Mohon tunggu...
Remy Riverino
Remy Riverino Mohon Tunggu... pegawai negeri -

....................Ingin selesai dengan diri sendiri...........................

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Film San Andreas (2015) : The Rock Pakai Cincin Batu Akik Pirus

6 Juni 2015   00:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Berpeganganlah pada suatu yang kokoh dan selamatkanlah dirimu” Film San Andreas (2015)

Film San Andreas merupakan film bertema bencana sekaligus bertema keluarga mengisahkan sepasang suami isteri yang dalam proses bercerai harus berjuang bersama menyelamatkan anak gadis tercinta mereka ditengah-tengah bencana gempa dan tsunami yang dahsyat. Mereka berhasil selamat melalui bencana ini dan bersatu kembali jadi keluarga yang utuh.

Film produksi Warner Bross dan New Line Cinema ini merupakan gabungan Film 2012 (2009) dan Film The Day After Tomorrow (2004). Setelah 10 menit pertama, film ini menyajikan adegan dan visual efek yang memukau, kehancuran Kota LA dan San Francisco oleh gempa tektonik berhasil dihadirkan begitu nyata seperti benar-benar terjadi.

Saya suka tampilan visual saat tsunami akibat gempa berkekuatan 9,6 skala ricther yang menghempas Kota San Fracisco apalagi saat Jembatan Golden Gate hancur dihujam kapal peti kemas. Bencana gempa tektonik LA dan San Frasisco terjadi akibat bergesernya patahan kerak bumi yang yang terbentang sepanjang pesisir timur Amerika Serikat yang diberi nama Patahan San Andreas.

Film yang disutradarai oleh Brad Peyton ini diawali adegan penyelamatan gadis ABG oleh Tim PMK (baca: tim rescue) Los Angeles, yang terjebak di dalam mobil yang tersangkut di tepi sebuah jurang. Ray (Dwayne “The Rock” Johnson) sebagai kapten tim sekaligus pilot helikopter berhasil menyelamatkan gadis pada saat kritis dalam suatu adegan yang dramatis.

Ray seorang pria paruh baya yang lagi galau karena dalam proses cerai dan hidup terpisah dengan anak perempuannya, Blake (Alexandra Daddario) yang memilih bersama ibunya, Emma (Carla Gugino). Sebenarnya Ray punya 2 orang anak gadis namun saat kecil anak gadis yang satunya tewas tenggelam saat arum jeram bersama Ray.

Kemudian plot cerita melompat ke sebuah bendungan dimana Prof. Lawrence (Paul Giamatti) seorang pakar gempa, yang sedang melakukan penelitian untuk membuktikan kebenaran teori gempanya dan ia berhasil, Namun justru di bendungan inilah rangkaian bencana itu dimulai dan Profesor kehilangan rekan penelitinya yang tewas karena bendungan runtuh akibat gempa yang terjadi.

Akibat gempa awal di bendungan tersebut, Ray pun membatalkan liburan bersama putrinya demi panggilan tugas. Blake pun memutuskan untuk pergi ikut pacar ibunya, Daniel Riddick (Ioan Gruffudd) yang lagi melakukan perjalanan bisnis ke San Francisco. Sedangkan sang ibu, Emma tinggal di LA bersosialita.

Rangkaian bencana gempa hebat pun mulai mengguncang LA, gedung-gedung pencakar langit pun luluh lantak. Saat itu, Emma berada di restoran yang berada di lantai atas gedung. Emma pun panik, untung saat itu masih dapat melakukan kontak dengan Ray yang langsung pergi menjemput dengan helikopter rescue-nya. Atas perintah Ray, Emma berlari ke puncak gedung untuk memudahkan evakuasi, adegan mendebarkan pun terjadi saat Emma berlari menggapai keranjang evakuasi sementara gedung-gedung yang lebih tinggi disamping kiri kanan runtuh bergantian. Emma selamat, namun adegan mendebarkan masih berlanjut, Ray harus keluar dari reruntuhan gedung, helikopternya pun berliuk-liuk menghindari jatuhan reruntuhan. Mereka berdua berhasil selamat.

Di San Francisco, Blake berkenalan dengan seorang pemuda lugu dari Inggris, Ben Taylor (Hugo Johnstone Burt) dan adik kecilnya Ollie (Art Parkinson) yang datang ke kantor Daniel untuk melamar pekerjaan. Saat meninggalkan gedung dengan mobil, Blake dan Daniel merasa ada sesuatu yang janggal, mobil-mobil di parkiran bergonjang dan tiba-tiba lantai diatasnya pun runtuh menimpa mobil yang ditumpangi Daniel dan Blake.

Mobil tertindih reruntuhan, sopir tewas, kaki Blake terjepit dan daniel berhasil keluar mobil. Daniel panik tak bisa berpkir normal lagi lalu ia pergi meninggalkan blake sendirian begitu saja. Padahal sebelumnya dalam perjalanan ke San Francisco, Daniel menyakinkan Blake bahwa ia akan menggantikan tempat ayahnya Ray namun Daniel sepertinya bukan seorang pria sejati dan pada adegan selanjutnya Daniel tewas tertimpa peti kemas.

Saat kepanikan yang sangat, terjepit dalam mobil, Blake sempat mengontak Ayahnya Ray dan tiba-tiba tanpa disangka, Ben dan Ollie yang baru saja dikenalnya beberapa menit lalu, datang menolongnya. Setelah bersusah payah ditambah dengan kecerdesan Ben, Blake berhasil selamat.

Ray yang saat itu bersama Emma dari LA langsung memutar arah helinya menuju San Francisco untuk menyelamatkan putri tercinta mereka namun sayang ditengah perjalanan helinya harus mendarat darurat karena gagal mesin. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan dengan mobil namun sekali lagi gagal karena terhalang jurang yang baru terbentuk karena gempa. Tapi pertolongan Tuhan masih ada, mereka akhirnya dapat ke San Francisco dengan pesawat terbang kecil yang mereka temukan dari bantuan pasangan orang tua yang baik hati.

Blake yang sejak keciil dididik oleh ayahnya untuk dapat survive di tengah bencana, di bantu Ben dan Ollie berhasil menghubungi kembali ayahnya Ray dengan menggunakan peralatan komunikasi manual. Atas perintah Ray, mereka diminta segera pergi ke tempat yang lebih tinggi.

Perjuangan Blake, Ben dan Ollie melalui bencana gempa dan  tsunami dan perjuangan ayah ibunya yang mencari anak tercinta penuh cemas menghadirkan drama dan adegan demi adegan yang mendebarkan dan mampu memacu emosi kita yang menonton. Ditambah lagi dengan tampilan visual efek bencana yang memukau maka sempurnalah film ini. Tapi dasar yang namanya film Hollywood, ditengah-tengah bencana yang mencekam, sempat-sempat saja ada adegan romantis (baca: kiss me) yach diimaklumi aja dech.

Di scene dekat-dekat akhir film, saat Dwayne Johnson pemeran tokoh Ray memeluk putrinya, terlihat The Rock memakai cincin batu akik "sleeping beauty" jenis batu pirus dengan motif polos. Ternyata batu akik digemari artis Hollywood juga jangan-jangan cincinnya belinya di Rawa Bening Jatinegara Jakarta. 

Saya cukupkan sampai disini, biar tidak mengurangi rasa penasaran Anda terhadap film ini. Silahkan melanjutkan menontonnya di bioskop terdekat. Direkomendasikan film ini harus ditonton dan layak tonton, kalau boleh menilai dari Skala 1-10, film ini layak dikasih score 8,90.

Film ini mencoba menyampaikan pesan bahwa tidak ada seorang manusia pun yang mampu melawan kemarahan alam yang datang kapan saja dan kita semua harus sigap bencana. Dan keluarga adalah harta yang tak terhingga yang harus kita jaga. Sayang isteri, sayang anak maka disayang Tuhan begitu kata Pakde Kartono. @SALAM KOMPASIANA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun