Hamparan Indah Kebun Teh di Ndoro Donker
Masih ada satu destinasi lagi yang harus kami kunjungi, yaitu
Candi Cetho. Untuk menuju lokasi candi ini, kami harus menempuh jalan penuh tanjakan curam dan berliku-liku. Mobil yang kami tumpangi sempat mati di tengah jalan, sempat kuatir harap-harap cemas namun sang driver cepat sigap dan kami melanjutkan perjalanan lagi naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali, kiri kanan ku lihat saja banyak pohon teh.
Diiringi cuaca mendung, kami tiba di Dusun Cetho yang berada di lereng kaki Gunung Lawu. Terlebih dahulu kita harus membeli tiket dan wajib mengenakan kain belang sebelum memasuki komplek candi cetho. Candi Cetho bercorak hindu dan masih aktif digunakan untuk beribadah.
Seorang temen mulai menghitug-hitung persediaan oksigen apakah sanggup menaiki anak tangga sampai ke puncak komplek candi. Karena saya seorang pelari (lari dari kenyataan) jadi saya jamin nafas saya nga bakalan ngosan-ngosan kalau ngosan ngosan juga itu berarti asma saya kambuh.
Di pelataran komplek Candi Cetho
Dengan sabar kami menaiki komplek candi cetho, tiap pelataran terdapat arca dan relief. Dari pelataran komplek candi, sejauh mata memandang terlihat hamparan Pulau Jawa Dwipa. Di puncak komplek candi, terdapat arca menyerupai bagian tubuh manusia, yaitu alat kelamin pria. Menurut catatan, Candi Cetho ini merupakan candi peninggalan kerajaan Majapahit.
Di lokasi Candi Cetho terdapat basecamp para pendaki sebelum mereka mendaki ke puncak Gunung Lawu. Sebagai pecinta Alam ( bukan pecinta isteri orang lain ya) ku ajak temen-temen untuk mendaki Gunung Lawu, semuanya serentak menggelengkan kepala tanda menolak, katanya lebih baik kita memanjat "gunung" yang itu aja.
Hari sudah lewat tengah hari, sudah saatnya kami untuk kembali ke Solo. Mobil pun pelan menuruni turunan, kami disajikan indahnya hamparan perkebunan teh Kemuning. Tak terasa kami tiba-tiba sudah berada di hotel lagi, tak terasa karena selama perjalanan kami semua tertidur pulas.
Setelah take a shower terus istirahat bentar, pas sore hari nya kami pun melanjutkan pemburuan kuliner yang belum ter cek list. Kali ini tujuan kita Bakso Kadipolo. Tak sulit untuk menemukan lokasi bakso ini karena letaknya karena berada di kawasan strategis. Begitu sampai kita langsung memesan bakso paket lengkap.
Bakso Kalipolo begitu enak di lidah apalagi kuahnya, buktinya temen-temen nambah satu mangkok lagi itu artinya bakso ini memang nikmat patut direkomendasikan. Rasanya enak, Penyajiannya cepat dan Harganya terjangkau cocok buat tempat makan keluarga. Selain bakso tersedia juga menu aneka masakan jawa.
Target selanjutnya Cafe Tiga Tjeret. Cafe ini seperti tempat nongkrong favorit kids zaman now dan cafenya berkonsep urban. Menu disajikan secara prasmanan, pengunjung dapat self service bebas memilih masakan tradisional khas Jawa.
Kuliner Tradisional Cafe Tiga tjeret
Sambil diiringi videoclip lagu top ten song billboard chart terbaru, kami menikmati minuman wedang tiga tjeret yang aroma rempah-rempahnya begitu harum menggoda. Minumannya terasa nikmat dan hangat pas sekali dengan cuaca dingin di malam itu.
Malam pun mulai larut, perut mulai keroncongan lagi, saatnya untuk diisi lagi dengan menu penutup, kami pun meluncur menuju kuliner
Nasi Liwet Bu Wongso Lemu. Di lokasi kuliner ini sepanjang jalannya banyak terdapat kuliner sejenis yang ternyata masih saudaraan.
Lihat Travel Story Selengkapnya