Mohon tunggu...
Remy Riverino
Remy Riverino Mohon Tunggu... pegawai negeri -

....................Ingin selesai dengan diri sendiri...........................

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ayo Liburan Gratis ke Kota Solo

2 Desember 2017   23:53 Diperbarui: 3 Desember 2017   12:07 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disaat rutinitas pekerjaan membuat lelah jiwa raga dan pusing kepala, bearti itu pertanda alarm, sudah saatnya rehat untuk refreshing. Ada dua pilihan, diam di rumah berkumpul bercekrama bersama keluarga tercinta atau pergi berlibur ke tempat wisata.

Pilihan pertama tentu murah meriah paling-paling santai sambil nonton tv, ada iklan produk fast food terbaru langsung pesan lewat go food terus makan bareng-bareng, atau nonton dvd film Marvel terbaru atau seri drama korea (dvd bajakan lebih murah lagi tapi itu ilegal).

Pilihan kedua, tentu untuk pergi liburan traveling memerlukan sejumlah budget yang kudu wajib tengok isi dompet dulu. Masih banyak lembaran Soekarno Hatta nya apa kagak atau tagihan kartu kreditnya sudah dilunasi apa belom.

Traveling pun ada dua pilihan, yang kelas backpacker atau kelas koper. Kalau backpacker bagi temen-temen yang diameter lingkar perutnya seperti bundaran HI agak berat rasanya coz bakalan ngosan-ngosan karena harus banyak jalan kaki.

Saya dan temen temen berencana pergi liburan bersama ala koper. Kami perlu rehat, karena sudah muncul tanda-tanda kelelahan jiwa raga. Ada yang emosinya turun naik nga stabil, hasil pekerjaan kurang maksimal hingga revisi terus. Bahkan ada yang jatuh sakit (kalau jatuh cinta lagi terus nikah lagi nga mengapa) ditambah lagi dengan mikirin tagihan. Jiwa raga kami perlu refresing kalau perlu diinstall ulang untuk itu liburan sekarang juga pilihannya.

Rapat kecil pun diadakan untuk membahas kemana sebaiknya kami berlibur, keputusan pun belum didapat karena harus sesuai dengan jadwal kesibukan temen teman dan kesesuaian budget. Seminggu kemudian, baru dapat diputuskan pergi berlibur ke Kota Solo.

Travelling ke Kota Solo, terpilih secara aklamasi tanpa ada interupsi dari para anggota, semua mengangkat handphone tanda setuju. Tentu saja kami semua setuju tanpa protes, karena liburannya nga perlu bayar alias biayanya GRATIS. Diskon aja kita demen apalagi gratis, betul ngak bro?

Ceritanya begini, rupanya bos kami kasihan melihat wajah kusut badan lesu kami dan beliau berbaik hati menjadi penyokong dana ditambah lagi bantuan dari seseorang NN maka terbentuklah lembaga donor yang membiayai akomodasi, transportasi dan kuliner selama kami di Solo. Khusus untuk souvenir dan oleh-oleh, kami juga dipersilahkan beli sepuasnya dan sebanyak yang kami mau tapi harus dipotong gajinya satu bulan. Ya kami harus tau diri lah masa oleh-oleh minta gratis juga wkwkwwk.

Besoknya tim bergerak, tiket pesawat, hotel dan transportasi travel pun dipesan secara online. Tempat tempat wisata dan kuliner terkenal di Kota Solo pun sudah dibrowsing dan diberi tanda. Kalau zaman now semuanya harus dipesan melalui aplikasi online kalau tidak, nga gaul namanya, apa kata dunia nanti. Zaman Now, masih gaptek, nga banget dah.

Untuk transportasi pesawat kami terlanjur membeli tiket maskapai penerbangan paling sering delay sedunia karena mencocokkan dengan jam keberangkatan dan tentu kami tergoda dengan harga tiketnya yang murah.

Untuk nginap kami memilih di Solo Paragon Hotel & Residence, karena terhubung langsung ke Mall, kebetulan semua temen adalah penggemar film bahkan cenderung cocok jadi kritisi film. Jadi kalau seminggu nga nonton mereka langsung gatal-gatal. 

Nah Mall di samping Hotel Paragon Solo ini ada bioskopnya dan kebetulan masih minggu tayang film DC Justice League, salah satu film superhero yang wajib ditonton kalau belom nonton juga bearti bukan termasuk kids zaman now namanya.

Untuk transportasi darat selama di Solo kami menggunakan jasa mobil travel yang kabinnya luas (type minibus Toyota Hiace), supaya kami dapat lebih nyaman dan dapat mengangkut semua koper dan berkarung karung oleh-oleh  dari Solo nantinya.

Hari Pertama

Sempat delay 45 menit, pesawat paling delay sedunia yang kami tumpangi pun mendarat dengan selamat di bandara Adi Sumarmo Solo. Traveling zaman now tak afdol rasanya kalau nga berswafoto. Semua ambil gaya dan posisi, foto pertama pun didapatkan.

Mobil travel sudah datang menjemput bertempatan dengan bunyi keroncongan perut kami. Maka diputuskanlah langsung mobil menuju kuliner terkenal, Soto Gading. Masalah kecil muncul, si Driver ternyata baru kerja di Solo, otomatis agak gagap waktu kita tanya tempat-tempat yang mau kita kunjungi untuk kita punya petunjuk yang cukup sakti yaitu sang google map.

keep smile
keep smile
Ketika sampai, tempat soto gading sudah ramai penuh dengan pelaggan, untung kami dapat tempat dan kami langsung pesan soto campur dan soto pisah (nasi). Di atas meja kami tersedia aneka masakan jeroan dan sate. Sekitar 5 menit pesanan pun datang, semua melahap habis soto yang dihidangkan dan semua sepakat mengatakan bahwa Soto Gading memang enak dan tempat kuliner ini patut direkomedasikan karena cepat penyajiannnya, nikmat rasanya, dan terjangkau harganya. Sesuai taglinenya Soto Gading Selera Pejabat Harga Merakyat.

Soto Gading - Selera Pejabat, Harga Merakyat
Soto Gading - Selera Pejabat, Harga Merakyat
Testing kuliner pertama - Soto Gading - Solo
Testing kuliner pertama - Soto Gading - Solo
Kunjungan kedua adalah Museum Batik Danar Hadi, Di Kota Solo sepertinya nga ada macet, mobil meluncur mulus ke The House of Danar Hadi. Begitu sampai kita disambut ramah oleh pegawai yang mengarahkan kami untuk membeli tiket masuk museum.

Museum Batik Danar Hadi - Solo
Museum Batik Danar Hadi - Solo
Disana kami hanya boleh menyaksikan dan dilarang untuk memotret.  Banyak koleksi kain batik bersejarah yang dipajang disini dari batik khas keraton, batik china, batik belanda hingga batik modern. Kalau mau tau sejarah batik maka disinilah tempatnya.

Setelah puas keliling dan mendapatkan penjelasan dari pemandu museum Mbak Aulia namanya, kita dibawa ke workshop untuk melihat proses pembuatan batik secara langsung. Ternyata proses pembuatan batik itu cukup lama sekitar 3 bulan bahkan lebih. Terakhir sebelum keluar museum, kita membeli beberapa potong baju batik Danar Hadi.

Akankah dapat menyatu?
Akankah dapat menyatu?
Belajar Membatik ( bukan membatin ya )
Belajar Membatik ( bukan membatin ya )
Dari museum batik, target berikutnya adalah kudapan legendaris khas solo sejak 1923 Serabi Notosuman. Selama di jalan, hujan turun cukup lebat dan di otak kami masih memikirkan baju batik Danar Hadi super keren yang nga sanggup kebeli tadi (harganya itu coy).

Kami pun sampai di lokasi serabi notosuman yang ternyata ada dua tempat yaitu Serabi Notosuman (warna hijau) dan Srabi Notosuman (warna merah) yang ternyata si empunya masih saudaraan. Kami coba beli dua-duanya, karena perut sudah mulai lapar, semua melahap habis 3 kotak serabi yang dibeli. Rasanya enak dan teksturnya padat namun tetap lembut, selembut hatimu, iya kamu.

Serabi Notosuman - di guyur hujan
Serabi Notosuman - di guyur hujan
Setelah kenyang, saatnya kami menuju Solo Paragon Hotel & Residence  untuk check in. Hotel tempat kami menginap, lokasinya strategis terletak di tengah kota dan bersebelahan dengan Mall. Ada KFC juga yang sesuatu banget bagi penggemar setia fast food tentunya.

Sembari menunggu temen check in, Kami pun disajikan minuman selamat datang. Sambil duduk duduk di lobby yang nyaman dan tersedia banyak tempat duduk dengan nuansa kental khas jawa. Oke, check in sudah dilakukan masing-masing mendapat kartu kamar di lantai 12 dan lantai 21.  

Santai di Lobby Solo Paragon HOtel & Residence
Santai di Lobby Solo Paragon HOtel & Residence
Sweet Room
Sweet Room
Kami harus memberi kesempatan bagi tubuh untuk istirahat di kamar sebelum malam menjelang. Kamar hotelnya cukup luas dan nyaman sehingga membuat saya dan soulmate langsung tertidur. Tepat Jam 7 malam kami pun melanjutkan perburuan lokasi kuliner terkenal di Kota Solo.

Karena drivernya gagap kami sedikit mengalami kesulitan dalam menuju lokasi karena petunjuk google map tak selalu tepat 100% jadi harus mutar mutar belok kiri dan balik kanan gerak.

Semula mau ke pusat kuliner Galabo, ternyata disana masih banyak warung yang belum buka mungkin karena habis hujan di sore harinya. Lalu kami putuskan untuk menyantap kuliner Gudek Cakar Bu Kasno.

Hidangan Gudek dan Cakar Ayar Bu Kasno sungguh mengunggah selera kami, saya minta tambah ceker ayam dan temen tambah lagi gudeknya. Kuliner ini direkomendasikan karena rasanya enak, disajikan cepat dan harganya coy terjangkau kantong kita. Tersedia juga gudeg kalengan untuk oleh-oleh pulang.

Habis dari sana, kami balik ke jalan sebelumnya karena pas lewat tadi kami melihat buah duren bergelantungan. Setelah membeli tiga buah duren tiba saatnya acara makan duren (bukan acara "belah duren" ya). Tidak semua berani memakan, jadi tugas saya dan soulmate untuk menghabiskannya maka terpuaskanlah kami akan buah duren yang sungguh lezat yummy.

Acara Belah Duren
Acara Belah Duren
Setelah puas belah duren eh ups, makan duren, kami siap-siap balik ke hotel karena jadwal nonton film di bioskop mall sudah dekat. Film DC Justice League yang sudah ditunggu-tunggu sejak tahun lalu pun tayang, cerita film mengingatkan kami kembali ke masa kecil dan remaja saat membaca komik Superman, Batman, Wonderwoman, Aquaman dan si cepat Flash.

Secara keseluruhan film ini seru dan diberi skor 7,85 dari skala 1-10. Sebenarnya film ini hanya pemanasan sebelum nonton film Marvel "Infinity War" yang akan tayang 4 Mei 2018, tanggalnya persis tanggal mutasi ke tempat kerja sekarang. Acara nonton film tepat berakhir jam tengah malam, kami pun kembali hotel, masuk kamar masing-masing dan pergi tidur, semoga pulas untuk menyongsong esok hari yang penuh ketidakpastian.

HARI KEDUA

Sepertinya semalam tadi, temen-temen tidur pada nyenyak karena rata-rata sarapannya pada lewat jam 8 pagi. Saya pun enggan berpisah dengan kasur yang empuk terasa. 

Namun hari ini kami harus pagi-pagi (meski agak telat dikit) Karena mau pergi ke tempat wisata di luar Kota Soto. Mobil travel sudah siap menunggu di depan hotel. Disepakati tujuan pertama adalah tempat wisata air terjun Jumog di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.

Setelah menempuh perjalanan sekitar + 40 km, kami pun tiba di Desa Berjo. Dari sini kita harus berjalan kaki menuju lokasi air terjun dengan menuruni 116 anak tangga (tangga nya nga ikut program KB kali ya jadi anaknya sampai ratusan gitu).

Pintu gerbang menuruni Air Terjun Jumog
Pintu gerbang menuruni Air Terjun Jumog
Selama menuruni tangga, kita melewati dinding dinding tebing tanah penuh lumut laksana permadani hijau dan kiri kanan ada tumbuhan paku raksasa kami seperti berada di zaman prasejarah "Jurasic".

Begitu sampai di lembah, kita harus jalan kaki lagi menyisir sungai. Terlihat air jernih mengalir deras disela sela bebatuan. Sekitar 100 meter berjalan maka tibalah kita di bawah tumpahan air terjun Jumog yang sempat dijuluki surga yang hilang itu.

Alam Indah Ciptaan Tuhan YME
Alam Indah Ciptaan Tuhan YME
Terdengar jelas gemuruh gemiricak air (kalau gemiricik itu airnya dikit kalau airnya banyak itu namanya gemiricak wkwkwk). Kami lihat masing-masing pelancong bergantian untuk berselfie ria. Kita pun segera mencari posisi view terbaik untuk berswafoto. Jepret-jepret beberapa take foto terbaik pun berhasil didapatkan dengan latar air terjun Jumog yang penuh pesona.

Mantan Model
Mantan Model
Pesona AIr Terjun Jumog - pesona perut buncit
Pesona AIr Terjun Jumog - pesona perut buncit
Di lokasi air terjun terdapat kuliner sate kelinci namun kami batal menikmati karena tiba-tiba hujan turun dengan lebat, untung kami sempat berteduh, tapi karena masih ada jadwal kunjungan lagi, kami pun membeli jas hujan untuk kembali ke mobil jemputan.

Hari makin siang, sudah saatnya kami untuk makan siang, mobil travel pun melaju ke lokasi Rumah Teh Ndoro Donker yang terkenal itu. Setelah parkir mobil, kami memasuki rumah resto cantik bernuansa eropa. Kita langsung mencari tempat duduk di teras samping dan terus memesan makanan. Tempat ini cocok banget bagi liburan family.

Rumah Teh Ndoro DOnker
Rumah Teh Ndoro DOnker
Soto iga sapi, iga sapi bakar, tempe dan tahu goreng, green tea, jasmine tea, black tea, milk tea green latte itu menu yang kami pesan plus garam tentunya. Kalau nga pakai garam, soulmate saya nga bisa nelan makanan jadi harus dipancing dulu dengan asinnya garam (bukan asin nya kehidupan ya).

Jangan Lupa Singgah ke Sini
Jangan Lupa Singgah ke Sini
Soto iga sapinya enak, iga sapi bakarnya lezat, green dan jasmine tea nikmat, black tea apalagi, milk tea green latte bikin nagih ditambah tempe dan tahu goreng yang sungguh menggunggah selera sehingga kita pesan satu porsi tahu tempe lagi plus garam lagi tentunya.

Terlanjur jatuh cinta dengan rasa dan aroma teh yang disajikan, selesai makan minum kami pun membeli beberapa produk teh Ndoro Donker, belanja zaman now tinggal gesek (less cash society) beberapa kardus teh pun terbeli.

Dihalaman belakang rumah Juragan Ndoro Doker tersedia spot untuk para pengunjung yang suka berselfie ria. Dengan latar belakang kebun teh nan hijau dan pegunungan yang anggun, kami sempatkan bergantian untuk berswafoto dan sekalian juga ada sesi foto prewedding.

Prewedding 2
Prewedding 2
Hamparan Indah Kebun Teh di Ndoro Donker
Hamparan Indah Kebun Teh di Ndoro Donker
Masih ada satu destinasi lagi yang harus kami kunjungi, yaitu Candi Cetho. Untuk menuju lokasi candi ini, kami harus menempuh jalan penuh tanjakan curam dan berliku-liku. Mobil yang kami tumpangi sempat mati di tengah jalan, sempat kuatir harap-harap cemas namun sang driver cepat sigap dan kami melanjutkan perjalanan lagi naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali, kiri kanan ku lihat saja banyak pohon teh.

Diiringi cuaca mendung, kami tiba di Dusun Cetho yang berada di lereng kaki Gunung Lawu. Terlebih dahulu kita harus membeli tiket dan wajib mengenakan kain belang sebelum memasuki komplek candi cetho. Candi Cetho bercorak hindu dan masih aktif digunakan untuk beribadah.

Beribadah
Beribadah
Seorang temen mulai menghitug-hitung persediaan oksigen apakah sanggup menaiki anak tangga sampai ke puncak komplek candi. Karena saya seorang pelari (lari dari kenyataan) jadi saya jamin nafas saya nga bakalan ngosan-ngosan kalau ngosan ngosan juga itu berarti asma saya kambuh.

Di pelataran komplek Candi Cetho
Di pelataran komplek Candi Cetho
Dengan sabar kami menaiki komplek candi cetho, tiap pelataran terdapat arca dan relief. Dari pelataran komplek candi, sejauh mata memandang terlihat hamparan Pulau Jawa Dwipa. Di puncak komplek candi, terdapat arca menyerupai bagian tubuh manusia, yaitu alat kelamin pria. Menurut catatan, Candi Cetho ini merupakan candi peninggalan kerajaan Majapahit.

Prewedding 2
Prewedding 2
Arca di Candi Cetho
Arca di Candi Cetho
Di lokasi Candi Cetho terdapat basecamp para pendaki sebelum mereka mendaki ke puncak Gunung Lawu. Sebagai pecinta Alam ( bukan pecinta isteri orang lain ya) ku ajak temen-temen untuk mendaki Gunung Lawu, semuanya serentak menggelengkan kepala tanda menolak, katanya lebih baik kita memanjat "gunung" yang itu aja.

Hari sudah lewat tengah hari, sudah saatnya kami untuk kembali ke Solo. Mobil pun pelan menuruni turunan, kami disajikan indahnya hamparan perkebunan teh Kemuning. Tak terasa kami tiba-tiba sudah berada di hotel lagi, tak terasa karena selama perjalanan kami semua tertidur pulas.

Setelah take a shower terus istirahat bentar, pas sore hari nya kami pun melanjutkan pemburuan kuliner yang belum ter cek list. Kali ini tujuan kita Bakso Kadipolo. Tak sulit untuk menemukan lokasi bakso ini karena letaknya karena berada di kawasan strategis. Begitu sampai kita langsung memesan bakso paket lengkap.

Bakso Kalipolo begitu enak di lidah apalagi kuahnya, buktinya temen-temen nambah satu mangkok lagi itu artinya bakso ini memang nikmat patut direkomendasikan. Rasanya enak, Penyajiannya cepat dan Harganya terjangkau cocok buat tempat makan keluarga. Selain bakso tersedia juga menu aneka masakan jawa.

Target selanjutnya Cafe Tiga Tjeret. Cafe ini seperti tempat nongkrong favorit kids zaman now dan cafenya berkonsep urban. Menu disajikan secara prasmanan, pengunjung dapat self service bebas memilih masakan tradisional khas Jawa.

Kuliner Tradisional Cafe Tiga tjeret
Kuliner Tradisional Cafe Tiga tjeret
Sambil diiringi videoclip lagu top ten song billboard chart terbaru, kami menikmati minuman wedang tiga tjeret yang aroma rempah-rempahnya begitu harum menggoda. Minumannya terasa nikmat dan hangat pas sekali dengan cuaca dingin di malam itu.

Tak kan terpisah
Tak kan terpisah
Malam pun mulai larut, perut mulai keroncongan lagi, saatnya untuk diisi lagi dengan menu penutup, kami pun meluncur menuju kuliner Nasi Liwet Bu Wongso Lemu. Di lokasi kuliner ini sepanjang jalannya banyak terdapat kuliner sejenis yang ternyata masih saudaraan.

Begitu masuk kami langsung disuguhin lagu begawan solo oleh para sinden. Tak beberapa lama, pesanan pun tersaji, nasi liwet, suwiran ayam, telur, labu pedas. Tak menunggu aba aba lagi hidangan nasi liwet langsung disantap. Suasana tiba tiba senyap tanda bahwa temen temen begitu menikmati gurihnya nasi liwet. Jangan lupa ya ngasih tip kepada ibu ibu sinden yang udah pada nyanyi nembang biar tetap eksis.

Sumringah karena menunya cocok di hati
Sumringah karena menunya cocok di hati
Malam pun semakin larut, saatnya kami kembai ke hotel untuk memberikan kesempatan kepada tubuh untuk istirahat setelah seharian jalan-jalan. Kami pun tertidur pulas ditengah dinginnya malam itu sambil memimpikan kapan lagi dapat liburan gratis.

Hari Ketiga

Di minggu pagi, temen temen punya acara masing-masing, ada yang pergi ke car free day, ada yang menjenguk mertua, ada yang mengunjungi isteri muda dan ada acara mijit memijit biar tubuh fit semua katanya termasuk fit itu-nya. Wkwkwk.

Di pagi itu juga, kami siap-siap untuk check out dari hotel, sebelum ke bandara sore harinya kami mutar mutar solo dulu ke beberapa tempat yang belum dikunjungi terutama tempat belanja oleh-oleh khas solo. Sekitar jam 9 pagi kami ke Roti Orion, toko legendaris khusus jualan oleh oleh khas solo. Temen-temen sepertinya memborong banyak aneka oleh-oleh untuk dibawa pulang. Disini oleh-oleh dapat langsung dipacking rapi.

The next, mobil yang kami tumpangi menuju ke Pasar Triwindu, pasar pusat penjualan barang barang atik. Disitu kita akan menemui banyak barang-barang antik dari logam kuningan, arca batu, lampu-lampu antik, setrika besi, dll. pokoknya semua barang jadul yang ada di zaman kakek nenek kita ada disini.

Bersama itu indah
Bersama itu indah
Menurut keterangan seorang penjual, barang-barang antik tersebut ada yang benar-benar antik dan ada juga yang barang antik reflika hasil dari para pengrajin. Kata penjualnya kita dapat memesan ornamen atau bentuk benda tertentu tinggal kirim desainnya maka akan dibuatkan oleh pengrajinnya persis dengan desain yang diminta.

Di tulisan ini saya sertakan kontak person pedagangnya, siapa tahu para kompasianer ada hobby koleksi barang antik dapat mengontak yang bersangkutan. (Maya Putri Indrayani HP: 085725635505 WA : 08122638744 Toko Maya Antique).

Berikutnya apalagi ya, oh iya Timlo Sastro, temen-temen penasaran dengan kuliner yang satu ini, tanpa koment lagi langsung meluncur ke TKP, parkir mobil, pesan timlo, disajikan langsung dilahap. Tempatnya tidak terlalu luas dan banyak pelanggannya. Namun yang patut disayangkan dari tempat kuliner ini adalah aroma bau menyengat yang berasal dari tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang tepat berada di seberang jalan.

Langkah-langkah orang lagi laper
Langkah-langkah orang lagi laper
Dari timlo Sastro, kami melanjutkan pemburuan oleh-oleh ke Serabi Notosuman, sampai disana kami langsung beli beberapa kotak serabi. Kata empunya, serabi untuk oleh-oleh sebaiknya yang dingin karena awetnya lebih lama dibanding serabi panas yang baru masak.

Perjalanan kami berlanjut ke Taman Swedari, namun pas tiba disana tidak ada taman, yang kami temui hanya toko-toko mainan tradisional, sanggar tari dan pusat hiburan rakyat. Kami membeli beberapa mainan tradisional yang menarik.

Tak ingin berlama-lama disana, kami langsung menuju Benteng Vantenburg. Dinding bentengnya berwarna putih dan berdiri kokoh perkasa. Disayangkan ternyata benteng ini tertutup untuk bagi umum. Jadi kita hanya dapat melihat dan berfoto di depan pintu utama benteng.

Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo berasal dari Kota Solo, terlintas di kepala kami kenapa nga kesana aja berkunjung. Kebetulan sang driver tahu lokasinya. Kami pun meminta sopir untuk segera menuju ke rumah Bapak Jokowi.

Tak selang beberapa lama kami pun berkunjung ke rumah Pak Jokowi meskipun hanya lewat saja di depan kompleknya. Meski hanya lewat kompleknya tapi kami senang karena sempat singgah dan masuk bentar di Graha Saba tempat pernikahan Kahiyang-Bobby kemarin.

Hari sudah lewat tengah hari, saatnya tuk makan siang, mobil travel kami arahkan ke Warung Sate Kambing Mbok Galak, tempatnya tak jauh dari rumah Bapak Jokowi. Begitu sampai aroma masakan kambing langsung tercium, kami pun cepat-cepat mencari tempat duduk karena pelanggannya berjubel sedangkan tempatnya tak begitu luas.

Sate Kambing Mbok Galak
Sate Kambing Mbok Galak
Tempat duduk berhasil didapatkan. Kalo liat periuk tempat memasaknya kami langsung berselera dan memancing nafsu makan. Kami pun langsung memborong semua menu yang ada seperti sate kambing, sate buntel, tongseng, tengkleng, dan gule kambing.

Lihat ini - Nikmatnya Coy
Lihat ini - Nikmatnya Coy
Tak selang beberap lama pesanan kami langsung disajikan lengkap dengan minuman es kelapa hijaunya. Temen-temen langsung tancap gas mencicipi satu persatu menu masakan kambing yang ada di atas meja. Kalau ditanya rasanya, waduh sulit dilukiskan dengan kata-kata, makyuss, top markotop, enak banget pokoknya. Dari semua kuliner yang kami cicipi selama tiga hari di Solo, Warung Sate Kambing Mbok Galak ini yang paling the best enaknya, rasanya keringatan membawa nikmat, recomended banget dah.

Tongseng, Sate Kambing, Sate Buntel, Tengkleng, Gule
Tongseng, Sate Kambing, Sate Buntel, Tengkleng, Gule
Sate Mbok Galak - Asli Top Markotop
Sate Mbok Galak - Asli Top Markotop
Kuliner Mbok Galak merupakan penutup makan hari ini yang sempurna. Setelah bayar kami pun pergi meluncur ke bandara. Seperti prediksi kami, penerbangan kami ditunda dari pukul 17.00 sore ke pukul 19.00, kami harus legowo dan berdamai dengan diri sendiri karena kami sudah terlanjur beli tiket pulang naik maskapai penerbangan paling sering delay sedunia.

Setelah mendapat nasi kotak dari maskapai, beberapa saat kami dipanggil untuk menaiki pesawat. Kami pun dapat pulang kembali ke tanah air tercinta, berkumpul lagi bersama keluarga tercinta dan bertemu lagi dengan pekerjaan tercinta. Di dunia ini yang penting itu ada cinta dan kasih sayang biar hidup ini indah adanya.

Penutup

Berikut tips untuk dapat liburan gratis :

  • Rajin rajinlah merayu atasan atau bos Anda atau temen Anda yang lagi banyak punya duit agar mau jadi donor liburan, kalau Anda punya bakat perayu handal maka pasti berhasil.
  • Rajin-rajinlah ikut lomba menulis yang hadiahnya liburan gratis.
  • Rajin-rajinlah berdoa kepada Tuhan YME moga diberi rezeki yang berlebih agar dapat liburan.

Salam Kompasiana

Special Thanks To :

Pak Bito, NN, Bang Dedy, Mas Tony, Mas Rangga & Isteri

Mbak Melda, Mbak Rizka & Mbak Feby

Terima Kasih Atas Kebersamaan kalian

Kompasiana terima kasih banyak ya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun