Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kopi O (h) Kopi "Zaman Old" di "Zaman Now"

1 Februari 2018   13:12 Diperbarui: 5 Februari 2018   12:05 2728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trend ngopi (minum kopi) di "jaman now" menumbuhkan  banyak kedai kopi baru dan mengangkat kedai kopi lama. Berbagai nama tempat  dari yang berbahasa Inggris,  Bahasa Indonesia ejaan baru, sampai ejaan lama;  warung ditulis  "waroeng". Lokasi di lingkungan sekitar rumah, Ruko, di area  mall, kota kecil sampai kota besar di Indonesia. Pengelola  dari luar negeri  dan dalam negeri bergerak   kreatif mengikuti selera penikmat kopi "jaman now". Terbukanya peluang bisnis bermodal ratusan ribu sampai ratusan juta. Walaupun mungkin kebanyakan yang datang bukan pecinta kopi, tapi ngopi sambil nongkrong di kedai kopi itu memang sedang "kekinian" banget. Efek lainnya adalah  melahirkan pecinta kopi sungguhan.

Suasana Kedai Es Kopi Tak Kie
Suasana Kedai Es Kopi Tak Kie
Suasana Kopi Kong Djie
Suasana Kopi Kong Djie
Kedai kopi "jaman old" mungkin sebelumnya tidak  banyak dikenal orang. Mungkin juga  hanya dikenal dan didatangi oleh orang-orang tertentu; para penikmat dan pecinta kopi sejati. 

2018.01.14  KOPI ES TAK KIE, JAKARTA, SEJAK 1927

Hari Minggu, cerah cenderung panas, bersama Lola teman saya,  janjian untuk kuliner di sekitar Jakarta kota. Setelah kenyang makan  Bakmie  Karet Krekot di daerah Pasar Baru Jakarta , target kami selanjutnya adalah minum Es Kopi Tak Kie. 

Karton
Karton
Saya bersemangat ingin mengunjungi dan mencicipi es kopi di tempat ini sejak saya melihat salah satu adegan di film Filosofi Kopi 2 hehehe. Hal lain yang membuat saya tertarik yah karena kejadulannya itu.

Alamat Kopi Es Tak Kie di Jl. Pintu Besar Selatan III, Gang Gloria No. 4-6, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat.

Bagaimana menuju ke sana ? Mudah kok, saya menggunakan aplikasi google map dari handphone, ketik "Es Kopi Tak Kie", ikuti   arahan yang  mengantar sampai di area parkir kendaraan, tidak jauh dari mulut gang. Tepat sampai tujuan dan tidak pakai nyasar.

Dari mulai mulut gang rasanya sudah senang,  karena di sisi kiri dan kanan banyak dijual  makanan, minuman  dan buah-buahan.  Sambil berjalan kami sudah menunjuk ingin membeli buah-buahan dan  jajan cemilan hahaha.

dari Luar
dari Luar
Kedai Kopi Es Tak Kie tidak terlalu besar, barang-barang sederhana menjadi fasilitas tempat ini, jauh dari kesan modern. Yang melayani adalah para  om dan tante, bukan mbak cantik atau mas ganteng seperti di kedai kopi yang kekinian. Hal mengesankan dari para om dan tante yang melayani adalah mereka ramah, cekatan dan sangat komunikatif.

Interior Es Kopi Tak Kie
Interior Es Kopi Tak Kie
Wah, meja dan kursi penuh oleh pengunjung, kami memesan minuman sebelum mendapat kursi karena khawatir kehabisan. Dua orang opa dengan ramah menawarkan mejanya karena mereka sudah hampir selesai.

Sambil menunggu es kopi datang, kami memesan Nasi Tim Ayam, salah satu menu andalan tempat ini.  Nasi tim nya enak loh, sudah dinilai oleh Lola yang doyan makan dan pintar menilai makanan. Kalau hanya saya yang menilai kadang bahkan sering diragukan, karena dari saya  hanya ada nilai "enak" dan "enak banget".

Bakmie
Bakmie
Melihat bakmie yang menggiurkan, sebenarnya ingin juga, tapi perut tidak sanggup  menampung. Lagipula memang jangan dipesan semua, modusnya supaya kami bisa balik lagi untuk mencicipi menu lain hehehe. Nasi campur nya juga tampak menggugah selera, tapi seriusan kali ini sudah kenyang pakai banget.

Es kopi datang yeaaayy, saya memesan es kopi hitam, Lola memesan es kopi susu. Rasanya enak sekali, tidak terlalu manis, harum, dingginya es membuat segar. Sambil minum, Om Latief  yang adalah generasi ketiga dari pemilik kedai Es Kopi Tak Kie, duduk menemani kami sambil mengobrol sebentar. Usaha ini dikelola oleh keluarga besar, kakak beradik, anak dan menantu.

Tukang makan tukang minum
Tukang makan tukang minum
sahabat
sahabat
Tadinya saya mengira Tak Kie itu nama orang,  Om Latief menjelaskan ternyata Tak Kie adalah nama merk. "Tak" dalam Bahasa Canton berarti orang bijak, sederhana,  sopan santun. "Kie" berarti diingat orang. Namanya cocok, menggambarkan yang saya lihat selama berada di tempat ini.

ramah
ramah
Di samping  meja kami duduk pengunjung lain yang meletakkan tasnya di lantai, lalu tante yang melayani meminta pembantunya untuk mengambil kursi untuk meletakkan tas tersebut. Wuuihhh saya terkesan menyaksikannya.

Di meja  lain, sedang ada kesibukan photo ala-ala jaman dulu gitu, keren. Di tempat ini bebas  untuk berfoto.

photo sess
photo sess
Kemudian datang dua pasang om dan tante, mereka tidak kebagian tempat lalu bergabung di tempat kami. Mengobrol tentang kedai kopi ini, ternyata tante Suni dan tante Sherly masih kerabatnya pengelola kedai ini, tambah seru deh ngobrolnya.

Rasa minumannya segar nikmat, rasa makanannya lezat, pelayanannya ramah dan baik, tak heran  banyak pelanggan lama  yang setia dan  pelanggan baru berdatangan.  Saya sendiri masih ingin balik lagi untuk minum Kopi Es Tak Kie dan makanan lainnya.

Sukses terus  untuk Kedai Kopi Es Tak Kie sampai ke generasi selanjutnya.

Kopi Es Tak Kie
Kopi Es Tak Kie
Google
Google
2018.01.26 WARKOP KONG DJIE, BELITUNG, SEJAK 1943

Mengikuti acara kantor di Belitung tanggal 26-28 Januari 2018, pemandu tour dari @visitbelitong menunjukkan tempat pertama Warung Kopi Kong Djie yang tidak jauh dari  Hotel Golden Tulip tempat kami menginap. 

Ada banyak warung atau kedai Kopi Kong Djie di seluruh Belitung, bahkan di kota-kota lainnya di Indonesia.

Depan kedai
Depan kedai
Mendengar kata "warung pertama" saya bersemangat untuk mencicipi langsung di tempat asalnya. Saat rombongan melewati warung menuju hotel, sudah lewat jam sembilan malam. Sampai di hotel langsung bersih-bersih. Jam 22:00 janjian di lobby dengan   teman-teman yang mau ikut 'ngopi" lalu jalan kaki menuju warung. Beruntung, warung kopi ini buka  hingga lewat tengah malam.

Depan kedai
Depan kedai
Letaknya di Jl. Siburik Barat No. 4, Tanjung Pandan. Malam itu masih banyak pengunjung menikmati kopi sambil kongkow. Saya memesan Kopi O dingin, teman lainnya  memesan  kopi O panas, kopi susu dan pisang bakar coklat keju, ingin roti bakar tapi sudah habis.

Es Kopi
Es Kopi
pisang bakar
pisang bakar
Kopi O dinginnya juara, walaupun ditambah es batu tapi rasa pekatnya kopi tetap terasa sampai tetes terakhir. Tidak terlalu manis dan tercium harumnya kopi. Kami mencicipi juga seduhan extract kopi yang pekat tanpa  gula, dihidangkan hanya sedikit di gelas kecil. Gila juga ya, ngopi tengah malam.  

extract kopi
extract kopi
Bertemu dan ngobrol tentang kopi dengan salah satu generasi kedua pengelola Warung Kopi Kong Djie. Menurut beliau, permintaan untuk membuka warung kopi ini meningkat di berbagai kota, untuk menjaga kualitas dan persaingan, beberapa syarat di berlakukan misalnya berjarak 5 km antara satu tempat dengan tempat lainnya.

pengelola
pengelola
kongkow
kongkow
Saya juga sempat bertanya, darimana bahan kopinya? Melihat Pulau  Belitung  tidak punya perkebunan kopi. Kopi yang dipakai berasal dari Lampung dan Pulau Jawa, ada kopi Robusta  dan Arabika yang di 'blend" menghasilkan  kopi Kong Djie yang enak rasanya, hebat kan.

jendela
jendela
tiga teko
tiga teko
Kopi O (h) Kopi

Duh, jadi pingin mampir lagi ke dua kedai kopi ini, menikmati Kopi O dan menu lainnya. 

Indonesia kaya dengan hasil bumi, salah satunya adalah kopi. Dari Sabang sampai Merauke kita mengenal banyak kopi yang dihasilkan dari tanah Nusantara. Tidak asing lagi dan digemari, misalnya  Kopi Aceh, Kopi Lampung, Kopi Bali sampai Kopi Papua. 

Hasil dari tanah subur dan kaya ini memerlukan ide, kreatifitas dan tangan yang bisa mengolah, mengembangkan hasil alam dan mengangkat citra kopi Indonesia. 

Pendiri Kopi Es Tak Kie sudah memulainya sejak tahun 1927. Pendiri Kopi Kong Dji juga sudah memulainya di tahun 1943. 

Ayo siapa lagi yang ingin memulai dan meneruskan kedai kopi lainnya yang bisa bertahan lama sampai dikenal oleh generasi selanjutnya?? 

Salam kopi O, 

helen_s.maria

Life Is A Great Journey 

Indonesia 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun