Carica adalah adalah buah pepaya yang tumbuh di dataran tinggi seperti di Dieng.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Perlahan mengikuti jalan sambil menikmati pemandangan sekitar Dieng. Ada beberapa warung  makanan  sampai melewati  Pos 1 Sikut Dewo. Semangka, pisang, minuman dan makanan kecil dijual di warung  menggoda para pendaki untuk mampir.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Mendaki di tanah berundak seperti tangga sampai di Pos 2 Cangal Walangan. Akar-akar pohon membuat alur rumit di tanah.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Melewati Pos 3 Cacingan, cuaca sejuk berawan menjadi semakin berwarna kelabu dengan turunnya kabut. Jarang ada  bonus  landai, karena jalurnya memang dominan  tanjakan. Bersama teman-teman rombongan belakang, kami tiba di puncak saat sudah gelap. Bersyukur walaupun mendung tetapi tidak hujan seperti yang dikhawatirkan @defloriee.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Tiba di camp saat sudah mulai gelap, kami  disambut panitia dan  dikalungi bunga. Panitia sudah menyiapkan makanan dan minuman selamat datang. Ada burger, pudding coklat, salad buah dan minuman. Tapi tetap saja saya kangen  bala-bala dan pisang goreng di gunung hahahaha.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Bersih-bersih, ganti baju lalu istirahat di tenda kapasitas 6 - 7 orang yang disiapkan untuk kami. Tidak lama @ochela datang membawa sushi, saya mengambil 3 potong karena memang suka makan shusi. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Menu makan malamnya shabu-shabu berkuah panas yang menghangatkan badan. Serasa  sedang  camping di Gunung Fuji nih hahaha. Masih ada menu tambahan pizza tipis yang menggoda untuk dicicipi. 

Untuk hal makanan selama camping, apresiasi saya untuk @mainoutdoor yang sudah menyiapkannya dengan sangat baik dan membuat kenyang. Makan apapun  di gunung  pastinya  terasa nikmat. 

Panitia juga membuat  acara permainan untuk mengisi waktu,  dan mengakrabkan peserta.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Minggu, 20180715 Turun Gunung  -- Senin, 20180716 Jakarta 

Segarnya bangun pagi karena sudah  tidur nyenyak semalam. Matahari belum terlihat, di beberapa bagian bukit sudah banyak yang menanti untuk menyaksikan matahari terbit. Mau bertanya dimana tempat terbaik (di jadwal tertulis "rahasia) untuk hunting foto, tetapi panitia tidak terlihat di sekitar tenda hahaha. Akhirnya kami pergi ke salah satu bukit, lumayanlah dari situ terlihat matahari yang sudah bergerak keluar.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Dari beberapa artikel yang saya baca, katanya bila sedang cerah kita bisa melihat Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Lawu dan Gunung Slamet. Terlihat samar-samar bentuk gunung di kejauhan, tetapi entah apa nama gunungnya.

Dari tempat saya berdiri, bisa  menikmati alam  sekeliling yang terlihat. Bukit-bukit, gunung-gunung di kejauhan yang tersamar kabut, rumput yang mengering karena musim, warna warni tenda para pendaki dan gerak para pendaki dengan aktifitas masing-masing. 

Area tenda kami paling  meriah dengan hiasan bendera dan lampu. Ada  mainan untuk  iseng dan kursi-kursi untuk bersantai. @mainoutdoor juga menyiapkan toilet tend lengkap dengan lubang galian tanah untuk membuang kotoran, untuk membuat nyaman peserta.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Kegiatan pagi  leyeh-leyeh di sekitar tenda, sarapan, dan foto-foto. Melihat para pendaki dari group lain yang sudah mulai bergerak turun, karena tenda pun sudah mulai panas, sebenarnya kaki saya gatal juga untuk ikut  menyicil perjalanan turun gunung supaya sampai di basecamp lebih cepat dan bersiap pulang, tetapi di jadwal kami  mulai turun jam 10.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Jalur Dieng yang landai namun lebih panjang dipilih sebagai jalur turun. Jam 10:30 WIB kami mulai berjalan beriringan setelah sebelumnya ada acara olahraga dulu hahaha. 

Kontur jalur Dieng tidak berundak seperti Patak Banteng. Lebih landai, banyak savanna  dan beberapa pohon tumbuh berjauhan yang bisa dijadikan tempat istirahat.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Gunung Prau lebih dikenal dengan ketinggian 2,565 mdpl di puncak tempat camping ground. Sebenarnya letak titik tertinggi Gunung Prau 2,590 mdpl ada di jalur Dieng ini. Papan informasi  yang masih bagus dan jelas tulisannya menjadi icon untuk mengambil foto. Dari tempat ini memandang sekilling Dieng, bisa sedang tidak terik, pasti senang bisa berlama-lama memandang sekeliling alam. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Selesai foto-foto, melanjutkan jalur menurun untuk masuk ke area yang lebih teduh karena lebih rapat oleh pepohonan. Jalurnya asyik untuk trekking santai sampai di gapura selamat datang. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Perjalanan belum selesai karena  masih harus melewati perkebunan kentang dan melewati gapura berikutnya. Di gapura ini banyak penjual makanan. Setelah itu kembali masuk area pemukiman penduduk sampai di rumah basecamp.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Baik juga disini  ada beberapa rumah yang punya ide cemerlang menyewakan toilet dan kamar mandi dengan fasilitas air hangat. Harga  Rp 5,000.00 sangat menolong bisa mandi tanpa  kedinginan dan mengurangi antrian mandi di rumah basecamp. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Kembali duduk manis di dalam bus yang semakin sarat  muatan karena tambahan barang. Jam 15:50 WIB bus meninggalkan Dieng.  Berharap perjalanan pulang akan lebih cepat. Melihat  jadwal tiba di Jakarta adalah jam 00:00 WIB,  melihat map dengan rute Pekalongan pun sepertinya tidak terkejar, apalagi lewat rutu berangkat hmmm #tepokjidat.

Baru 1 jam perjalanan, ban dalam  bus kempes,  perlu beberapa waktu untuk ganti ban, tapi untung prosesnya tidak terlalu memakan banyak waktu untuk melanjutkan perjalanan.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Saya, @defloriee dan @yudhihar beberapa kali mengecek map, cemas karena teman kami @remora_remora punya jadwal penerbangan kembali ke Medan jam 04:25 WIB dan hal ini sudah diketahui oleh panitia.

Tetapi ternyata jalur yang diambil tetap lewat  rute berangkat, artinya perlu durasi jauh lebih panjang daripada lewat Pekalongan. Hmmmmm akibatnya @remora harus kehilangan tiket pulangnya ke Medan seharga Rp 1,038,000.00  dan membeli tiket baru seharga Rp 1,281,500.00. 

Hal kecewa saya dan teman-teman tentang perhitungan waktu, koordinasi tentang transportasi dan @remora yang harus mengorbankan tiketnya sudah disampaikan ke @ochela sebagai wakil dari team @mainoutdoor. Hehehe  padahal biasanya saya adalah peserta trip yang sangat-sangat jarang dan sangat tidak suka komplain ke panitia loh. 

Selama perjalanan dan trip ini,  4 jempol untuk Arca, guguk husky yang dibawa Putra, salah satu panitia. Yang saya dengar mereka memang sedang menyeleksi untuk dijadikan bagian dari team. Sebenarnya kasihan melihatnya  tampak   lelah dengan kenyamanan seadanya  selama perjalanan panjang. Masih belum paham  maksud dan tujuan  menyertakan guguk dalam bagian open trip seperti ini selain untuk kepentingan dokumentasi.

Saya jadi ingat dengan guguk-guguk di rumah @chiko_hachiko_jeriko, berandai-andai apa yang harus saya siapkan dan lakukan untuk kenyamanan bila membawa guguk atau binatang peliharaan lainnya. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Setiap perjalanan selalu punya cerita, kesan, pengalaman dan pelajaran. Semoga dikemudian @mainoutdoor  semakin lebih baik dan  sukses.

Terima kasih @ochela yang sudah sangat melayani dan  sering membantu mengabadikan moment kami selama menikmati keindahan Gunung Prau.   

Terima kasih  @mainoutdoor yang sudah menyelenggarakan trip gunung #praumemukau. 

Terima kasih teman-teman yang sudah mau diajak untuk mengalami perjalanan ini bersama-sama. Terima kasih teman-teman yang baru dikenal dalam perjalanan. Tak terlupa terima kasih Tuhan karena kami boleh berkesempatan menikmati indahnya alam ciptaan.

Salam lestari,

Life Is A Great Journey,

Helen_s.maria

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun