Mohon tunggu...
Remy Riverino
Remy Riverino Mohon Tunggu... pegawai negeri -

....................Ingin selesai dengan diri sendiri...........................

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Hari Telur Sedunia, Mukidi dan Pilkada Jakarta

14 Oktober 2016   14:29 Diperbarui: 14 Oktober 2016   14:56 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini hari telur sedunia 14/10/2016

Hari telur sedunia dirayakan setiap tahun pada hari jumat minggu kedua setiap bulan Oktober. Hari telur sedunia dirayakan sejak 1996 yang dimaksudkan dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya manfaat telur sebagai sumber pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi sehingga sangat baik bila menjadi menu pilihan bagi suatu keluarga terutama di negara-negara berkembang.

Konsumsi telur penduduk Indonesia masih rendah yaitu kira-kira 1,6 butir/minggu yang seharusnya 4 butir/minggu. Konsumsi yang tergolong rendah ini bukan disebabkan oleh rendahnya daya beli namun katanya karena masyarakat Indonesia yang lebih bela-belain beli rokok daripada membeli telur.

Fakta lainnya, di kalangan anak-anak kost konsumsi telur tetaplah tinggi karena dengan sebungkus mie instan + telur, ia merupakan makanan wajib alias paling populer karena dapat disajikan cepat, makyos dan murah meriah.

Mie instan + telur rebus atau telur dadar kalau disurvey pasti merupakan menu favorit pokoknya Indonesia banget dech. Tapi lembaga survey yang lagi-lagi rame menjelang pilkada pasti ogah mensurvey telur lebih baik mensurvei para calon pemimpin daerah lebih ber “gizi”katanya.

Si Fenomena Mukidi

Bicara seputar telur, kompasianer jadi teringat cerita si Mukidi saat dititipin isteri beli kutang alias BH (BusteHouder = penahan payudara). Ceritanya diawali ketika Mukidi pulang kerja naik motor kesayangannya. Dalam perjalan pulang Mukidi ditelpon isteri minta dibeliin BH baru, sebagai suami yang sayang isteri, Mukidi mengiyakan dan membelokan motor ke arah pasar terdekat. Mukidi pun tiba dipasar dan langsung menuju toko pakaian dalam.

Pedagang:    Mau beli apa bang? Disini jual aneka pakaian dalam wanita bang! Boleh dilihat

Mukidi:    Ini saya dititipin isteri, mau dibelikan BH katanya.

Pedagang:    Ini ada bang, tersedia dalam berbagai model, ukuran dan warna hijau, kuning, kelabu, merah muda dan biru. Silahkan dipilih.

Mukidi:    Oh iya saya liat pilih dulu ya (Mukidi memilih-milih dan ia mulai kebingungan)

Pedagang:    Maaf bang kalo boleh tau ukurannya berapa, biar saya bantu cariinnya?

Mukidi:    Iya neh saya lupa ukurannya berapa? (Mukidi mau nelpon isiteri tapi pas pulsanya sekarat, mukidi tambah bingung mau pulang atau tetap beli).

Pedagang:    Mohon maaf bang, bukannya saya tidak sopan, apakah besarnya segini?  (pedagang memperlihatkan bola tenis)

Mukidi:    tidak!

Pedagang:    Apakah ukurannya segini bang? (pedagang sambil mengepalkan tangan)

Mukidi:    bukan!

Pedagang:    Lalu sebesar apa bang? Maaf ya bang

Mukidi:    Sebesar telur ayam (sebagai suami yang sah tentu Mukidi sangat mahfum akan ukuran dimaksud)

Pedagang:    Wah kalau ukuran segitu saya tidak jual bang (Si pedagang otaknya mulai persepsi macem-macem).

Mukidi:    oh, maksudnya saya itu ukurannya kira-kira sebesar “Telor Ayam Dadar”.

Pedagang:    oh begitu......(muka terkejut) wah kebetulan stocknya habis mungkin bisa abang cari di toko sebelah. (Pedagang pun mulai “iri hati” ama beruntungnya nasib si Mukidi)

Mukidi:    oke makasih ya...... (Mukidi pun berlalu melanjutkan misi sebagai suami teladan)

Mukidi lupa bahwa dia sendiri punya "sepasang telur" yang dibawa kemana-mana hehehe.

Pilkada DKI Jakarta

Kalau melihat fenomena pilkada saat ini khususnya pilkada DKI Jakarta, partai-partai sepertinya “gagal” dalam men-telur-kan kader-kader terbaiknya sebagai calon pemimpin di masa depan. 

Partai-partai pengusung sebelumnya nampak masih kebingungan untuk menetapkan calon pemimpin DKI Jakarta dari kalangan kadernya sendiri yang jika dibandingkan dengan petahana, tingkat elektabilitas mereka yang dari partai ini masih kalah populer.

Akhirnya dipilihlah mereka yang berasal dari luar partai dan terpilihlah dari kalangan dengan latar belakang akademisi, profesional, birokrat dan militer, itu pun diumumkan saat-saat detik terakhir.

Terus kemudian ada pro kontra tentang pengutipan ayat kitab suci, terhadap hal ini menurut saya daripada kita ribut-ribut sana sini lebih baik kita membuka kembali kitab suci terus ngaji (membaca & memahami syukur syukur dapat mengamalkan) setiap hari itu lebih baik karena kita jadi lebih dekat kepada Tuhan YME sehingga dapat menenteramkan jiwa kita semua dan ada pahala-nya lagi.

Semoga Pilkada DKI Jakarta berjalan dengan rukun, damai, aman dan penuh kegembiraan.

Selamat hari telur sedunia, Salam damai Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun