Mohon tunggu...
Remy Riverino
Remy Riverino Mohon Tunggu... pegawai negeri -

....................Ingin selesai dengan diri sendiri...........................

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahukah Anda, Si Temannya Spiderman dan Sepupunya Ant Man yang Paling Menyebalkan?

11 Juli 2017   22:35 Diperbarui: 11 Juli 2017   23:10 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhirnya setelah melakukan referendum, akhirnya rayap-rayap memutuskan untuk mulai melakukan invasi ke rumah-rumah. Dengan insting serangga yang dimiliki, mereka menemukan jalan dengan cara mengikuti jalur plumbing yang tertanam dalam tanah untuk menuju rumah manusia dan melalui celah-celah retakan pondasi rumah, rayap-rayap ini satu persatu diam-diam masuk ke dalam rumah.

Salifa rayap (air liur) mampu memisahkan ikatan molekul semen dan pasir pada konstruksi beton sebuah bangunan. Air liur nya mirip dengan air liur alien yang korosif terhadap beton dan logam.  Jadi dengan adanya celah atau retakan sedikit pada sisi sisi pondasi atau dinding bangunan maka dengan mudah mereka dapat memasuki rumah.

Dengan alat GPS berupa sungut sungut mereka akhirnya dapat menemukan lokasi-lokasi sumber makanan baru dalam rumah kita seperti lemari buku beserta koleksi buku dan komik marvel kita, kusen pintu dan jendela, dinding, tiang dan plafond yang terbuat dari bahan kayu. Yang kalau kita lihat dari luar secara kasat mata sepertinya baik-baik saja. Setelah dibuka, buku komik habis separu halaman dan dinding tiang rumah pun berongga. Saat itu perasasan kita sedih sekaligus marah karena koleksi komik marvel kesayangan tinggal kenangan dan sebentar lagi rumah kita tinggal tiang-tiang.

Cara rayap dalam menggerogoti rumah kita mirip dengan cara para koruptor yang daya tipu muslihatnya sangat licik dan licin sehingga mampu menggerogoti uang rakyat.  Tampak dari luar, bersikap santun dan memperjuangkan nasib rakyat namun pada kenyataannya (setelah di tangkap OTT oleh KPK) ternyata melakukan korupsi bahkan korupsinya berjemaah.

Bedanya rayap melakukannya atas dasar menyambung hidup karena kehabisan makanan demi keberlangsungan spesies rayap di muka bumi. Sedangkan para koruptor melakukkannya atas dasar nafsu serakah yang selalu merasa kurang.

Solusi? Untuk mencegah atau membasmi rayap agar tidak masuk dan merusak rumah berserta isinya maka dapat dilakukan pencegahan melalui penyemprotan dan injeksi (pemboran) dengan zat kimia anti rapat pada komponen-komponen rumah yang terbuat dari kayu, kertas dan kain (bahan yang mengandung enzim selulosa). Kompasianer dapat menggunakan jasa perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembasmian rayap tentunya perusahaan yang mempunyai tenaga ahli bersertifikasi (silahkan googling, sekarang sudah banyak perusahaan yang menawarkan jasa pembasmian hama).

Cara paling mudah, kita tinggal menelpon Spiderman dan Ant-Man agar si Rayap di suruh pulang ke Markas Avenger bergabung ke sana tapi sayangnya saya tidak punya nomor telepon mereka.

Untuk dapat membasmi para koruptor dari negeri tercinta Indonesia, saat ini ayo mari kita bersama satu langkah untuk mendukung KPK agar lebih kuat dan semakin kuat.  Kapan negara kita maju dan sejahtera sejajar dengan negara negara adidaya di dunia kalau korupsi masih saja menggerogoti negeri ini tanpa henti.

Negara lain seperti Amerika saat ini sedang sibuk mengembangkan telescope James Webb untuk mengeksploirasi luar angkasa bahkan kalau dapat diumpamakan saking canggihnya teleskope ini mampu "melihat rayap-rayap di planet mars sana?" sedangkan negeri kita masih sibuk dengan persoalan rayap-rayap kebencian dan koruptor.

Penutup, Dalam kehidupan ini, rayap yang paling berbahaya adalah rayap-rayap kebencian di hati kita, jadi jangan sampai ia menggerogati hati kita. Mari kita tebarkan kebaikan agar hidup kita lebih bermanfaat bagi negeri tercinta.

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun