Nah Mall di samping Hotel Paragon Solo ini ada bioskopnya dan kebetulan masih minggu tayang film DC Justice League, salah satu film superhero yang wajib ditonton kalau belom nonton juga bearti bukan termasuk kids zaman now namanya.
Untuk transportasi darat selama di Solo kami menggunakan jasa mobil travel yang kabinnya luas (type minibus Toyota Hiace), supaya kami dapat lebih nyaman dan dapat mengangkut semua koper dan berkarung karung oleh-oleh  dari Solo nantinya.
Hari Pertama
Sempat delay 45 menit, pesawat paling delay sedunia yang kami tumpangi pun mendarat dengan selamat di bandara Adi Sumarmo Solo. Traveling zaman now tak afdol rasanya kalau nga berswafoto. Semua ambil gaya dan posisi, foto pertama pun didapatkan.
Bandara Adi Sumarmo Solo - I love u all
Mobil travel sudah datang menjemput bertempatan dengan bunyi keroncongan perut kami. Maka diputuskanlah langsung mobil menuju kuliner terkenal, Soto Gading. Masalah kecil muncul, si Driver ternyata baru kerja di Solo, otomatis agak gagap waktu kita tanya tempat-tempat yang mau kita kunjungi untuk kita punya petunjuk yang cukup sakti yaitu sang google map.
Ketika sampai,
tempat soto gading sudah ramai penuh dengan pelaggan, untung kami dapat tempat dan kami langsung pesan soto campur dan soto pisah (nasi). Di atas meja kami tersedia aneka masakan jeroan dan sate. Sekitar 5 menit pesanan pun datang, semua melahap habis soto yang dihidangkan dan semua sepakat mengatakan bahwa Soto Gading memang enak dan tempat kuliner ini patut direkomedasikan karena cepat penyajiannnya, nikmat rasanya, dan terjangkau harganya. Sesuai taglinenya Soto Gading Selera Pejabat Harga Merakyat.
Soto Gading - Selera Pejabat, Harga Merakyat
Testing kuliner pertama - Soto Gading - Solo
Kunjungan kedua adalah
Museum Batik Danar Hadi, Di Kota Solo sepertinya nga ada macet, mobil meluncur mulus ke The House of Danar Hadi. Begitu sampai kita disambut ramah oleh pegawai yang mengarahkan kami untuk membeli tiket masuk museum.
Museum Batik Danar Hadi - Solo
Disana kami hanya boleh menyaksikan dan dilarang untuk memotret. Â Banyak koleksi kain batik bersejarah yang dipajang disini dari batik khas keraton, batik china, batik belanda hingga batik modern. Kalau mau tau sejarah batik maka disinilah tempatnya.
Setelah puas keliling dan mendapatkan penjelasan dari pemandu museum Mbak Aulia namanya, kita dibawa ke workshop untuk melihat proses pembuatan batik secara langsung. Ternyata proses pembuatan batik itu cukup lama sekitar 3 bulan bahkan lebih. Terakhir sebelum keluar museum, kita membeli beberapa potong baju batik Danar Hadi.
Belajar Membatik ( bukan membatin ya )
Dari museum batik, target berikutnya adalah kudapan legendaris khas
solo sejak 1923
Serabi Notosuman. Selama di jalan, hujan turun cukup lebat dan di otak kami masih memikirkan baju batik Danar Hadi super keren yang nga sanggup kebeli tadi (harganya itu coy).
Kami pun sampai di lokasi serabi notosuman yang ternyata ada dua tempat yaitu Serabi Notosuman (warna hijau) dan Srabi Notosuman (warna merah) yang ternyata si empunya masih saudaraan. Kami coba beli dua-duanya, karena perut sudah mulai lapar, semua melahap habis 3 kotak serabi yang dibeli. Rasanya enak dan teksturnya padat namun tetap lembut, selembut hatimu, iya kamu.
Lihat Travel Story Selengkapnya