Mohon tunggu...
Remy Riverino
Remy Riverino Mohon Tunggu... pegawai negeri -

....................Ingin selesai dengan diri sendiri...........................

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

(Food Story) Di Bakso ''Mas Kumis Jarum'' Kubaca Kepribadian Teman-teman

17 Desember 2017   00:01 Diperbarui: 18 Desember 2017   08:00 2241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berawal dari janji seorang temen kerja, si Abang yang mau mantraktir kami makan siang dan karena ada Mbak Febby ikut didalamnya maka tentu harus ada menu baksonya. Atas rekomendasi Mba Febby maka tempat makan siang kali ini adalah Bakso Mas Kumis  Jarum di Slipi Jakarta Barat.

Sebagai penggemar kuliner bakso sejati, rekomendasi Mbak Febby pasti enak dan valid, kalau kita browsing, Bakso Mas Kumis  Jarum termasuk top seven bakso paling enak di Jakarta dan banyak review positif dari para netizen.

Bisik-bisik tetangga kami untuk makan siang Bakso Mas Kumis Jarum, terdengar oleh bos. Sudah dapat diduga bos langsung mengajak kami makan siang bareng . Memang asyik ya punya bos yang pengertian ke anak buah (colek dulu bos lainnya di sebelah wkwkwk)

Tentu kami senang dan yang paling senang berbahagia diantara kami, tentu si Abang karena nga jadi mentraktir enam orang. Traktiran dari dia batal demi hukum karena hanya berlaku hari itu saja, kali ini isi dompet abang terselamatkan.

Saat itu kami minim persiapan, mobil belum siap namun akhirnya kami dapat pinjaman mobil. Masalah kecil muncul mobilnya nga bisa hidup alias mogok. Untung kita punya Mas Tonni, selain mantan model ia juga seorang ahli otomotif.

Berbekal sebuah kunci inggris dan kaus kaki, dengan sentuhan tangan Mas Tonni yang cekatan mobil dapat hidup ketika di-starter. Makanya untuk para ibu yang ingin menikahkan anak gadisnya, carilah menantu seperti Mas Tonni yang punya hard skill and soft skill jadi kalau ada masalah dapat terselesaikan dengan beres dan tuntas.

Mac Giver Lagi Action
Mac Giver Lagi Action
OKe, mobil siap dan kami pun meluncur ke lokasi makan siang. Sampai di TKP, parkir penuh, kami akhirnya dapat parkir di ujung. Kata Mbak Febby, pada jam makan siang, Kuliner Bakso Mas Kumis  Jarum selalu berjubel penuh dengan pengunjung jadi mau kesini harus cepat-cepatan biar kebagian parkir dan tempat duduk.

Bakso Mas Kumis Tidak Buka Cabang
Bakso Mas Kumis Tidak Buka Cabang
Setelah rela berdesakan dengan pengunjung lain, kami berhasil mendapatkan tempat duduk makan. Tidak ada daftar menu di meja, namun pelayan langsung menghampiri dan menanyakan pesanan kami.

Menunggu Pesanan dan Menunggu TKD
Menunggu Pesanan dan Menunggu TKD
Pilihannya bakso daging dengan bihun atau bakso daging dengan nasi atau bakso daging saja. Minumannya ada air teh dan jeruk yang dapat dipesan panas atau dingin. Kami semua pesan bakso daging campur bihun plus nasi khusus si Abang. Dan minumannya kami pesan es teh dan teh panas semuanya tawar tanpa gula (diabetes warning).

Pengunjungnya Berjubel
Pengunjungnya Berjubel
Beberapa saat, enam mangkok bakso ukuran sedang langsung disajikan di meja kami. Isi mangkoknya, 5 butir bakso, bihun, dan irisan daging sapi serta cacahan daun selindri dan bawang merah goreng.

Karena rasanya baksonya sudah dijamin enak, maka kali ini saya tidak membahas rasa lezatnya Bakso Mas Kumis  (takut yang baca ngiler pingin baksonya sekarang juga). Kali ini saya membahas tipe kepribadian temen-temen melalui cara mereka makan Bakso Mas Kumis  saat itu.

# Pertama Mbak Febby Asli dari Citayem Bogor- Kalau diperhatikan, begitu bakso mangkok disajikan, Mbak Febby langsung mengaduk-aduk isi mangkok, dan adukannya terhenti pada bakso yang ukurannya paling besar. Ia kemudian menuangkan empat sendok makan sambel, kuah bakso langsung berubah warna tanda sambel overdosis.

Rupanya ia suka yang pedes-pedes. Pantas kalau ia lagi marah ke anak-anak magang yang kelakuannya nga becus, suasana ruangan langsung hening dan AC ruangan yang semula 16 derajat celcius otomatis langsung naik menjadi 30 derajat celcius terdampak panas pedesnya amarah Mbak Febby.

Mbak Febby lanjut mengaduk lagi, lalu ia kembali ke bakso yang besar tadi terus langsung melahapnya. Kata orang sih, orang yang makan memilih bakso besar duluan itu punya kepribadian to do point, penuh motivasi dan ingin cepat beres.

Suka yang gede gede ya?
Suka yang gede gede ya?
Kalau boleh dibandingkan, di tempat kerja, si Mbak Febby ini kalau lagi mendapat perintah atasan atau diminta bantuan oleh rekan-rekan kerja, biasanya ia mendengarkan dulu setelah kita capek-capek menjelaskan, baru dia bilang, "jangan berbelit-belit, langsung aja ke intinya yang febby kerjakan apa!".

Selain penuh motivasi saat makan (banyak makan), Mbak Febby ini orangnya penuh motivasi alias rajin, rajin dalam bekerja maupun dalam berdagang (masih ingatkan, dia seorang sekretaris merangkap jadi produsen jamu dan jadi pengusaha catering).

Disamping itu Mbak Febby ini termasuk "Mbak geli" (Mbak gesit dan lincah), dapat diukur dari dalam sehari seberapa seringnya dia turun naik lift atau angkat tutup telpon untuk mengurus berkas. Kalau dah tua jadi "Neli" (nenek lincah wkwkwk).

Gesit dan lincah ini mendukung keinginan dia yang ingin cepat membereskan semua berkas dan barang dagangan dapat segera terjual habis. Saking gesit dan lincahnya makanya dia nga gemuk gemuk padahal makannya banyak. Ternyata langsing itu tak harus melulu diet ya.

# Kedua Mas Tonni -- kebalikan dari Mbak Febby, kalau Mas Tonni memilih bakso yang lebih kecil untuk dinikmati duluan. Pelan-pelan bakso digigit kemudian dikunyah sabar sebanyak 33 kali baru ditelan. Lambung Mas Tonni tidak bekerja dua kali lagi, karena bakso sudah dilembutkan jadi lambung tinggal menyerap saripati makanan saja. Itu kenapa secara visual ukuran diameter lingkar perut Mas Tonni di atas rata-rata tapi masih kalah dengan pemegang rekor si Mas Rhangga  (gimana bro dah selesai cutinya?)

 

Kunyahan 33 kali
Kunyahan 33 kali
Katanya sih, orang yang suka makan bakso kecil lebih duluan termasuk tipe orang yang penyabar, telaten dan mudah ditebak. Dalam bekerja, Mas Tonni orangnya tak pernah terlihat marah dan pembawaan tenang  menyejukkan jiwa.

Mas Tonni emosinya stabil dan cool, sebelas duabelas mirip dengan sang legenda F1 Michael Schumacher (Jerman) yang selalu tampil tenang dan saking tenangnya tercatat saat balap mobil F1, rekaman detak jantungnya selalu stabil meski jet daratnya melaju kencang hingga 300 km/jam. Jadi tidak heran bila Schumi menjadi pemegang rekor gelar juara dunia F1 tujuh kali berturut-turut (1994 s.d. 2004).

Mas Tonni mudah ditebaknya itu saat ketemu pagi awal kerja, kalau ia senyum menyapa dan ditangannya bawa tas plastic kresek maka mudah ditebak isinya pasti combro (semacam gorengan) dan itu tandanya sebentar lagi kami berdua akan minum  menikmati racikan kopi paling nikmat yang tidak bakal ditemui di tempat kerja manapun di dunia ini selain ditempat kerja kami.

Ketiga Mbak Rizkha --Yang pertama kali dicicipi Mbak Rizkha adalah kuah baksonya. Aroma kuah kaldu Bakso Mas Kumis  begitu menggoda, jadi bagi siapapun pasti tertarik untuk segera mencobanya.

Perhatikan kuah kaldu baksonya hmmm yummy
Perhatikan kuah kaldu baksonya hmmm yummy
Tipe kepribadian orang yang pertama kali menikmati kuah bakso dibanding bulatan bakso dan bihun atau mienya, katanya orangnya suka mencoba hal-hal yang baru dan menyukai tantangan.

Kalau diperhatikan, Mba Rizkha menyukai pekerjaan di luar kantor daripada bekerja seharian di kantor. Jadi kalau ada jadwal survey ke lapangan, dia pasti mau ikut.

Bahkan survey ke lokasi pembuangan sampah sementara (TPS) pun dia tetap mau ikut. Padahal lokasi pembuangan sampah itu kan kotor dan bau sepatu kita habis survey dari sana baunya nga hilang-hilang tiga hari meskipun sudah dicuci.

Pernah dulu kami survey ke pulau dengan menggunakan transportasi kapal, waktu itu angin bertiup kencang, laut bergelombang tinggi dan badan kapal sering terhempas kuat, Mbak Rizkha malah minta duduk di geladak atas yang terbuka, katanya ingin menikmati pemandangan indahnya laut.

Saat ini Mbak Rizkha sedang menjalani tantangan baru dengan mengikuti seleksi beasiswa pendidikan ke Belanda. Didoakan semoga Mbak Rizkha dapat lulus dan segera memulai petualangan baru dan mendapatkan hal-hal baru di negeri kincir angin tersebut. Semangat Mbak Rizkha, moga lulus ya...amin.

Keempat si Abang - Kalau diamati, sebelum makan bakso, abang memperhatikan isi mangkok bakso sejenak kemudian mulai mencicipinya. Yang pertama kali dinikmati duluan adalah bihunnya. Setelah bihunnya tinggal sedikit baru dia memakan baksonya sepertinya ia begitu menikmati enaknya Bakso Mas Kumis .

Katanya kalau pertama kali dimakan bihunnya, maka orang ini punya tipe kepribadian yang penuh perhitungan dalam segala hal, penuh kehati-hatian dan cenderung perfeksionis.

Bihunnya lembut kenyal dan enak
Bihunnya lembut kenyal dan enak
Kalau boleh dibandingkan, dalam bekerja si Abang memang orangnya teliti, dapat menghitung rugi untungnya sebuah keputusan, nga boleh salah satu huruf pun, penulisan harus sesuai dengan tata Bahasa Indonesia yang benar (perfect).

Jadi jangan harap berkas yang masuk ke meja abang itu cepat selesai, pasti bolak balik dulu (kaya setrikaan) tentu kalau masih ada kesalahan. Abang selalu hati-hati sekali (termasuk hati-hati mengeluarkan isi dompet), karena menurutnya jangan sampai ia menandatangani sebuah dokumen yang belum benar tata bahasa dan tata administrasinya. Keren ya si abang.

Tapi dalam hati saya masih bertanya-tanya, Apakah si Abang juga bersikap hati-hati terhadap cewek-cewek cantik? Hal ini harus saya pelajari lebih mendalam (with deepth interview) wkwkwk.

Penutup

Cara makan bakso bos, sengaja saya tidak amati agar luput dari pembahasan. Disamping itu saya juga takut kalau penerawangan saya tentang kepribadiannya salah. Resikonya dapat ditebak, saya akan ditinggal makan bareng, alamat saya kan sendirian terus makan siang di tenda biru. Jelas saya tidak mau ambil resiko itu.

The Story End - Bakso Ludes Habis
The Story End - Bakso Ludes Habis
Sebagai makanan penutup, akhirnya kami tetap ditraktir si Abang, kami dibelikan es krim durian yang tempatnya berada tepat bersebelahan disamping Bakso Mas Kumis Jarum. Es Krimnya sungguh enak dan duriannya terasa nikmat. Terima Kasih Pak Bito dan Terima Kasih Abang.

Bahagia itu sederhana
Bahagia itu sederhana
Pembacaan karakter kepribadian temen-temen di atas tidak berdasarkan riset ilmiah jadi tingkat kepercayaannya masih harus diuji lagi. Semua hanya untuk seru-seruan saja agar kami semua tidak jenuh dengan rutinitas yang penuh berkas dan survey. Tetap semangat ya temen-temen.

Salam Kompasiana

Sumber :

7 Rekomendasi Bakso Terenak di Jakarta Yang Terkenal

4 Tipe Kepribadian Orang Dilihat dari Cara Makan Bakso

Michael Schumacher

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun