Bersih-bersih, membereskan barang dan kamera, sambil  ngobrol dengan Mba Itha yang sedang kurang sehat. Saat sudah beres dan mau menyusul teman-teman  di dermaga,  mereka malah  kembali ke kamar.
Esok harinya kami masih punya dua jadwal penyelaman. Bangun pagi, keluar kamar dan melihat laut di depan mata, oh nikmatnya. Karena sudah ketinggalan oleh kakak Dwi yang latihan lari, kakak Lola yang jalan pagi, saya jalan-jalan sendiri saja di sekitar depan kamar. Pepohonan di pinggir pantai membuat suasana terlihat sejuk. Pasir putih di sepanjang pantai seperti permadani  nyaman walaupun diinjak tanpa alas kaki.
Rencananya bila kondisi memungkinkan, dive pertama setelah sarapan, kami akan menyelam di sekitar wreck Papa Theo. Sudah tiba di lokasi, Doni memeriksa sekitarnya sebelum kami semua turun, tapi ternyata visibility tidak mendukung. Kami pindah lokasi, visibility juga tidak terlalu bagus, hanya bagus di sekitar tempat safety stop, jiiiiaaaah hahahaha. Padahal kalau visibility bagus, tempat ini harusnya lumayan bagus karena terlihat banyak ditumbuhi seafan berukuran besar.
Kembali ke pulau, sambil menunggu waktu  dive terakhir sebelum makan siang. Hasil "survey" kakak Lola tadi pagi, katanya ada warung yang menjual mie rebus dan cemilan. jadi baiklah kami kunjungi warung itu untuk membuktikannya hahaha.Â
krupuk jablay vs marning pedas
Lokasi penyelaman terakhir hari ini kembali di sekitar dermaga, karena berharap masih bisa bertemu dengan gerombolan ikan kecil di tiang-tiang dermaga. Saat hampir selesai, saya melihat teman-teman sudah naik, Doni memberi kode kalau dia mau mengantar saya kembali mencari "shaun the sheep" Nudibranch yang super imut-imut seukuran 2 mm. Semua dilakukan dengan cepat hahaha.
shaun the sheep nudibranch
Di dermaga ini saya mengobati trauma, walaupun sudah beberapa tahun menjadi penyelam, sejujurnya saya paling malas alias takut kalau harus water entry dengan giant step. Saya memang punya trauma kalau harus loncat dari atas ke bawah yang bentuknya air sekalipun hanya setinggi 50 cm hikksss. Tapi di trip ini karena terjunnya dari dermaga, saya memberanikan diri dengan segenap hati dan berusaha melawan dan mengalahkan semua ketakutan saya selama ini.Â
Moment ini diabadikan bersama dua kakak senior seperguruan Anak Laut; Kakak Dwi dan kakak Tafa, terima kasih.Â
https://www.instagram.com/p/BgORuA8FLbr/
Menyelam, makan, ngemil, ngopi, ngobrol ringan ngalor ngidul, menikmati suara ombak, jalan-jalan di pantai, dan angin-anginan di depan kamar. Hal-hal menyenangkan ini saya nikmati saat liburan durasi pendek di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu. Bila tidak menyelam, bisa juga mengisi waktu hanya berleyeh-leyeh. Kalau ingin kegiatan water sport bisa menghubungi petugas di pulau.
santai brooooo ... (2 foto diedit colage)
Jadwal kapal sekitar jam dua, membawa kami pulang kembali ke dermaga Marina, Ancol. Â Wah, kali ini saya duduk di sisi kapal yang kaya sinar matahari hahaha, tapi karena mengaku sebagai Anak Laut, hmmm tetap harus berteman dengan matahari.Â
Kami tiba di dermaga 21 Marina Ancol dengan selamat. Sebelum bubar jalan, kami ditraktiran es krim dulu oleh kakak Tafa, terima kasih buddy... nanti traktir lagi ya.
Lihat Travel Story Selengkapnya