Berawal dari janji seorang temen kerja, si Abang yang mau mantraktir kami makan siang dan karena ada Mbak Febby ikut didalamnya maka tentu harus ada menu baksonya. Atas rekomendasi Mba Febby maka tempat makan siang kali ini adalah Bakso Mas Kumis  Jarum di Slipi Jakarta Barat.
Sebagai penggemar kuliner bakso sejati, rekomendasi Mbak Febby pasti enak dan valid, kalau kita browsing, Bakso Mas Kumis  Jarum termasuk top seven bakso paling enak di Jakarta dan banyak review positif dari para netizen.
Bisik-bisik tetangga kami untuk makan siang Bakso Mas Kumis Jarum, terdengar oleh bos. Sudah dapat diduga bos langsung mengajak kami makan siang bareng . Memang asyik ya punya bos yang pengertian ke anak buah (colek dulu bos lainnya di sebelah wkwkwk)
Tentu kami senang dan yang paling senang berbahagia diantara kami, tentu si Abang karena nga jadi mentraktir enam orang. Traktiran dari dia batal demi hukum karena hanya berlaku hari itu saja, kali ini isi dompet abang terselamatkan.
Saat itu kami minim persiapan, mobil belum siap namun akhirnya kami dapat pinjaman mobil. Masalah kecil muncul mobilnya nga bisa hidup alias mogok. Untung kita punya Mas Tonni, selain mantan model ia juga seorang ahli otomotif.
Berbekal sebuah kunci inggris dan kaus kaki, dengan sentuhan tangan Mas Tonni yang cekatan mobil dapat hidup ketika di-starter. Makanya untuk para ibu yang ingin menikahkan anak gadisnya, carilah menantu seperti Mas Tonni yang punya hard skill and soft skill jadi kalau ada masalah dapat terselesaikan dengan beres dan tuntas.
Karena rasanya baksonya sudah dijamin enak, maka kali ini saya tidak membahas rasa lezatnya Bakso Mas Kumis  (takut yang baca ngiler pingin baksonya sekarang juga). Kali ini saya membahas tipe kepribadian temen-temen melalui cara mereka makan Bakso Mas Kumis  saat itu.
# Pertama Mbak Febby Asli dari Citayem Bogor- Kalau diperhatikan, begitu bakso mangkok disajikan, Mbak Febby langsung mengaduk-aduk isi mangkok, dan adukannya terhenti pada bakso yang ukurannya paling besar. Ia kemudian menuangkan empat sendok makan sambel, kuah bakso langsung berubah warna tanda sambel overdosis.
Rupanya ia suka yang pedes-pedes. Pantas kalau ia lagi marah ke anak-anak magang yang kelakuannya nga becus, suasana ruangan langsung hening dan AC ruangan yang semula 16 derajat celcius otomatis langsung naik menjadi 30 derajat celcius terdampak panas pedesnya amarah Mbak Febby.
Mbak Febby lanjut mengaduk lagi, lalu ia kembali ke bakso yang besar tadi terus langsung melahapnya. Kata orang sih, orang yang makan memilih bakso besar duluan itu punya kepribadian to do point, penuh motivasi dan ingin cepat beres.
Selain penuh motivasi saat makan (banyak makan), Mbak Febby ini orangnya penuh motivasi alias rajin, rajin dalam bekerja maupun dalam berdagang (masih ingatkan, dia seorang sekretaris merangkap jadi produsen jamu dan jadi pengusaha catering).
Disamping itu Mbak Febby ini termasuk "Mbak geli" (Mbak gesit dan lincah), dapat diukur dari dalam sehari seberapa seringnya dia turun naik lift atau angkat tutup telpon untuk mengurus berkas. Kalau dah tua jadi "Neli" (nenek lincah wkwkwk).
Gesit dan lincah ini mendukung keinginan dia yang ingin cepat membereskan semua berkas dan barang dagangan dapat segera terjual habis. Saking gesit dan lincahnya makanya dia nga gemuk gemuk padahal makannya banyak. Ternyata langsing itu tak harus melulu diet ya.
# Kedua Mas Tonni -- kebalikan dari Mbak Febby, kalau Mas Tonni memilih bakso yang lebih kecil untuk dinikmati duluan. Pelan-pelan bakso digigit kemudian dikunyah sabar sebanyak 33 kali baru ditelan. Lambung Mas Tonni tidak bekerja dua kali lagi, karena bakso sudah dilembutkan jadi lambung tinggal menyerap saripati makanan saja. Itu kenapa secara visual ukuran diameter lingkar perut Mas Tonni di atas rata-rata tapi masih kalah dengan pemegang rekor si Mas Rhangga  (gimana bro dah selesai cutinya?)
Â
Mas Tonni emosinya stabil dan cool, sebelas duabelas mirip dengan sang legenda F1 Michael Schumacher (Jerman) yang selalu tampil tenang dan saking tenangnya tercatat saat balap mobil F1, rekaman detak jantungnya selalu stabil meski jet daratnya melaju kencang hingga 300 km/jam. Jadi tidak heran bila Schumi menjadi pemegang rekor gelar juara dunia F1 tujuh kali berturut-turut (1994 s.d. 2004).
Mas Tonni mudah ditebaknya itu saat ketemu pagi awal kerja, kalau ia senyum menyapa dan ditangannya bawa tas plastic kresek maka mudah ditebak isinya pasti combro (semacam gorengan) dan itu tandanya sebentar lagi kami berdua akan minum  menikmati racikan kopi paling nikmat yang tidak bakal ditemui di tempat kerja manapun di dunia ini selain ditempat kerja kami.
Ketiga Mbak Rizkha --Yang pertama kali dicicipi Mbak Rizkha adalah kuah baksonya. Aroma kuah kaldu Bakso Mas Kumis  begitu menggoda, jadi bagi siapapun pasti tertarik untuk segera mencobanya.
Kalau diperhatikan, Mba Rizkha menyukai pekerjaan di luar kantor daripada bekerja seharian di kantor. Jadi kalau ada jadwal survey ke lapangan, dia pasti mau ikut.
Bahkan survey ke lokasi pembuangan sampah sementara (TPS) pun dia tetap mau ikut. Padahal lokasi pembuangan sampah itu kan kotor dan bau sepatu kita habis survey dari sana baunya nga hilang-hilang tiga hari meskipun sudah dicuci.
Pernah dulu kami survey ke pulau dengan menggunakan transportasi kapal, waktu itu angin bertiup kencang, laut bergelombang tinggi dan badan kapal sering terhempas kuat, Mbak Rizkha malah minta duduk di geladak atas yang terbuka, katanya ingin menikmati pemandangan indahnya laut.
Saat ini Mbak Rizkha sedang menjalani tantangan baru dengan mengikuti seleksi beasiswa pendidikan ke Belanda. Didoakan semoga Mbak Rizkha dapat lulus dan segera memulai petualangan baru dan mendapatkan hal-hal baru di negeri kincir angin tersebut. Semangat Mbak Rizkha, moga lulus ya...amin.
Keempat si Abang - Kalau diamati, sebelum makan bakso, abang memperhatikan isi mangkok bakso sejenak kemudian mulai mencicipinya. Yang pertama kali dinikmati duluan adalah bihunnya. Setelah bihunnya tinggal sedikit baru dia memakan baksonya sepertinya ia begitu menikmati enaknya Bakso Mas Kumis .
Katanya kalau pertama kali dimakan bihunnya, maka orang ini punya tipe kepribadian yang penuh perhitungan dalam segala hal, penuh kehati-hatian dan cenderung perfeksionis.
Jadi jangan harap berkas yang masuk ke meja abang itu cepat selesai, pasti bolak balik dulu (kaya setrikaan) tentu kalau masih ada kesalahan. Abang selalu hati-hati sekali (termasuk hati-hati mengeluarkan isi dompet), karena menurutnya jangan sampai ia menandatangani sebuah dokumen yang belum benar tata bahasa dan tata administrasinya. Keren ya si abang.
Tapi dalam hati saya masih bertanya-tanya, Apakah si Abang juga bersikap hati-hati terhadap cewek-cewek cantik? Hal ini harus saya pelajari lebih mendalam (with deepth interview) wkwkwk.
Penutup
Cara makan bakso bos, sengaja saya tidak amati agar luput dari pembahasan. Disamping itu saya juga takut kalau penerawangan saya tentang kepribadiannya salah. Resikonya dapat ditebak, saya akan ditinggal makan bareng, alamat saya kan sendirian terus makan siang di tenda biru. Jelas saya tidak mau ambil resiko itu.
Salam Kompasiana
Sumber :
7 Rekomendasi Bakso Terenak di Jakarta Yang Terkenal
4 Tipe Kepribadian Orang Dilihat dari Cara Makan Bakso
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H