Anemone dan Ikan badut (helen_s.maria)
Sebelum penyelaman kedua, kapal dipenuhi harum semerbak ayam, ikan goreng dan sambal ulek, Bunda Lani malah sudah mencuri start dengan sepotong paha ayam sambil menunggu antrian persiapan alat. Tapi tetap jadwal makan siang adalah setelah penyelaman kedua hahaha. Oh ya, trip dengan Java Scuba ini saya yang tidak mengkonsumsi daging boleh memesan makanan tanpa daging loh, dilayani dan disiapkan dengan baik, jadi untuk saya menu ayam goreng diganti dengan ikan goreng.
Ikan Goreng ala Chef Kapal
8 Krakatau.
Kami mampir mendarat di Cagar Alam Krakatau. Ini kali kedua saya menginjakkan kaki disana setelah 6 tahun yang lalu saya trekking ke Anak Krakatau (6-8 Mei 2011). Tempat yang sama, waktu, teman dan kondisi yang berbeda, tapi masih tetap teduh dengan pohon-pohon pinus yang tumbuh disana.
Penyelaman ketiga di Lava Flow, lokasinya persis di kaki Gunung Anak Krakatau. Kami menyelami bagian Gunung Anak Krakatau yang ada di dalam laut. Entah kenapa kali ini saya malas membawa kamera dan akhirnya saya menyesal hahaha karena justru tempat ini yang menurut saya paling bagus dibandingkan dua penyelaman pertama, bahkan dari lima penyelaman selama trip ini. Hahaha sedih jadi tidak punya photo untuk penyelaman ketiga ini.
Jarak pandang lumayan jauh karena lebih jernih, arus bersahabat, banyak soft coral yang tumbuh, ikan-ikan kecil juga banyak tetapi tidak ada anemone dan ikan badut. Santai memang tetapi saya kehilangan moment yang harusnya mungkin bisa banyak saya abadikan … tapi yaaa sudahlah, anggap saja kali ini adalah waktu untuk saya menikmati alam dalam laut tanpa sibuk mengambil gambar (menghibur diri sendiri).
Seorang fotografer dan teman penyelam yang berkata dalam ketikan Whatsapp saat saya menceritakan pengalaman hari ini; “namanya fotografer kudu selalu bawa kamera, mau butek kek, mau jutek kek, mau kakek kek … semua kondisi harus harus difoto karena selalu ada yang bisa bercerita gambarnya ” Baiklah kakaaaaaa … terima kasih nasehatnya ya, pelajaran berharga buat saya, tak akan dilupakan. Aaarrgghhhh …. Grrrrrr … eeehhh.
Selesai tiga penyelaman, Kapal melaju agak lambat karena melawan ombak menuju Pulau Sebesi yang menjadi tempat bermalam kami. Villa yang kami tempati luas, bisa beristirahat dengan nyaman malam ini. Minuman hangat dan pisang goreng menyambut kami yang memang sudah lapar. Menu makan malam sayur sop tanpa daging khusus untuk saya menjadi santapan yang menghangatkan setelah seharian bersama air dan angin. Tidak ingin berlama-lama untuk menunda istirahat, tertidur pulas tanpa mimpi.
PENYELAMAN 3 – 4 - PULANG
Semangat pagi !! Walaupun keasikan leyeh-leyeh di kamar dan akhirnya terlambat menyambut matahari terbit hahaha, payah. Bersiap-siap tanpa mandi, kan mau menyelam lagi, jadi sah walaupun tak mandi. Sarapan, pisang goreng dan minuman hangat tersedia, pisang gorengnya malah masih bisa dibungkus dua kotak.
Selamat Pagi dari Pulau Sebesi
Matahari Terbit di Pulau Sebesi
Langit cerah menemani kami dari Pulau Sebesi menuju Anak Krakatau. Perjalanan sekitar 1,5 jam tidak terasa. Sambil foto-foto di upper deck dengan pemandangan Pulau Sebesi dengan gunungnya yang gagah.
Pulau Sebesi Menuju Anak Krakatau
Penyelaman pertama di Karang Serang (True Krakatoa) dengan icon sisa-sisa batu pecahan Krakatau tua yang menjadi tempat burung-burung laut beristirahat. Sesuai briefing, demi keamanan, setelah turun kami berpegangan dulu pada tali kapal sampai semua siap untuk masuk menyelam, supaya kami tidak terpisah terlalu jauh.
Bagian yang saya suka dari tempat ini adalah saat kami melewati ‘taman’ dengan banyak seafan besar dan subur, saya suka walaupun jarak pandang tidak terlalu jauh.
Lihat Travel Story Selengkapnya