Saat masuk ke kapal lain, ada "adegan" berbahaya  yang hanya bisa dilakukakan oleh ahli. Bernard berjalan paling depan, lalu tiba-tiba ada suara gubrakan.Â
Ternyata, Martin kejeblos di lubang lantai kapal yang tidak ditutup. Glek, hening sejenak sambil melihat Martin dengan posisi mengkhawatirkan dan menunggu reaksinya. Satu kaki di dalam lubang, satu kaki lagi di atas, tampang agak meringis. Setelah reaksinya tampak oke barulah para saksi berani tertawa sambil menolong. Duh khawatir juga kalo sampai kenapa-napa. Untung posturnya tinggi, gak kebayang kalau saya yang kejeblos disitu, bakalan sebadan masuk lubang. Yang disayangkan dan disesalkan dari kejadian ini adalah : saya tidak memegang handphone ... jadi tidak bisa mengabadikan moment haaiizzz ... hahahaha.... peace bro #duajari.
Sampai di darat kami makan bakso dulu lalu kembali ke penginapan untuk berkemas dengan cepat, supaya saat  tengah hari  kami sudah  bergerak meninggalkan Pulau Tomia menuju Pulau Wangi-Wangi dengan perkiraan waktu sekitar lima jam.Â
Sebelum sebelum check in di hotel adalah mengunjungi pasar malam di daerah Wanci untuk hunting kuliner tradisional. Banyak dijual ikan asap yang ditusuk kayu. Makanan khas lainnya adalah Kasoami, terbuat dari singkong yang dihaluskan, dibentuk kerucut, lalu dikukus, rasanya agak aneh antara asin dan rasa bawang hehehe.Â
Mata sudah terpejam, tapi suara bahagia teman-teman masih terdengar lalu tak lagi terdengar karena sudah pulas ha ha ha. Ternyata sepanjang malam ada keriaan saung belakang penginapan. Ada obrolan seru para divers dan teman-teman Wakatobi.
Ada perubahan juga di  jadwal penerbangan pulang Wakatobi - Makasar - Jakarta. Beberapa dari kami yang memilih Wings Air diubah menjadi Batik air. Saat transit di Makasar, berpisah dengan Ben, Lenny dan Dave. Singkat cerita, kami sampai di rumah masing-masing dengan selamat.Â